6.17.2008

PENGARUH INSIDE DAN OUTSIDE PATRIOTISME TERHADAP KEAMANAN WILAYAH GEOPOLITIK AS ( Studi Kasus Pengeboman Oklahoma)


Berakhirnya perang dingin belum menjamin bagi terwujudnya keamanan dan perdamaian dunia. Hal ini disebabkan karena semakin berkembangnya ancaman yang bersifat non tradisional seperti, konflik antar etnis/ras, terorisme. Ancaman non tradisional tetap menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat internasional karena merupakan bentuk ancaman terhadap perdamaian dunia yang dapat berkembang menjadi ancaman yang berskala besar. Perkembangan dan kecenderungan dalam konteks strategis memberi indikasi bahwa ancaman tradisional berupa agresi atau invasi sesuatu negara terhadap negara lain sangat kecil kemungkinannya. Sedangkan kecenderungan keamanan global memunculkan ancaman baru, yakni ancaman keamanan yang bersifat non tradisonal yang dilakukan oleh aktor non-negara. Ancaman keamanan non tradisional tersebut pada awalnya merupakan ancaman terhadap keamanan dan ketertiban publik. Namun pada tingkat eskalasi tertentu, ancaman dapat berkembang sampai pada taraf yang membahayakan keselamatan bangsa.

Studi kasus yang diambil adalah peristiwa pengeboman di kota Oklahoma, AS yang mana dianggap sebagai teror yang membahayakan keselamatan bangsa AS. Hal inilah yang menimbulkan goncangan pemerintah Amerika Serikat. Pengeboman Oklahoma City adalah sebuah serangan teroris di mana gedung Federal Alfred P. Murrah, sebuah kompleks perkantoran pemerintah AS di pusat kota Oklahoma City, Oklahoma dihancurkan dengan menewaskan 168 orang. Kasus ini adalah serangan teroris domestik terbesar kedua dalam sejarah Amerika Serikat.

Bom tersebut, diletakkan dalam sebuah truk sewaan, diledakkan di jalan gedung tersebut pada 19 April 1995 pukul 09.02 pagi waktu setempat. 2.300 kg bahan peledak, dibuat dari Amonia nitrat, sejenis pupuk yang digunakan dalam pertanian, nitrometan, sejenis bahan bakar untuk mobil balap. Pelakunya adalah Timothy McVeigh, seorang veteran Perang Teluk, yang ditangkap sejam setelah kejadian tersebut setelah secara kebetulan ditangkap polisi karena mobilnya tidak mempunyai plat kendaraan dan Terry Nichols, seorang simpatisan yang anti-pemerintah.

Tujuan McVeigh melakukan peledakan ini adalah karena dia menganggap bahwa perlawanan yang dilakukannya dinilai sah apabila bertujuan untuk melawan peradaban yang dianggapnya salah sehingga arena itu patut untuk dihancurkan. Banyak pihak yang berpendapat bahwa McVeigh memang seorang aktivis anti-pemerintahan yang ekstrim. Dia seringkali mengutip dan menyinggung sebuah novel kontoversial yang berjudul The Turner Diaries yang menggambarkan aksi terorisme untuk menyerang ibukota AS, Washington sama dengan tindak kejahatan biasa yang telah ia lakukan. Sikap anti-pemerintah McVeigh ini juga disebabkan karena kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah Amerika setelah terjadinya Perang Teluk untuk mengeksekusi tawanan perang yang telah menyerah dan banyaknya pembunuhan yang dilakukan oleh tentara Amerika sepanjang rute yang dilalui ketika meninggalkan Kuwait. Sehingga dapat dikatakan bahwa unsur inside patriotisme sangat berpengaruh dalam menyebabkan munculnya gerakan teroris domestik seperti yang dipelopori oleh McVeigh.

Akibat langsung dari pengeboman Oklahoma City adalah diluncurkannya RUU Antiterorisme (Omnibus Counterterrorism Act) tahun 1995, yang disetujui oleh Kongres dan Senat, kemudian disahkan oleh Presiden Clinton. Salah satu klausulnya mengizinkan pemerintah AS untuk menggunakan bukti-bukti dari sumber-sumber rahasia dalam proses pendeportasian orang asing yang dicurigai terlibat terorisme, tanpa harus mengungkap sumber rahasia tersebut. Sehingga McVeigh akhirnya dihukum mati dengan suntikan mati di Indiana pada 11 Juni 2001.

Menurut pemerintah AS, motif peledakan tersebut adalah untuk membalaskan dendam atas kelompok Ranting Daud di Waco, Texas, yang menurut McVeigh telah dibunuh oleh agen-agen pemerintah federal. Peristiwa pengeboman itu merupakan salah satu manifestasi dari warga AS yang tidak puas dengan aparat pemerintah dan menganggap bahwa apa yang mereka lakukan adalah semata –mata demi kepentingan warga yang tertindas dan sebagai wujud rasa nasionalisme yang tinggi yang mengarah kepada sikap patriotisme selanjutnya mempengaruhi tingkat keamanan dan ketahanan nasional suatu negara.

Pengeboman yang terjadi di Oklahoma yang mengakibatkan kematian dan tragedi diakibatkan oleh logika tindakan patriotis yang menyedihkan McVeigh mengalami trauma karena kegagalannya menjadi seorang yang berbaret hijau, teralienasi dari hubungan kasih sayang dengan orang lain dan sebagai gantinya mencintai senjata, rutinitas militer dan cara memuja orang murtad/pengkhianat pratiotis, kemudian ia mengidentifikasi seperti halnya suatu ‘kanker’ baik di dalam maupun diluar dan mencarinya sebagai seorang patriot yang mencoba memberantasnya.

Sikap yang dimiliki oleh McVeigh ini dipicu oleh ideologi rasis dan fasis. Menurutnya pengeboman itu merupakan taktik yang sah dalam perang pribadinya melawan pemerintah Federal. Dengan mengidentifikasi inside dan outside, bangsa AS dapat ditransformasikan dari alibi fasis dengan kejahatan sebagai sarana untuk mengingat rahasia keyakinan patriotisme dan seringkali rasa patriotisme ini menimbulkan kejahatan. Ketika suatu negara melakukan teror terhadap warganegaranya, maka akan sangat mungkin terjadi apabila warganegaranya itu melakukan teror terhadap pemerintah yang dipicu oleh rasa patriotisme.

Inside / outside patriotisme memberi pengaruh sangat besar pada upaya menjaga stabilitas keamanan Amerika, khususnya pasca peristiwa peledakan di Oklahoma. Peristiwa ini tidak hanya berdampak pada jatuhnya ratusan korban jiwa, namun juga telah membawa perubahan pada cara pandang Amerika terhadap geopolitiknya. Peristiwa peledakan Oklahoma yang pada awalnya belum diketahui secara pasti siapa pelakunya, telah membuka mata Amerika bahwasanya musuh ataupun ancaman tidak hanya datang dari luar wilayah geografi Amerika. Karena tidak menutup kemungkinan jika pelaku peledakan tersebut adalah warga negara Amerika sendiri. Warga negara Amerika yang telah menjelma sebagai teroris bagi negaranya sendiri sebagai konsekuensi dari keyakinan ataupun ideology yang diyakininya.

Kenyataan yang kemudian terjadi di lapangan menunjukan bahwa memang warga negara Amerika Serikat sendirilah yang melakukan serangan di Oklahoma, dialah Timothy McVeigh seorang veteran Perang Teluk. Apa yang dilakukan oleh McVeigh merupakan bentuk dari inside patriotism. Bahwa tindakannya dia anggap sebagai bentuk dari heroisme, meskipun itu bertolak belakang dengan pemerintahnya sendiri. Dia menganggap bahwa ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintah adalah bentuk dari tindakan terorisme yang sebenarnya.Bahkan Pierce sebagai penulis novel The Turner Diaries mengatakan bahwa Presiden Cilinton dan Janet Reno, Jaksa Agung adalah sebenar-benarnya teroris.

Sebelum serangan di Oklahoma, Amerika masih beranggapan bahwa ancaman hanya berasal dari negara lain. Pasca Perang Teluk, Amerika yang semakin aktif dalam melakukan agresi terhadap berbagai negara dengan berbagai macam alasan, akan tetapi semuanya telah berubah, Amerika Serikat perlu mengubah paradigma kebijakan keamananya yang selama ini hanya berkonsentrasi pada ancaman dari luar, menjadi adanya sebuah penyeimbangan antara keamanan dalam negeri dan keamanan luar negeri.

Matthew Sparke menyatakan bahwa pola hubungan antara inside dan outside sangat jelas saling berkaitan. Namun, hegemonik geopolitik itu selama ini terbagi atas outside yang berasal dari inside budaya populer bangsa Amerika, yaitu dua peristiwa yang secara umum dipandang sebagai sesuatu yang tidak ada kaitannya. Padahal diantara keduanya memiliki kaitan yang erat, sebagai penjelasnya adalah bahwa setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah federal AS akan mendapatkan tanggapan yang berbeda dari pihak luar atau dalam hal ini outside. Setidaknya bahwa tindakan dan aksi ancaman yang datang dari luar sebetulnya disebabkan dari kebijakan-kebijakan yang luar negeri yang datang dari AS (dari sisi inside AS) sendiri.

Lebih dari itu peristiwa Oklahoma menunjukan bahwa kebijakan domestik yang tidak populerpun akan melahirkan musuh dari dalam. McVeigh yang tidak puas terhadap kebijakan domestik pemerintah federal ingin menunjukan bahwa dirinya adalah patriot, kecintaannya pada tanah airnya menggerakannya untuk melakukan aksi protes terhadap pemerintah dengan melakukan peledakan, yang baginya itu dianggap sebagai bentuk heroisme dirinya terhadap tanah airnya akibat ketidakadilan yang kemudian dianggap sebagai terorisme yang dilakukan oleh pemerintah terhadap warga negaranya sendiri.

Dalam peristiwa tersebut teori hearthland dipakai, dimana yang menjadi sasaran dari aktivitas pengeboman adalah jantung kota Oklahoma City. Kalau dahulu para pemimpin dunia fasis seperti Hitler mengejar penguasaan terhadap wilayah jantung Eropa untuk menguasai dunia, maka pada saat ini untuk menguasai dunia yang dicoba dikuasai adalah wilayah-wilayah jantung suatu negara, sebagaimana yang dilakukan oleh para teroris. Taktik ini dipakai oleh para teroris karena mereka sadar bahwa menggunakan lokasi dan tempat yang sama sebagai sasaran teoris akan sangat berbahaya. Mereka lebih cenderung menyukai tempat yang berbeda dengan asumsi penting bahwa tempat yang diserang adalah merupakan wilayah jantung atau pusat, baik itu wilayah jantung kota maupun wilayah jantung sebuah negara. Suwandono, Pembantu Dekan I Fisipol UMY mengatakan bahwa Amerika Serikat sebagai daerah nonperang pernah mengalami peristiwa pengeboman dahsyat, namun situs pengeboman memiliki kecenderungan beralih dari kota Oklahoma ke Washington, tetapi daerah yang diserang cenderung sama yaitu sebagai daerah jantung atau pusat perdagangan dunia, baik Oklahoma maupun Washington.

Cara pandang baru ini tentunya harus mendapatkan perhatian khsusus karena, wilayah jantung dunia yang dahulunya dianggap hanya berada di wilayah sekitar Eropa saat ini telah menyebar ke seluruh pusat-pusat kota suatu negara. Cara pandang ini adalah pengaruh dari inside patriotism dimana kebijakan suatu pemerintahan yang tidak populer akan memunculkan bibit aksi teroris dari dalam negeri suatu negara. Warga negara yang merasa hak-haknya tidak dipenuhi atau bahkan dicurangi oleh pemerintah yang berkuasa di masa sekarang dan masa depan dapat menjadi ancaman serius bagi suatu pemerintahan negara.

Studi kasus Oklahoma memberi gambaran yang begitu jelas bagi kita bahwa Amerika harus mengubah cara pandangnya terhadap ancaman keamanan wilayah geopolitiknya. Hal ini terkait dengan persoalan globalisasi, bahwa tindakan terorisme sudah tidak mengenal batas-batas geografi suatu negara. Amerika yang bukan daerah perang saja bisa menjadi sasaran tindakan perang atau aksi teroris. Semakin kuatnya hubungan inside-outside dalam artian hubungan domestik dengan internasional, berpengaruh pada mobilitas tindak kejahatan, artinya tidak hanya penyebaran teknologi saja. Jika globalisasi mengakibatkan deteritorialisasi (melemahnya batas-batas teritorial) pada negara maka isu pertahanan domestik harus dipertimbangkan secara lebih serius. Karena kondisi ini akan mengakibatkan tumbuh suburnya inside patriotism sebagai akibat kuatnya hubungan inside-outside. Maka kemudian tidak heran jika Christie mengatakan bahwa diskursus pertahanan dalam negeri (homeland defense) telah banyak dipertanyakan oleh komunitas pertahanan masyarakat Amerika Serikat untuk menjadi konsep baru yang sangat dibutuhkan dalam dunia global.

Akankah Rusia berjaya seperti Uni Soviet


Revolusi yang terjadi di akhir decade abad 20 telah membawa kehancuran Uni Soviet yang telah dibangun selama lebih kurang 7 dasawrsa. Uni Soviet secara resmi berakhir pada tanggal 25 desember 1991 ketika presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev mengumumkan pengunduran diri menyusul kemelut politik sebagai kelanjutan kudeta yang gagal pada pertengahan Agustus 1991. Bersamaan dengan hal itu, Uni Soviet yang merupakan salah satu kekuatan hegemoni di dunia ikut menghilang.

Memasuki awal abad 21, masalah yang dihadapi Rusia baru semakin rumit dan kompleks. Sebagai negara yang mewarisi kebesaran Imperium Rusia dan Uni Soviet, Federasi Rusia memiliki tugas-tugas histors-kultural untuk tetap mempertahankan high profil sebagai warisan dari dua kekuatan yang disegani dunia pada masa yang berbeda, dengan tantangan zaman yang lebih kompleks.

Warisan wilayah yang begitu luas dengan struktur masyarakat yang plural, system dan kondisi ekonomi yang morat-marit merupakan persoalan berat yang harus dipecahkan. Proses transisi menuju masyarakat demokrasi dengan system ekonomi pasar bebas dipilih untuk menggantikan system ekonomi kolektif terpusat yang selama beberapa decade dituangkan dalam Gosplan ( badan perencanaan negara ) yang berlaku sejak 1921 dan kegiatannya dianggap menimbulkan stagnasi ekonomi yang berujung pada kehancuran system Uni Soviet.

Rusia yang sekarang telah kehilangan kekuatan hegemoninya berusaha untuk bangkit kembali dan berkeinginan untuk menjadikan Rusia seperti Uni Soviet yang dahulu. Menurut penulis, keinginan masyarakat Rusia untuk seperti Uni Soviet yang dahulu belum dapat terwujud, karena Uni Soviet masih kalah apabila dibandingkan dengan kekuatan AS. Ketertinggalan Rusia akibat krisis ekonomi dan politik ketika zaman Uni Soviet membuat negara ini kalah unggul dibandingkan dengan AS. Namun, kemungkinan bahwa Rusia akan menjadi seperti Uni Soviet akan terwujud, hanya saja orientasi waktunya belum untuk saat ini karena Rusia sedang menata negaranya. Ada beberapa faktor yang menghambat dan mendukung Rusia bisa menjadi negara superpower.

FAKTOR PENGHAMBAT :

o Disintegrasi bangsa

Disintegrasi Uni Soviet mewariskan berbagai masalah nasional republik-republik bekas negara adidaya itu. Dibandingkan republik-republik lainnya. Rusia yang merupakan bagian terbesar Uni Soviet memiliki permaslahn yang lebih kompleks. Pluralisme masyarakat yang mendiami wilayah Federasi Rusia memiliki potensi disintegratif apabila perangkat federal sebagai penyatu elemen-elemen masyarakat yang multietnis tidak bergungsi dengan baik.

Di samping itu proses transisi dari RSFSR ( republik bagian dari uni soviet ) menjadi Federasi Rusia masih menyisakan beberapa persoalan yang bisa jadi menjadi bom waktu di masa yang akan datang. Gerakan separatisme yang memanfaatkan sentiment agama, etnis maupun ketidakadilan structural bisa muncul di kantung-kantung etnis yang terebar di seluruh penjuru Rusia. Konflik Chenchnya merupkan satu contoh dari gerakan separatisme di mana symbol-simbol agama dan etnis menjadi bagian integral dari gerakan itu.

o Hubungan Rusia dengan Persemakmuran negara-negara merdeka

Persemakmuran negara-negara merdeka atau CIS terbentuk seiring dengan proses kehancuran Uni Soviet. Pemebntukan CIS lebih didasari pada upaya menyatukan negara-negara baru yang sebelumnya tergabun dalam Uni Soviet namun dalam kondisi yang lebih longgar. Hampir semua republik bekas Uni Soviet ( kecuali negara-negara Balkan ) bergabung dalam CIS.

Masing-masing negara tersebut memiliki potensi untuk maju mengingat potensi sumber daya negara-negara tersebut yang besar. Potensi baik dalam infrastruktur maupun sumber daya manusia itu hanya bisa terwujud apabila diolah secara kolektif dalam wadah persemakmuran, mengingat Uni Soviet sebagai system telah mewariskan keunggulan dan keunikan sistematik yang mengharuskan negara-negara di kawasan itu untuk bekerja sama untuk mendapatkan hasil yang optimal. Namun, sayangnya keinginan ini tentu mendapat hambatan baik dari luar maupun dari dalam negara-negara persemakmuran tersebut. Rusia belum memiliki suatu kekuatan yang dominant untuk memaksakan integrasi kepada negara-negara persemakmuran tersebut.

o System politik dan Pemerintahan Rusia yang baru ( demokratis )

Meskipun Rusia menggunakan system ekonomi pasar bebas, namun, pada dasarnya masyarakat Rusia belum sepenuhnya menerima konsep demokrasi yang sekarang ini mereka anut. Bahkan system politik yang demokratis tidak membawa mereka ke arah hegemoni. Selama 20 tahun, sejak Presiden Gorbachev lengser dan digantikan Boris Yeltsin, Rusia kehilangan pamor sebagai negara adi daya. Liberalisasi ekonomi dan budaya, yang cenderung bercorak Barat, telah menenggelamkan kehebatan reputasi Rusia yang pernah tampil sebagai imperium besar selama lima abad (abad 15-20), dan pemimpin “Blok Timur” yang perkasa (1924-1989). Walaupun tidak kehilangan hak veto di Dewan Keamanan (DK) PBB, Rusia masa kini bukanlah Rusia dua puluh tahun yang lalu, yang mampu menyetir dunia, mengimbangi AS.

Berdasarkan kondisi itulah, barangkali, Vladimir Putin, yang menggantikan Yeltsin sejak tahun 2000, mulai menggagas sentralisasi model zaman Uni Soviet. Semua kekuasaan politik dan geografis, terpusat ke Kremlin. Ke tangan presiden, yang menjadi satu-satunya penguasa tunggal Rusia. Desentralisasi yang telah berlangsung sejak pembubaran Uni Soviet tahun 1990, dan dijalankan dengan patuh oleh Presiden Boris Yeltsin, sebagai penerus glasnos dan perestroika, Mikhail Gorbachev, sedikit demi sedikit disingkirkan Putin.

Risikonya, demokratisasi Rusia, yang telah dinikmati sedemikian rupa oleh rakyatnya, akan berbalik arah lagi ke model diktatorial. Ini jika Putin benar-benar memaksakan kehendaknya, karena merasa didukung kalangan elite Rusia penikmat rezim komunis di masa lampau. Tokoh-tokoh pendukung “sovietisasi” Putin, terdiri dari kalangan politikus dan negarawan tingkat tinggi. Mereka rata-rata sudah bosan menghadapi kebebasan yang terlalu leluasa dimiliki segenap lapisan masyarakat, tanpa strata.

gagasan sentralisasi Presiden Putin akan mengakhiri demonstrasi kebablasan dan membatasi ruang gerak para ekstremis yang berlindung di balik agama, budaya, atau lainnya. Beberapa media massa terkenal juga menyuarakan keinginan agar sentralisasi cepat terlaksana. Tajuk rencana harian paling populer di Rusia Moskovsky Komsolets menyatakan, masyarakat Rusia tidak cukup dewasa untuk menerima demokrasi. Tradisi dan budaya masyarakat Rusia lebih cocok untuk sistem kediktatoran. Sedangkan surat kabar Izvestia yang pro-pemerintah mengakui bahwa selama 15 tahun menjalankan demokrasi, Rusia tidak efisien. Malah mendekati kebangkrutan di segala bidang. Termasuk harga diri Rusia yang telah mentradisi sejak zaman Tsar hingga zaman komunis.

o Teknologi militer ( Pertahanan dan Keamanan )

Dalam bidang militer, Rusia belum sekuat AS dan teknologi dalam bidang militer masih kalah dengan AS. Senjata-senjata pemusnah massal yang dimiliki oleh Rusia kualitasnya berada di bawah AS, Rusia hanya bisa mengembangkan teknologi nuklir, sedangkan AS sudah mengembangkan program star wars-nya ( perang bintang ). Keadaan ini membuat Rusia belum memiliki potensi sebagai superpower saingan AS.

Rusia mewarisi sebagian besar kekuatan militer Uni Soviet, namun kesulitan ekonomi yang melanda Rusia membuatnya kesulitan membiayai kekuatan militernya. Yang paling sulit dirasakan Angkatan Laut yang banyak membesituakan armadanya, termasuk kapal-kapal induknya sehingga saat ini hanya memiliki satu kapal saja. Setelah musibah kapal selam Kursk di Laut Barents pada tahun 2000, kekhawatiran berbagai pihak bahwa Angkatan Laut Rusia dalam waktu dekat akan musnah bertambah. Hal yang sama dialami oleh Angkatan Darat dan Angkatan Udara, namun keduanya tidak separah Angkatan Laut karena masih mengadakan riset untuk memperbaharui persenjataan yang dimilikinya meskipun tidak semaju Amerika Serikat maupun pada masa Uni Soviet.

Rusia masih memiliki persenjataan nuklir warisan Uni Soviet yang sebagian diduga dimiliki oleh negara-negara federasinya dan juga oleh negara-negara yang kini independen seperti Ukraina dan Kazakstan. Uni Soviet dahulu memiliki stasiun peluncur ruang angkasa (kosmodrom) di Baikonur, namun kosmodrom tersebut saat ini berada di wilayah Kazakstan dengan berpenduduk Rusia-Kazakh dan memiliki tingkat kriminalitas tertinggi. Untuk itu Rusia merasa perlu untuk mencarikan stasiun pengganti untuk kepentingan ruang angkasa baik kepentingan sipil, bisnis, dan militer.

FAKTOR PENDUKUNG

o Ekonomi

Untuk membangun kembali kekuatannya, Rusia perlu membenahi kondisi perekonomiannya terlebih dahulu. Dalam konteks ini, Rusia melirik kawasan Timur Tengah. Kerjasama Rusia dengan negara-negara di Timur Tengah dan Teluk Persia, dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan tajam. Sejak mengalami keterbukaan (glasnost) dan restrukturisasi (perestroika) akhir tahun 1980-an, perekonomian Rusia praktis mengalami revolusi besar-besaran. Dari suatu kebijakan ekonomi terpusat yang berlangsung hampir delapan dekade, Rusia kini harus menghadapi ekonomi yang sepenuhnya diatur mekanisme permintaan dan penawaran yang ada dalam pasar.

Menunggu dana dari luar, baik berupa kredit dari lembaga keuangan internasional maupun investasi asing langsung, bukan suatu yang serta-merta datang. Banyak alasan seperti perlu reformasi dan pembenahan dalam regulasi, administrasi, dan deregulasi di sektor bisnis.

Organisasi bagi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) pernah memberi kredit bagi percepatan reformasi dalam sektor kelistrikan, deregulasi untuk bisnis, kebangkrutan, dan di sektor militer, regulasi dan administrasi.

Sembari membenahi berbagai regulasi yang ada guna menarik investor, Pemerintah Rusia akhirnya melihat bahwa upaya menjaga pertumbuhan perekonomiannya lebih baik dengan bergantung pada berbagai faktor keunggulan di dalam negeri. Apalagi, Presiden Vladimir Putin bertekad untuk menjadikan Rusia kembali disegani dan menjadi salah satu kekuatan dunia di samping Amerika Serikat (AS) sebagaimana di era Perang Dingin.

Laporan OECD pekan lalu menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Rusia tahun 2003 ini bakal mencatat 5,0 persen. Suatu tingkat pertumbuhan yang cukup meyakinkan. Tahun 2004 diperkirakan sedikit turun menjadi 3,5 persen. Tahun 2002, Rusia mencatat pertumbuhan ekonomi 4,3 persen, sedikit turun dari 5,0 persen tahun sebelumnya.

Pendorong utama dari perekonomian Rusia adalah industri perminyakan. Dengan harga minyak yang melampaui 20 dollar AS per barrel, Rusia yang merupakan penghasil dan pengekspor minyak mentah terbesar di dunia memperoleh surplus dana dari ekspor minyak. Masuknya investor minyak terutama dari British Petroleum semakin meningkatkan kepercayaan investor asing terhadap Rusia.

Mengaitkan upaya Rusia mempertahankan pertumbuhan ekonominya, maka penjualan produk persenjataan Rusia kini menjadi bagian lain yang tak kalah pentingnya dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian. Apalagi jika dilihat bahwa kini banyak negara menghadapi kendala menjaga keutuhan kedaulatan wilayah, sementara di lain pihak, AS sebagai negara pemasok senjata utama terus "bertingkah" dengan berbagai sikap yang kadang sulit dimengerti.

Tidak mengherankan, selain mengharapkan dari ekspor minyak mentah dan mempertaruhkan prospek pertumbuhan ekonomi dalam negeri dari konsumsi lokal, Rusia kini mulai menempatkan pemasukan devisa dari penjualan persenjataannya. Sekalipun mungkin tidak secanggih peralatan dari AS dan Barat, tetapi peralatan perang Rusia tetap dibutuhkan banyak negara dalam kaitan untuk mengawasi keutuhan wilayah dari berbagai aksi separatis bersenjata sebagaimana di Aceh, misalnya.

o Sarana diplomasi yang dilakukan Rusia

Setelah keruntuhan Uni Soviet, Rusia mulai mengambil kebijakan baru yaitu lebih menekankan peran Rusia dalam percaturan Internasional. Rusia berusaha untuk menggaet negara-negara di dunia dalam rangka menjalin hubungan baik dengan negara-negara tersebut. Hal ini dimulai oleh Rusia dengan menjalin hubungan dengan negara-negara Timur Tengah yang mana banyak bersinggungan dengan AS. Kesempatan baik itu diambil oleh Rusia untuk mengambil hati negara-negara tersebut. Apalagi sekarang banyak negara-negara berkemabang lebih menyukai kerjasama dengan Rusia daripada dengan AS karena kerjasama Rusia merupakan murni bantuan tanpa ada imbalan atau unsur bisa mencamupri urusan dalam negeri sebuah negara.

Glasnot dan Parestroika


Secara etimologi Perestroika berasal dari akar kata kerja “Stroit“ ( membangun / mendirikan) yang mengalami pembendaan menjadi “Stroika“ ( bangunan/ struktur) dan awalan “Pere” yang artinya “re-“ atau kembali. Dengan demikian secara harfiah perestroika berarti restrukturisasi. Perestroika adalah sebuah restrukturisasi untuk mengantisipasi proses stagnasi ( zastoy ) dan kelumpujan total dengan meciptakan mekanisme percepatan ( uskoroine ) yang efektif bertumpu pada kinerja dan karya nyata masyarakat pada perkembangan demokrasi dan perluasan keterbukaan.

Pada gilirannya Perestroika menjadi istilah asli Rusia sebagai ganti kata asing yang juga lazim digunakan seperti Reformatsiya ( gerakan reformasi eropa ) atau reforma ( reformasi ). Dipakainya istilah perestroika untuk memberikan penekanan khusus pada reformasi ala Rusia di satu sisi dan untuk membedakannya dengan berbagai reformasi yang dilakukan pada masa-masa sebelumnya.

Pada dasarnya Perestroika adalah proses yang ditujukan untuk memperbaiki dan memperbarui struktur pemerintahan dan masyarakat Soviet yang pada akhirnya ditujukan untuk memperkuat system sosialisme. Tujuan akhir dari langkah reformis ini adalah untuk memperbaiki masyarakat secara politik, ekonomi, dan moral. Sedangkan Glasnot ( keterbukaan ) berasal dari kata “ golos “ yang artinya suara. Hal ini mengisyaratkan bahwa pembungkaman yang tersistemasi selama beberapa dasawarsa terakhir telah mengakibatkan tidak terakomodasinya partisipasi public dalam proses kehidupan politik dan social. Keterbukaan memperbolehkan suara yang selama ini dibatasi dan dibungkam untuk muncul ke permukaan. Secara umun dampak kebijakan Glasnot dan perestroika dapat dikelompokkan menjadi :

v Bidang Ekonomi

Pada bidang ekonomi, pemerintah melakukan perluasan independensi perusahaan-perusahaan negara serta memperkuat perkembangan sector koperasi. Pemangkasan system birokrasi untuk meningkatkan hasil produksi. Pada siding pleno komite sentral tahun 1987 diungkapkan reformasi ekonomi secara radikal yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi kerja, tingkat hidup masyarakat dan peningkatan produksi yang menjadi kebutuhan rakyat dan penjaminan keadaan kaum pekerja sebagai tuan dalam proses produksi dan masyarakat.

Sejak musim panas tahun 1990 pemerintah memperbolehkan system kepemilikan pribadi yang mana sebelumnya hal ini dilarang dan privatisasi. Sehingga dimulailah apa yang kemudian dikenal dengan “Ekonomi Pasar“ di mana salah satu program yang cukup terkenal “program 500 hari “. Program ini adalah upaya untuk menuju “ ekonomi pasar” dalam waktu 500hari dengan cara memindahkan perusahaan perdagangan dan industri (milik negara) kepada pemilikan pribadi yang diikuti dengan perubahan kebijakan keuangan, pengenalan harga bebas (ditentukan oleh pasar). Namun, sayangnya langkah tersebut justru menimbulkan berbagai gejala social seperi meningkatnya pemogokan dan kriminalitas. Hal ini dikarenakan Rusia sedang ada dalam masa transisi yakni menuju demokrasi.

Meskipun program 500 hari itu tidak berhasil tetapi system perekonomian yang baru ini lebih memberikan pilihan dan alternative yang baik daripada system sebelumnya yang desentralistik, karena pihak swasta di beri kesempatan untuk berkemabng. System perekonomian baru yang menganut system kompetisi pasar telah meningkatkan efisiensi produk dari Rusia. Pada akhirnya nanti, system ini akan memunculkan suatu suatu bentuk tatanan yang baru, meskipun lambat tetapi system ini dapat meningkatkan perekonomian Rusia. Contoh : para pengusaha kecil telah menyumbangkan 12 % dari pendapatan domestic rusia (GDP).

v Bidang Budaya

Pertengahan tahun 1980-an merupakan awal tahapan baru perkemabngan masyarakat Uni Soviet yang didasarkan pada pembaharuan seluruh bidang kehidupan. Perubahan revolutif yang dimulai sejak April 1985 dalam seluruh kehidupan masyarakat telah menciptakan kondisi baru bagi perkembangan budaya baik bagi masyarakat secara umum maupun individu secara terpisah. Terciptalah iklim baru yang menyentuh bidang budaya.

Glasnost telah membawa perunahan yang berarti nagi kehidupan intelektual dan perkemabngan ilmu pengetahuan, seni dan budaya. Dihapuskannya sensorship terhadap pers yang bersifat ideologis yang selama ini mengekang kebebasan berpikir dan berekspresi. Masyarakat pada akhirnya diperbolehkan memikirkan ulang proses sejarah nagsa yang selama ini didominasi oleh satu pendapat dominan yang berujung pada selera elite partai. Dengan dibukanya arsip yang sebelumnya dirahasiakan, sejarah hitam yang menyelimuti proses kelahiran dan perjalanan Uni Soviet menjadi terungkap. Data-data tentang korban perang saudara, perang dunia II dan beberapa jumlah tahanan yang mendekam di Gulag masa Stalin, merupakan contoh kecil mengenai hal-hal yang selama ini disengaja ditutupi dan dilupakan.

Tradisi kesusastraan Rusia menempati posisi terhormat dan memberikan sumbangan besar tak hanya bagi kebudayaan Rusia tetapi juga pada perkembangan sastra dunia,dengan runtuhnya rezim Uni Soviet membewa dampak pada hubungan yang harmonis antara pemerintah dengan karya sastra. Hilangnya dikte penguasa terhadap karya sastra di satu sisi disertai hilangnya pemesan tunggal yang pasti, membawa karya kepada kebebasan penuh dan terkadang dihadapkan pada permintaan dan selera pasar.

Kehidupan spiritual keagamaan merupakan salah satu yang tersentuh angina keterbukaan yang dihembuskan Glasnot dan Perestroika. Dimulailah berbagai restorasi tempat-tempat beribadah dan tempat-tempat suci agama. Pada tahun 1988 bahkan diadakan peringatan secara besar-besaran 1000 tahun diadopsinya Kristen ortodoks ke Rusia. Budaya gereja Ortodoks, ritual-ritual dan perayaan hari besar keagamaan dikembalikan pada kehidupan masyarakat.

Selain kebeasan menjalankan aktivitas ritual. Kehidupan kegamaan juga didorong dengan diperbolehkannya kegiatan politik para kelompok-kelompok beragama. Dari tahun 1990 hingga 1998 tercatat peningkatan signifikan jumlah organisasi massa yang berbasis agama. Keberadaan organisasi ini mendorong upaya pengenalan kembali agama dalam kehidupan masyarakat Rusia. Uapya ini membawa dampak positif bagi revitalisasi beragama di Rusia.

v Bidang Politik

Perestroika tidak mungkin terwujud tanpa demokratisasi masyarakat dan perkembangan perikehidupan social. Perestroika yang terdiri dari serangkaian reformasi serius semua system pengendalian, dimaksudkan untuk merombak semua system yang telah terbentuk yang telah terbentuk sejak tahun 30-an dan 70-an yang tidak memberikan yang tidak memberikan ruang gerak bagi inisiatif pribadi. Glasnost memungkinkan masyarakat mengetahui tidak hanya sisi baik, tetapi juga sisi buruk masyarakat Soviet semenjakl revolusi Bolshevik yang diharapkan membawa mereka kepada masyarakat sosialis dan komunis yang dicita-citakan.

Langkah pembaharuan dilakukan juga pada struktur politik negara. Pada Desember 1988 Dewan Tertinggi Uni Soviet memasukkan amandemen Konstitusi untuk upaya reformasi system politik. Beberapa perubahan pokok menyangkut: prosedur pemilihan umum yang baru, Sidang Deputat (Wakil) Rakyat sebagai lembaga tertinggi negara dan Dewan Tinggi sebagai organ pelaksana tetap yang terdiri dari 2 kamar.

Begitu angin keterbukaan dihembuskan, aspirasi politik yang biasanya hanya boleh disalurkan lewat partai komunis, kini boleh disuarakan oleh keuatan politik lain. Tercatat sejak tahun 1989 hingga 1993 muncul sedikitnya 36 partai politik dan organisasi massa yang siap menjadi corong aspirasi masyarakat Rusia. Dalam system pemerintahan Rusia pasca pemerintahan Uni Soviet adalah sebuah negara yang berbentuk federasi yaitu terdiri daro 89 subjek federasi. Kekuasaan pemerintahan da;am lingkup negara dipegang oleh Presiden, Dewan Federasi, Pemerintah dan Kehakiman. Sedangkan dalam ruang lingkup subjek Federasi Rusia adalah oleh organ kekuasaan setempat.

Sebelum tahun 1989 badan legislatif tertinggi Uni Sovyet disebut Sovyet Tertinggi. Sovyet artinya majelis, jadi Sovyet Tertinggi berarti Majelis Tertinggi. Untuk melaksanakan tugas pada saat Sovyet Tertinggi tidak bersidang dipilih satu presidium yang terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua satu dan 15 wakil ketua dari 15 republik Sovyet, ditambah sejumlah anggota dan seorang sekretaris. Ketua Presidium inilah yang sering disebut sebagai presiden Uni Sovyet. Untuk menjalankan tugas eksekutif, Sovyet Tertinggi mengangkat sebuah Dewan Menteri atau kabinet yang beranggota sekitar 80 orang, yang dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Walaupun resminya Sovyet Tertinggi merupakan pemegang wewenang tertinggi di Uni Sovyet, namun dalam praktek, yang lebih berkuasa adalah Polit Biro dan Komite Sentral Partai Komunis. Komite Sentral bersidang sebelum sidang Sovyet Tertinggi, dan disinilah diolah segala perundang-undangan serta calon-calon yang akan menempati kedudukan kedudukan penting. Pada saat Sovyet Tertinggi bersidang para anggotanya hanya tinggal menyetujui saja dengan suara bulat rancangan yang sudah disiapkan komite sentral partai itu. Jadi walaupun resminya keputusan diambil Sovyet Tertinggi namun badan itu sebenarnya hanya tukang stempel. Begitupun dalam hal pemilihan pejabat-pejabat penting. Untuk mengendalikan kebijaksanaan negara, Komite Sentral Partai Komunis mengangkat sebuah Polit Biro yang beranggota antara 10 dan 12 orang ditambah sejumlah anggota kandidat, yang umumnya memegang posisi-posisi penting seperti kepala dinas rahasia KGB dan menteri pertahanan. Polit Biro yang dipimpin sekretaris jenderal partai melakukan pertemuan sekali seminggu, dan apa yang dibicarakan jarang diketahui umum.

Pada tahun 1989, dalam semangat glasnost dan perestroika, sistem ketatanegaraan Sovyet mengalami perombakan. Pemilihan umum dengan multi-calon diselenggarakan untuk memilih Kongres Wakil-Wakil Rakyat yang beranggota 2250 orang. Sepertiga dipilih oleh Partai Komunis dan berbagai organisasi kemasyarakatan lain, sepertiga lainnya dipilih langsung oleh rakyat melalui sistem distrik, dan sepertiga lagi dipilih oleh berbagai republik yang tergabung dalam Uni Sovyet. Hasilnya mengejutkan. Calon-calon non-komunis terpilih dimana-mana. Kongres Wakil-Wakil Rakyat bersidang memilih anggota Sovyet Tertinggi yang terdiri dari dua dewan. Di Sovyet Tertinggi yang baru keputusan tidak lagi diambil dengan suara bulat melainkan dengan pemungutan suara.

v Pers

Tamatnya pemerintahan komunis di USSR yang diikuti dengan pecahnya Uni Sovyet telah mendatangkan kehancuran dan penyusunan kembali hampir semua elemen dasar yang ada di negara tersbut. Sebagian dari proses itu disumbangkan oleh mass media, yang membawa kejatuhan dari sistem pers dan penyiaran yang lama. Glasnot, yang aslinya merupakan kebijakan resmi Partai Komunis, menurut konsepnya, seharusnya diarahkan untuk membuka diskusi kritis mengenai masa lalu negeri tersebut dan mengenai cara-cara untuk memperbaiki sosialisme di USSR,telah mematahkan belenggu sensor dan berkembang melewati semua batasan-batasan yang ada dan mengarah kepada kemerdekaan berbicara dan kemerdekaan pers. Perestroika , bertujuan untuk menyusun kembali ekonomi dan masyarakat Soviet yang berlangsung antara 1985 dan 1991, telah menciptakan lingkungan- lingkungan material yang baru menciptakan fondasi untuk perkembangan pers dan penyiaran.

Tahun 1992 sampai 1994 merupakan masa yang paling tak stabil bagi Rusia, yang akan membuat setiap penelitian terancam menjadi basi Sampai akhir-akhir ini, media masa Soviet tidak mempunyai dasar hukum. Aktivitas mereka di atur oleh keputusan yang dibuat oleh badan-badan dan fungsinalis Partai Komunis. Surat keputusan tersebut mengenalkan "cara-cara sementara dan luar biasa untuk menghentikan aliran kotoran dan fitnah" dan tak pernah dicabut selama tujuh dasa warga pemerintahan Soviet. "Kebebasan penuh dalam batasan tanggung jawab di depan pengadilan" yang dijanjikan dalam teksnya, yang akan direalisir oleh "perundangan yang luas dan progresif" muncul melalui Undang-undang Pers dan Media lain di USSR (1 Agustus 1990) dan Undang-undang Federasi Rusia mengenai Media Masa (8 Februari, 1992). Kebebasan informasi masa dalam hukum Rusia bersifat tak terbatas (kecuali dengan legilasi) untuk mencari, mendapatkan dan membuat serta menyebarkan informasi; kebebasan untuk mendirikan outlet media masa dan memilikinya, menggunakannya serta mengaturnya; dan kebebasan untuk mempersiapkan,memperoleh dan mengoperasikan peralatan dan perlengkapan teknis, bahan-bahan mentah serta materi yang diperuntukkan bagi produksi dan distribusi produk-produk media masa.

Sampai sekitar 1990, koran-koran di USSR mempunyai struktur piramida yang stabil. Di puncaknya bertengger "pers pusat": berlokasi di Moskow, koran atau majalah yang mempunyai distribusi nasional yang menampilkan kebijakan resmi Partai Komunis, pemerintah, dan berbagai badan pusat, baik milik negara atau milik masyarakat. Meskipun jumlah perusahaan pers pusat ini hanya 3% dari jumlah perusahaan koran, akan tetapi sirkulasinya sebesar 73% dati keseluruhan sirkulasi media masa di Uni Sovyet. Meskipun tidak ada hubungan antara publikasi-publikasi lokal dengan publikasi-publikasi pusat, akan tetapi jalur komando antara badan-badan yang mengaturnya seakan-akan menggambarkan hubungan seperti antara tuan dan budaknya. Meskipun puncak piramida mempunyai jumlah koran majalah yang sedikit, penerbitan nasional ini merupakan penerbitan yang paling populer di pedalaman. Koran-koran ini isinya hampir sama, seringkali pula dengan opini editorial yang sama yang bukan cuma menjelaskan pandangan partai mengenai isu-isu politik tertentu akan tetapi juga bertindak, dalam tradisi Leninis yang terbaik, sebagai "kolektif propagandis, kolektif agitator dan

kolektif organisatoris". Majalah mempunyai kebebasan sebagai "press kelas dua", karenanya mereka dapat membuat variasi gaya dan rasio propaganda mereka dalam bentuk cerita-cerita, hiburan. Dari tahun 1986 sampai 1988 Mikhael Gorbachev menanamkan orang-orang yang secara politis setia kepadanya sebagai editor-editor disurat kabar besar, sehingga peran pers pusat menjadi penting untuk meningkatkan reformasinya.

Sebagaimana yang bisa dibaca di mana-mana penerbitan nasional dapat dipakai untuk berhubungan dengan masyarakat tanpa harus melewati hambatan oposisi. Kolom surat-surat pada redaksi mereka menjadi jalan yang siap untuk menampung partisipasi mereka dalam Perestroika . Prestise dan kebebasan yang diberikan oleh Kremlin pada para jurnalis membuat mereka ini menjadi sekutu alami. Tiba-tiba datang kejadian yang tidak diharapkan oleh para birokrat. Undang- undang mengenai Pers dan Media Masa lain dari USSR mengharuskan semua penerbitan di daftarkan secara resmi dengan badan-badan negara. Pada dasarnya, prosedur ini memberi kesempatan bagi star redaksi untuk mencari dan mendaftarkan "pendiri" yang mungkin berbeda dari majikan lama mereka, atau bahkan mungkin mendaftarkan koran-koran itu atas nama mereka sendiri. Tindakan ini menciptakan ancaman nyata pertama kali atas piramida tersebut dengan cara memisahkan outlet- outlet yang baru bebas dari garis komando yang lama. Pada saat yang bersamaan, para redaktur yang berani dan orang-orang kaya baru mulai mengisi kekosongan kekosongan ini.

Tahun 1989 dan 1990 merupakan puncak popularitas bagi media masa pada tahun-tahun setelah Perestroika dimulai. Saat itu merupakan saat masyarakat

mempunyai harapan-harapan politik tertinggi: saat Kongres Pembantu-pembantu Rakyat diamati langsung di televisi dan didengarkan di radio dengan perhatian yang begitu tinggi sehingga penurunan tajam angka-angka produksi industri dicatat selama hari-hari tersebut. Dapat dikatakan itulah masa "keracunan" dengan Glasnost. Tiga tahun berikutnya terlihat pertumbuhan ketidak percayaan media terhadap kemunduran apatisme politik umum dan krisis ekonomi yang serius Faktor terakhir ini menyebabkan keluarga tradisional untuk mengurangi langganan penerbitan mereka dari lima atau enam menjadi hanya satu penerbitan saja. Media tidak lagi dipandang oleh masyarakat sebagai sumber bantuan dan harapan atau sarana untuk mengutarakan pendapat mereka. Pada tahun 1988 mulai ada kecenderungan untuk lebih menyukai pers lokal dibandingkan dengan pers pusat.

Pers di USSR dimiliki oleh Soviets, aparat negara, dan organisasi umum (semuanya dikendalikan oleh Partai Komunis), atau langsung oleh partai, atau oleh kombinasi dari ketiganya. Dengan tumbangnya penguasa komunis, Soviet dan lembaga-lembaga negara menjadi pemilik utama, terutama pada tingkatan lokal. Pada tahun 1993 ada sebanyak 200 koran partai, 12 diantaranya diterbitkan di Moskow dan 18 di St. Petersburg. Kebanyakan partai-partai tersebut berhasil. menerbitkan hanya beberapa edisi dari koran atau buletin mereka sebelum kemudian rontok. Evaluasi kasar dari struktur kepernilikan pers Rusia menunjukkan bahwa 29% koran nasional dimiliki pemerintah federal, 30% menjadi milik organisasi publik dan partai, dan 41 % milik swasta; 21 % koran regional yang dimiliki pemerintah federal sementara 22% dimiliki swasta; sedangkan pers tingkat kota, 85% dimiliki olehpemerintah kota sedang sisanya dimiliki oleh swasta atau umum. Dari semua koranyang tercatat di Rusia pada tahun 1993, 57,1% merupakan milik pribadi, 23,1% milik negara (5.8% milik pemerintah kota), dan19,8% milik organisasi umum dan partai politik (Bekker & Gurevich, 1993).

Finansial dari pers terhadap negara memberikan dasar yang penting untuk mempertanyakan independensi media, obyektifitas dan keseimbangan pelaporan. Di sisi lain, beberapa pihak mengatakan bahwa pers dan penyiaran, apabila diperhatikan, bukan hanya berupa alat politis atau usaha komersial saja akan tetapi juga merupakan lembaga yang memberikan keuntungan kultural dan pendidikan bagi masyarakat yang harus menikmati perlindungan dari negara. Idealnya prioritas bantuan diberikan pada surat kabar-surat kabar yang ditujukan untuk anak-anak dan pemuda, orang cacat, kelompok minoritas dan majalah-majalah sastra dankebudayaan. Bersamaan dengan itu, berdasarkan keputusan-keputusan terpisah dari pemerintah, donasi yang besar diberikan kepada koran-koran dengan sirkulasi besar yang bekerja untuk apa yang dinamakan "ruang informasi bersama" di bekas Uni Sovyet, seperti Trud dan Komsomolskaya pravda.

Sejarah Keruntuhan uni Soviet


Uni Soviet merupakan sebuah negara komunis di Eropa Timur dan Asia Utara yang berdiri sejak November 1917 ( menurut kalender Gregorian ) sampai pada tahun 1991. sampai tahun 1917, Rusia merupakan kerajaan atau kekaisaran dengan seorang Tsar sebagai kepala negara. Pada masa dinasti Rumanov, Rusia banyak mengalami peristiwa politik baik dari dalam negeri maupun luar negeri serta banyak mengalami persinggungan politik, diantaranya adalah konflik dengan pemerintahan Perancs pimpinan Napoleon Bonaparte. Setelah Revolusi Bolshevik, Imperium Rusia berganti menjadi system sosialisme yang membawa Rusia kepada posisi negara adikuasa. Namun, kemudian system ini runtuh dan digantikan dengan system demokrasi ala barat.

Uni Soviet runtuh pada tahun 1990-an, namun, ketika menjelang pertengahan tahun 1980-an, Uni Soviet mengalami krisis ekonomi dan politik. Kemerosotan ekonomi akibat korupsi dan bobroknya britokrasi serta budaya politik yang makin monolitik semakin memperkuat apatisme masyarakat. Penempatan kekuatan militer Uni Soviet di kancah konflik internasional seperti di Afganistan dan di negara-negara Eropa Timur membutuhkan biaya yang sangat besar yang tentu saja menyedot dana domestic yang tidak sedikit. Sementara insdustri yang sudah terpola pada industri berat yang ditujukan untuk menopang hegemoni Uni Soviet tidak memnerikan jalan keluar yang dibutuhkan masyarakat berupa perbaikan taraf hidup. Menurunnya tingkat kesejahteraan yang tajam semakin memperuncing konflik-konflik yang tumbuh di dalam negeri.

Kondisi tersebut di atas memaksa para petinggi negara dan pemimpin partai untuk mengadakan koreksi atas kebijakan parta dan politik Uni Soviet secara umum. Tidak hanya itu, peninjauan ulang terhadap strategi system sosialismepun lalu dianggap sebagai langkah yang mampu menjawab berbagai krisis yang menimpa. Sehingga lahirlah program Glasnot dan Parestroika yang dihembuskan oleh Mikhail Gorbachev.

Kebijakan Glanot dan Parestroika yang dijalankan pemerintah Gorbashev membawa pengaruh bagi semakin menguatnya gerakan separatisme , akibat semangat keterbukaan dan demokratisasi yang menjadi inti dari kebijakan tersebut. Berbagai konflik antar etnis yang selama ini tersembunyi, mulai muncul konflik terbuka. Selain itu, ketidakmampuan pemerintah pusat dalam mengangani masalah ekonomi juga semakin mendorong ketidakpuasan di republik-republik konstituen Uni Soviet. Ketidakpuasaan ini pada gilirannya mendorong munculnya kekuatan oposisi setempat yang mulai menyuarakan ide-ide separatisme. Munculnya gerakan dan partai politik seperti “ Ruh “ di Ukraina, “Sayudis” di Lithuania dan sebagainya menjadi pusat-pusat gerakan kemerdekaan republik-republik terhadap kekuasaan pusat.

Di Uni Soviet, konsep reformasi yang dibawa oleh Gorbachev melalui Parestroika ( keterbukaan ), berubah menjadi badai yang meruntuhkan pilar utama rezim dictator partai komunis. Rezim yang berkuasa sejak tahun 1917 dan menjadi kekuatan hegemoni dengan senjata-senjata pemusnah massalnya, ternyata rapu. Rakyat di negara-negara bagian Uni Soviet bangkit secara serempak. Kesadaran rakyat atas hak-hak politiknya mulai muncul. Mereka merasa berhak untuk memilih pemimpin-pemimpinnya, membentuk partai politik, dan menentukan status daerahnya sendiri melalui referendum. Akibatnya terjadi perang saudara ketika kekuasaan pemerintahan pusat mengalami kevakuman akibat reformasi. Hal ini kemudian menyebar kepada negara-negara satelit Uni Soviet lainnya di Eropa Timur dan Afrika.

Sehingga dapat dikatakan bahwa keruntuhan Uni Soviet akibat dari kegagalan program Glasnot dan Parestroika. Negara-negara pecahan Uni Soviet yang sekarang ini terbentuk berkat kebijakan dari Presiden Mikhail Gorbachev yang mencuatkan Glasnot dan Parestroika. Negara-negara pecahan Uni Soviet terbentuk berkat kebijakan dari Presiden Uni Soviet Michael Gorbachev yang pada 1990 mencuatkan Glasnot dan Perestroika. Salah satu isi dari kebijakan itu adalah negara-negara bagian boleh memisahkan diri dan menjadi negara sendiri. Maka di Asia Tengah lahirlah Turkmenistan, Uzbekistan, Kazakstan, Kirgistan, dan Azerbaijan. Sedangkan di Eropa Utara muncul Ukraina, Belarusia, Latvia, dan Estonia. Di Eropa Timur lahir Georgia dan Armenia. Masih ada satu lagi di Asia Utara bagian timur, yakni Cechnya, yang kini masih bergolak meminta kemerdekaan dari Rusia.

Faktor lain yang menjadi penyebab keruntuhan dari Uni Soviet adalah keberhasilan dari liberalisme. Seperti yang penulis ketahui bahwa Uni Soviet merupakan symbol dari sosialisme sedangkan AS adalah symbol dari liberalisme. Strategi AS untuk menghadapi Uni Soviet lewat containment policynya telah berhasil. Selain itu, negara-negara yang mengikuti bentuk liberalisme mengalami kemajuan yang pesat. Berbeda halnya dengan system sosialisme yang dianut oleh Uni Soviet di mana telah melahirkan stagnasi ekonomi yang berdampak buruk bagi Uni Soviet itu sendiri.

Apabila dipetakan, maka faktor-faktor penyebab runtuhnya Uni Soviet adalah :

faktor dalam negeri

faktor luar negeri

· Perekonomian ekonomi yang colaps sehingga tidak mampu menopang sendi-sendi perekonomian.

· Pengeluaran Uni Soviet untuk membiayai kekuatan hegemoninya semakin besar, sedangkan Uni Soviet tidak memiliki dana untuk membiayai program-program luar negerinya untuk memelihara hegemoninya.

· Industri berat tidak dapat membantu perekonomian domestiik.

· Keberhasilan ideology liberalisme yang semakin berkembang pesat

· Menurunnya tingkat kesejahteraan.

· Kegagalan Glasnot dan Perestroika yang diambil dalam rangka untuk meningkatkan perekonomian mlahan telah melahirkan banyak separatisme.

Uni Soviet runtuh menyisakan kepingan-kepingan negara-negara berdaulat. Rusia bersama republik lainnya ( minus negara-negara Balkan ) bekas raksasa komunis ini membentul sebuah “uni” baru dengan hubungan yang lebih longgar yang menjamin kedaulatan masing-masing. RSFSR yang kemudian menjadi Federasi Rusia adalah kepingan terbesar bekas negara adikuasa tersebut yang sekaligus memiliki hak sebagai pewaris kebesaran Uni Soviet.

Autisme

Autisme: Kenali Gejalanya dan Bagaimana Cara Penanganannya?

Ketika seorang anak sibuk dengan dunianya sendiri. Ia tidak pernah menanggapi ketika diajak bicara. Kalaupun dia berbicara, hal itu dilakukan tidak tentu arah tanpa kejelasan. Selain itu sikapnya juga sering berubah-ubah, kadang tertawa, kemudian menangis bahkan menjerit keras tanpa alasan. Biasanya anak itu menunjukkan satu perilaku yang monoton selama berjam-jam. Misalnya menggerak-gerakkan tangannya dan meremas-remas kertas. Semua itu dilakukan tanpa tujuan jelas dan tidak terarah. Anda harus berhati-hati, karena bisa jadi anak anda menderita autisme?

Apa itu Autisme? Akhir-akhir ini banyak sekali diperbincangkan tentang penyakit autisme. Penyakit ini hampir terjadi di seluruh dunia, tidak memandang latar belakang, ras, etnis, agama, dan sosial budaya. Autisme dapat terjadi pada kelompok masyarakat kaya miskin, di desa di kota, berpendidikan maupun tidak berpendidikan, kalangan artis maupun bukan artis, serta pada semua kelompok etnis dan budaya dunia. Jumlah anak yang terkena penyakit ini semakin tahun semakin bertambah. Di negara maju seperti Kanada dan Jepang, pertambahan ini mencapai angka 40% sejak tahun 1980. Di Indonesia, penyakit ini mulai menjadi perhatian kalangan orang tua.

Secara garis besar, Autisme adalah ganguan keterlambatan perkembangan kemampuan komunikasi, bicara, emosi, kepandaian, perilaku, dan ketrampilan motorik yang bedampak luas kepada anak. Pada umumnya penyandang autisme mengacuhkan suara, pengelihatan ataupun kejadian yang ada di sekitar bahkan melibatkan mereka. Apabila ada reaksi, seringkali reaksi itu tidak sesuai dengan situasi. Penderita autisme selalu menghindari atau tidak berespon terhadap kontak sosial.

Sebagai orang tua, tentunya akan timbul kekhawatiran pada diri anda jika sang buah hati terlambat bicara atau bahkan bertingkah laku tidak lazim. Anda pasti khawatir jika anak anda menderita penyakit gangguan perkembangan ini. Untuk itu, segera deteksi dini autisme pada anak. Karena banyak penyandang autisme terutama yang ringan masih tidak terdeteksi dan bahkan sering mendapatkan diagnosa yang salah. Hal tersebut tentu saja sangat merugikan anak.

Kenali Gejala Autisme

Gejala autisme mulai tampak pada anak sebelum mencapai usia tiga tahun. Secara umum, gejala paling jelas terlihat ketika anak berusia antara 2-5 tahun. Pada beberapa kasus aneh, gejala bahkan terlihat ketika anak mulai sekolah. Berdasarkan penelitian, penyakit autisme ini lebih banyak didapatkan pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Beberapa tes untuk mendeteksi dini kecurigaan autisme hanya dapat dilakukan pada bayi berusia 18 bulan ke atas.

Gejala autisme berbeda-beda dalam kuantitas dan kualitas. Penyandang autisme infantile klasik mungkin mempelihatkan gejala dalam derajat yang berat, tetapi kelainan ringan hanya memperlihatkan sebagian gejala saja. Kesulitan akan timbul jika sebagian gejala tersebut dapat muncul pada anak normal, hanya dengan intensitas dan kualitas yang berbeda.

Penyakit ini berbeda dengan penyakit lainnya, karena autisme tidak dapat langsung diketahui pada saat anak lahir atau pada screening parental yaitu tes yang dilakukan ketika anak masih berada dalam kandungan. Gejala autisme infantile timbul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada sebagian anak, gejala-gejala itu sudah ada sejak lahir. Sebagai seorang ibu, anda harus cermat memonitor perkembangan anak dengan melihat ada atau tidak adanya beberapa keganjilan sebelum anak mencapai 1 tahun. Salah satu yang paling menonjol dan mudah untuk dikenali adalah tidak adanya atau sangat kurangnya tatap mata.

Namun kemungkinan kesalahan diagnosis selalu ada, terutama pada autisme ringan. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya gangguan atau penyakit lain yang menyertai gangguan autisme yang ada, seperti retardasi mental yang berat atau hiperaktivitas. Sehingga untuk memeriksa apakah seorang anak menderita autisme atau digunakan standar internasional tentang autisme yakni ICD-10 1993 dan DSM-IV 1994 yang sering digunakan oleh para dokter untuk merumuskan criteria diagnosis untuk autisme. Kedua metode diagnosis tersebut memiliki substansi yang sama dan digunakan di seluruh dunia. Harus ada sedikitnya enam gejala dari 3 indikator yang ada dengan minimal 2 gejala dari satu indikator pertama dan masing-masing satu gejala di indikator kedua dan ketiga.

Indikator pertama. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minimal harus ada dua dari gejala di bawah ini: Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai, kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak gerik kurang tertuju. Tidak bisa bermain dengan teman sebaya. Tak ada empati atau tak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik. Gangguan perasaan dan emosi dapat dilihat dari perilaku tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah tanpa sebab nyata. Sering mengamuk tak terkendali, terutama bila tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Sering mengamuk tak terkendali bila keinginannya tidak didapatkannya, bahkan bisa menjadi agresif dan merusak.

Indikator kedua. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi, terlambat bicara atau sama sekali tak berkembang. Menggunakan kata kata tanpa menghubungkannya dengan arti yang lazim digunakan. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat. Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara nonverbal. Bila anak dapat bicara, bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang. Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru.

Indikator ketiga. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan. misalnya menderetkan sabun menjadi satu deretan yang panjang, memutar bola pada mainan mobil dan mengamati dengan seksama dalam jangka waktu lama. Ada kelekatan dengan benda tertentu seperti kertas, gambar, kartu atau guling, terus dipegang dibawa kemana saja dia pergi. Bila senang satu mainan tidak mau mainan lainnya. Tidak menyukai boneka, tetapi lebih menyukai benda yang kurang menarik seperti botol, gelang karet, baterai atau benda lainnya. Sebelum umur tiga tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam interaksi sosial, bicara dan berbahasa, serta cara bermain yang monoton, kurang variatif.

Mengetahui kebenaran diagnosis autis memang tidaklah mudah karena membutuhkan kecermatan, pengalaman dan mungkin perlu waktu yang tidak sebentar untuk pengamatan. Diagnosis Autis hanyalah dapat dilakukan melalui diagnosis klinis bukan dengan pemeriksaan laboratorium. Banyak tanda dan gejala perilaku seperti autis yang disebabkan oleh adanya gangguan selain autis. Sehingga diperlukan pemeriksaan klinis dan penunjang lainnya mungkin diperlukan untuk memastikan kemungkinan adanya penyebab lain tersebut. Selain itu orang tua yang paling berperan untuk ikut memonitor jalannya perkembangan anak dan memberikan laporan yang akurat berkaitan dengan perilaku anak.

Belum Pasti Mengenai Penyebab Autisme

Sejauh ini masih belum terdapat kejelasan secara pasti tentang penyebab autisme ini. Karena penyebab penyakit gangguan yang dipengaruhi oleh multifaktorial ini masih menjadi bahan perdebatan di antara para ahli dan dokter di dunia. Dalam keadaan seperti ini, strategi pencegahan yang dilakukan masih belum optimal. Sehingga saat ini, tujuan pencegahan hanya sebatas untuk mencegah agar gangguan yang terjadi tidak lebih berat lagi, bukan untuk menghindari kejadian autis.

Penyebab autis belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli menyebutkan autis disebabkan karena multifaktorial. Beberapa peneliti mengungkapkan terdapat gangguan biokimia, ahli lain berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh gangguan psikiatri/jiwa. Ahli lainnya berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh karena kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik termasuk autis.

Walaupun paparan logam berat (air raksa) terjadi pada setiap anak, namun hanya sebagian kecil saja yang mengalami gejala autism. Hal ini mungkin berkaitan dengan teori genetik, salah satunya berkaitan dengan teori Metalotionin. Beberapa penelitian anak autism tampaknya didapatkan ditemukan adanya gangguan netabolisme metalotionin. Metalotionon adalah merupakan sistem yang utama yang dimiliki oleh tubuh dalam mendetoksifikasi air raksa, timbal dan logam berat lainnya. Setiap logam berat memiliki afinitas yang berbeda terhada metalotionin. Berdasarkan afinitas tersebut air raksa memiliki afinitas yang paling kuar dengan terhadam metalotianin dibandingkan logam berat lainnya seperti tembaga, perak atau zinc. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilaporkan para ahli menunjukkan bahwa gangguan metalotianin disebabkan oleh beberapa hal di antaranya adalah : defisiensi Zinc, jumlah logam berat yang berlebihan, defisiensi sistein, malfungsi regulasi element Logam dan kelainan genetik, antara lain pada gen pembentuk netalotianin.

Perdebatan yang terjadi akhir akhir ini berkisar pada kemungkinan penyebab autis yang disebabkan oleh vaksinasi anak. Peneliti dari Inggris Andrew Wakefield, Bernard Rimland dari Amerika mengadakan penelitian mengenai hubungan antara vaksinasi terutama MMR (measles, mumps rubella ) dan autisme. Banyak penelitian lainnya yang dilakukan dengan populasi yang lebih besar dan luas memastikan bahwa imunisasi MMR tidak menyebabkan Autis. Beberapa orang tua anak penyandang autisme tidak puas dengan bantahan tersebut. Bahkan Jeane Smith seorang warga negara Amerika bersaksi didepan kongres Amerika : kelainan autis di negara ini sudah menjadi epidemi, dia dan banyak orang tua anak penderta autisme percaya bahwa anak mereka yang terkena autis disebabkan oleh reaksi dari vaksinasi.

Banyak pula ahli melakukan penelitian dan menyatakan bahwa bibit autis telah ada jauh hari sebelum bayi dilahirkan bahkan sebelum vaksinasi dilakukan. Kelainan ini dikonfirmasikan dalam hasil pengamatan beberapa keluarga melalui gen autisme. Patricia Rodier, ahli embrio dari Amerika bahwa korelasi antara autisme dan cacat lahir yang disebabkan oleh thalidomide menyimpulkan bahwa kerusakan jaringan otak dapat terjadi paling awal 20 hari pada saat pembentukan janin. Peneliti lainnya, Minshew menemukan bahwa pada anak yang terkena autisme bagian otak yang mengendalikan pusat memory dan emosi menjadi lebih kecil dari pada anak normal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gangguan perkembangan otak telah terjadi pada semester ketiga saat kehamilan atau pada saat kelahiran bayi.

Karin Nelson, ahli neorology Amerika mengadakan menyelidiki terhadap protein otak dari contoh darah bayi yang baru lahir. Empat sampel protein dari bayi normal mempunyai kadar protein yang kecil tetapi empat sampel berikutnya mempunyai kadar protein tinggi yang kemudian ditemukan bahwa bayi dengan kadar protein otak tinggi ini berkembang menjadi autis dan keterbelakangan mental. Nelson menyimpulkan autis terjadi sebelum kelahiran bayi.

Saat ini, para pakar kesehatan di negara besar semakin menaruh perhatian terhadap kelainan autis pada anak. Sehingga penelitian terhadap autism semakin pesat dan berkembang. Sebelumnya, kelainan autis hanya dianggap sebagai akibat dari perlakuan orang tua yang otoriter terhadap anaknya. Kemajuan teknologi memungkinkan untuk melakukan penelitian mengenai penyebab autis secara genetik, neuroimunologi dan metabolik. Pada bulan Mei 2000 para peneliti di Amerika menemukan adanya tumpukan protein didalam otak bayi yang baru lahir yang kemudian bayi tersebut berkembang menjadi anak autis. Temuan ini mungkin dapat menjadi kunci dalam menemukan penyebab utama autis sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahannya.

Ketidakjelasan mengenai penyebab autis ini, seyogyanya orang tua khususnya kaum ibu harus benar-benar memperhatikan ketika masa kehamilan untuk mengurangi resiko terjadinya gangguan perkembangan sejak dalam masa kehamilan. Adapun cara untuk mencegah terjadinya gangguan tumbuh kembang sejak dalam kehamilan tersebut diantaranya adalah periksa dan konsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan lebih awal, kalau perlu berkonsultasi sejak merencanakan kehamilan. Melakukan pemeriksaan screening secara lengkap terutama infeksi virus TORCH (Toxoplasma, Rubela, Citomegalovirus, herpes atau hepatitis). Periksa dan konsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan secara rutin dan berkala, dan selalu mengikuti nasehat dan petunjuk dokter dengan baik.

Apabila terjadi pendarahan selama kehamilan segera periksa ke dokter kandungan. Perdarahan selama kehamilan paling sering disebabkan karena kelainan plasenta. Kondisi tersebut mengakibatkan gangguan transportasi oksigen dan nutrisi ke bayi yang mengakibatkan gangguan pada otak janin. Pendarahan pada awal kehamilan juga berhubungan dengan kelahiran prematur dan bayi lahir berat rendah. Prematur dan berat bayi lahir rendah juga merupakan resiko tinggi terjadinya autism dan gangguan bahasa lainnya.

Bagi kaum ibu harus berhati-hati minum obat selama kehamilan, bila perlu harus konsultasi ke dokter terlebih dahulu. Obat-obatan yang diminum selama kehamilan terutama trimester pertama. Peneliti di Swedia melaporkan pemberian obat Thaliodomide pada awal kehamilan dapat mengganggu pembentukan sistem susunan saraf pusat yang mengakibatkan autisme dan gangguan perkembangan lainnya termasuk gangguan berbicara. Bila bayi beresiko alergi sebaiknya ibu mulai menghindari paparan alergi berupa asap rokok, debu atau makanan penyebab alergi sejak usia di atas 3 bulan. Hindari paparan makanan atau bahan kimiawi atau toksik lainnya selama kehamilan. Jaga higiene, sanitasi dan kebersihan diri dan lingkungan. Konsumsilah makanan yang bergizi baik dan dalam jumlah yang cukup. Sekaligus konsumsi vitamin dan mineral tertentu sesuai anjuran dokter secara teratur.

Harus Lebih Sabar dalam Menghadapi Anak Pengidap Autisme

Sebelum menentukan apakah anak anda mengidap penyakit autis atau tidak diperlukan konsultasi dengan dokter. Sebagai orang tua, anda jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika mencurigai adanya satu / lebih gejala pada anak anda. Hal yang paling penting adalah jangan cepat-cepat menyatakan anak anda sebagai penderita autis. Diagnosis akhir dan evaluasi keadaan anak sebaiknya ditangani oleh suatu tim dokter yang berpengalaman , terdiri dari ; dokter anak , ahli saraf anak, psikolog, ahli perkembangan anak, psikiater anak, ahli terapi wicara.

Pengetahuan orang tua terhadap autisme sangat berperan untuk meminimalisasi gejala gangguan perkembangan tersebut jika autisme ditemukan pada diri anak. Orang tua sebaiknya sadar bahwa autisme merupakan kelainan yang membuat seorang anak sulit untuk merespon komunikasi. Hal ini penting untuk disadari orang tua, karena terkadang sikap yang diperlihatkan sang anak menunjukkan ketidakpatuhan yang menyebabkan orang tua menganggapnya sebagai pembangkangan. Padahal sikap tersebut disebabkan suatu gangguan interaksi social yang dimiliki sang anak.

Anak yang menderita autisme memerlukan perhatian ekstra dari orang tua. Para orang tua harus bersikap lebih sabar untuk membimbing anak dalam berkomunikasi. Diantara mereka ada yang mengalami kesulitan untuk berkomunikasi, ada yang hiperaktif, dan ada yang pula hipoaktif. Karena itulah orang tua harus menyadari dan paham betul tentang apa yang tengah terjadi pada anak mereka yang ternyata menderita autisme.

Salah satu hal yang bisa dilakukan orang tua adalah memupuk kemampuan mereka untuk mengadakan pertukaran dengan orang lain, tapi kemajuan yang diperoleh anak-anak autisme memerlukan banyak waktu, misalnya membedakan semacam warna mungkin perlu beberapa pekan bahkan waktu yang lebih panjang. Sebagai orang tua harus mempunyai kesabaran yang lebih banyak. Bersamaan dengan itu, karena penderita autisme anak-anak kurang mempunyai daya kendali sendiri, maka, peristiwa melukai orang lain hampir terjadi setiap hari. Suatu tuntutan lain terhadap latihan tingkah laku mereka berikut, harus menampilkan seperti tidak terjadi hal tersebut ketika anak autisme muncul perilaku yang tidak baik, dengan demikian anak autisme merasa tingkah lakunya tidak berarti, sehingga kejadian itu semakin sedikit.

Orang tua memainkan peran yang sangat penting dalam membantu perkembangan anak. Seperti anak-anak lainnya, anak autisme mampu belajar melalui permainan.
Bergabunglah dengan anak ketika dia sedang bermain, tariklah anak dari perilaku dan ritualnya yang sering diulang-ulang, dan tuntunlah mereka menuju kegiatan yang lebih beragam. Tujuan dari pengobatan tersebut untuk membuat anak autisme berbicara. Tetapi sebagian anak autis tidak dapat bermain dengan baik, padahal anak umumnya mempelajari kata-kata baru melalui permainan. Sebaiknya orang tua tetap berbicara kepada anak yang autisme, sambil menggunakan semua alat komunikasi dengan mereka, baik berupa isyarat tangan, gambar, foto, lambang, bahasa tubuh maupun teknologi.

Para orang tua yang tidak memiliki cukup waktu untuk membimbing anaknya, dapat menghubungi konsultan terapi autisme. Hal ini diperlukan mengingat orang tua selalu sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Terapi autis dilakukan dengan dua cara yakni terapi bicara dan terapi perilaku. Terapi ini harus dilakukan secara rutin dan berkala. Penanganan anak autis tidak dapat dilakukan secara singkat. Paling cepat dalam kurun waktu satu tahun penderita autisme mengalami banyak kemajuan. Bila tidak ditangani intensif, autisme bisa muncul lagi dalam bentuk lain pada waktu remaja. Gangguan tersebut menjelma jadi gangguan perilaku, kurang percaya diri dan introvert (pribadi tertutup).

Apa yang dikerjakan seorang terapis autisme memang tidak ubahnya seorang guru mendidik muridnya. Tetapi, terapis autisme harus berhadapan dengan murid yang cukup sulit untuk ditangani dengan pendekatan biasa. Karena itu, seorang terapis autisme mesti menyesuaikan pola pengajarannya untuk tiap anak. Terapi untuk tiap anak yang menderita autis berbeda-beda. Di klinik autisme biasanya anak akan diperiksa fisiknya terlebih dahulu oleh dokter. Lalu, perkembangan kejiwaannya dianalisis oleh psikolog.

Nah, tugas terapis autisme itu memberikan terapi sesuai dengan kurikulum atau program yang disusun berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut. Saat bekerja, terapis autisme membutuhkan seorang pendamping yang dapat membantu jalannya terapi. Pendamping ini lazimnya adalah orang yang dekat dengan sang anak, entah ibunya, baby sitter, atau pembantu. Karena, anak akan lebih mudah menyerap materi belajar kala ia merasa nyaman. Untuk anak yang mengalami gangguan bicara, terapis autisme atau terapis wicara akan mengajarkannya bicara. Mulai dari mengenal huruf, melafalkan kata-kata, hingga membentuk kalimat. Dengan begitu, pelan-pelan anak akan mengerti cara menyampaikan sesuatu yang ada di dalam pikirannya.

Sementara itu untuk anak yang hiperaktif, terapis autisme berusaha membuatnya bisa mengendalikan diri. Caranya bisa berupa pengalihan perhatian atau bahkan dipegangi. Sebaliknya, untuk anak yang hipoaktif, terapi yang dilakukan tentunya lebih banyak memberikan rangsangan agar si anak banyak beraktivitas. Mengajaknya bermain menjadi sarana paling ampuh.

Selain terapi, para orang tua juga harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi oleh penderita autis. Karena ini sangat penting untuk menjaga perkembangan anak autis. Anak penderita autis memiliki alergi pada makanan tertentu, alergi ini juga dapat memicu gangguan otak yang sangat parah. Cara mengatur pola makanan seimbang pada penderita autis adalah:

  1. Makanan sumber karbohidrat yang tidak mengandung glutein seperti:beras, singkong, ubi, talas, jagung, tepung beras, tapioka, maizena, bihun dan soun.
  2. Makanan sumber protein yang tidak mengandung kasein: daging, telur, kerang, tahu, tempe dan kacang-kacangan.
  3. Cukup mengkonsumsi serat khususnya berasal dari buah-buahan dan sayuran.
  4. Menghindari makanan yang mengandung glutein seperti: terigu, havermouth, roti, mie, kue-kue, makaroni, spageti, cake dan biscuit
  5. Menghindari makanan sumber kasein seperti: susu, ice cream, keju, mentega dan yogurt
  6. Memilih makanan yang tidak menggunakan food additive.
  7. Hindari makanan yang mengandung phenol seperti: tomat, jeruk, pisang, anggur merah, apel, cocoa dan susu.
  8. Pemberian suplement, vitamin dan mineral seperti: vit B, vit C,z ink dan magnesium.

Dari kesemua terapi yang dilakukan dan menjaga makanan untuk penderita autisme, rasa pantang menyerah harus juga dimiliki oleh kaum orang tua. Selain kesabaran, anda para orang tua harus optimis dan tidak boleh kehilangan harapan bahwa anak penderita autisme dapat disembuhkan. Autisme memiliki kemungkinan untuk dapat disembuhkan, tergantung dari berat tidaknya gangguan yang ada. Berdasarkan data terakhir, di Indonesia ada dua penyandang autisme yang berhasil disembuhkan, dan kini dapat hidup normal dan berprestasi.

Siapa yang tidak ingin anak autisnya dapat hidup mandiri, dapat berkarya & berprestasi baik serta dapat diterima di masyarakat? Kunci terpenting bagi para orang tua adalah dengan terus berdoa kepada Tuhan agar anak dapat diberi kesembuhan dan keluarga diberi kemampuan, kekuatan, kesabaran serta ketabahan dalam membesarkan dan mendampingi si anak penderita autis. Juga agar diberi jalan terbaik dalam kehidupan ini agar dapat membantu dan mendukung proses perbaikan perkembangan penderita.

10 FAKTA AUTISME:

  1. Autis bukan karena keluarga (terutama ibu yg paling sering dituduh) yang tidak dapat mendidik penderita. Anak autis tidak memiliki minat bersosialisasi, dia seolah hidup didunianya sendiri. Dia tidak peduli dengan orang lain. Orang lain (biasanya ibunya) yang dekat dengannya hanya dianggap sebagai penyedia kebutuhan hidupnya. (Baca: Teory of Mind, yang ditulis oleh seorang autis).
  2. Jarang sekali anak autis yang benar-benar diakibatkan oleh faktor genetis. Alergi memang bisa saja diturunkan, namun alergi turunan tidak berkembang menjadi autoimun seperti pada penderita autis.
  3. Terjadi kegagalan pertumbuhan otak yang diakibatkan oleh keracunan logam berat seperti mercury yang banyak terdapat dalam vaksin imunisasi atau pada makanan yang dikonsumsi ibu yang sedang hamil, misalnya ikan dengan kandungan logam berat yang tinggi.
  4. Terjadi kegagalan pertumbuhan otak karena nutrisi yang diperlukan dalam pertumbuhan otak tidak dapat diserap oleh tubuh, ini terjadi karena adanya jamur dalam lambungnya.
  5. Terjadi autoimun pada tubuh penderita yang merugikan perkembangan tubuhnya sendiri karena zat-zat yang bermanfaat justru dihancurkan oleh tubuhnya sendiri. Imun adalah kekebalan tubuh terhadap virus/bakteri pembawa penyakit. Sedangkan autoimun adalah kekebalan yang dikembangkan oleh tubuh penderita sendiri yang justru kebal terhadap zat-zat penting dalam tubuh dan menghancurkannya.
  6. Tubuh penderita menjadi alergi terhadap banyak zat yang sebenarnya sangat diperlukan dalam perkembangan tubuhnya. Dan penderita harus diet ekstra ketat dengan pola makan yang dirotasi setiap minggu. Karena jika terlalu sering dan lama makan sesuatu bisa menjadikan penderita alergi terhadap sesuatu itu.
  7. Autis memiliki spektrum yang lebar. Dari yang autis ringan sampai yg terberat. Termasuk di dalamnya adalah hyper-active, attention disorder, dll.
  8. Kebanyakan anak autis adalah laki-laki karena tidak adanya hormon estrogen yg dapat menetralisir autismenya. Sedang hormon testoteronnya justru memperparah keadaannya. Sedikit sekali penderitanya perempuan karena memiliki hormon estrogen yang dapat memperbaikinya.
  9. Penderita autis sebagian dapat sembuh dengan beberapa kondisi, yaitu: ditangani dan terapi sejak dini; masih dalam spektrum ringan; mengeluarkan racun atau logam berat dalam tubuh penderita (detoxinasi).
  10. Perlu pemahaman dan pengetahuan tentang autis dan ditunjang oleh kesabaran dan rasa kasih sayang dalam keluarga penderita. Terutama bagi suami-istri karena banyak kasus anak autis menjadi penyebab hancurnya rumah tangga.