12.16.2009

Siap-Siap, Listrik Masih Biarpet hingga 2013

JAKARTA. Bersiap memperbanyak cadangan lilin, senter, dan obor untuk menghadapi pasokan setrum yang byar-pet. Pasalnya, program percepatan 10.000 megawatt (MW) tahap I yang diprediksikan rampung pada akhir 2011 atau awal 2012, sepertinya bakal molor hingga tahun 2013. Padahal kebutuhan listrik terus naik.

"Program 10.000 MW tahap I akan selesai pada 2013, tapi beberapa akan ada yang sudah beroperasi pada tahun 2011 dan 2012" ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Zahedy Saleh, Jumat (11/12).

Darwin beralasan, molornya proyek 10.000 MW tahap I karena berbagai sebab, diantaranya sulitnya pendanaan dan pembebasan lahan.

Darwin menghitung, hingga paruh pertama tahun depan, pemerintah kemungkinan baru bisa merampungkan 27% dari keseluruhan proyek 10.000 MW tahap I. Dus, pada akhir 2010, proyek ini baru akan selesai sekitar 48%.

Mempengaruhi pasokan setrum

Pernyataan Darwin Zahedy ini merupakan revisi dari pernyataannya terdahulu. Sebelumnya, Darwin menargetkan pada semester pertama tahun depan proses penyelesaian proyek listrik 10.000 MW tahap I sudah mencapai 40%.

Sementara itu, pakar setrum Feby Tumewa menyatakan, molornya proyek 10.000 MW tahap I akan berdampak besar kepada pasokan tenaga listrik di seluruh Indonesia. Karena sambungan baru terpaksa dibatasi, maka target rasio elektrifikasi pastinya akan meleset. "Dari awal program ini sudah bermasalah. Perencanaannya tidak benar, proses tender tidak dilakukan secara tepat, dan pemerintah tidak memiliki skenario implementasi," tandas Feby.

Feby tidak heran jika muncul masalah pendanaan, karena dia menilai proyek tersebut tidak layak secara teknis dan finansial. Soal permasalahan pembebasan lahan, Feby menilai, itu terjadi karena tidak ada studi kelayakan yang benar.

Untuk itu, ia meminta PLN melakukan proses tender yang benar, dan mengalokasikan dana investasi pembangkit maupun transmisi minimum Rp 20 triliun per tahun.

Andri Doni, Ketua Masyarakat Kelistrikan Indonesia, juga mencermati soal skema investasi yang harus diperbaiki. Menurut Andri, peran swasta harus dilibatkan secara penuh dalam proyek ini.

Dua PLTU beroperasi

Hingga akhir tahun ini, seharusnya ada 3 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang beroperasi. Sayangnya, hingga bulan Desember ini baru 2 PLTU yang masuk dalam program 10.000 MW tahap I yang sudah beroperasi secara normal.

Kedua PLTU tersebut adalah PLTU Labuan dan PLTU Rembang. Sedangkan PLTU Indramayu kemungkinan baru bisa beroperasi Maret 2010.

"Untuk PLTU Labuan, dua unit. Kemudian Rembang satu unit. Sudah selesai, tinggal diresmikan saja," ujar Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, J. Purwono.

Fitri Nur Arifenie

Kandungan Lokal Proyek-Proyek Listrik Masih Kecil

Tingkat kandungan komponen buatan lokal proyek-proyek listrik masih rendah

JAKARTA. Departemen Perindustrian meminta kepada PT PLN mengoptimalkan penggunaan kandungan lokal dalam proyek-proyek pembangkit listrik listrik karena selama ini tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di sektor listrik ini masih rendah.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka, Departemen Perindustrian, Ansari Bukhari mengatakan, kini memang belum ada regulasi pemerintah untuk mengoptimalkan penggunaan kandungan lokal dalam proyek pembangkit setrum.

Menurut data dari Departemen Industri, kandungan lokal pada proyek pembangkit batubara masih sedikit. Pembangkit berkapasitas produksi 8 Megawatt (MW) ke bawah memiliki kandungan lokal 70%, kemudian kandungan lokal pembangkit 8 MW - 25 MW 50%, dan pembangkit 25 MW -100 MW baru 45%.

Sementara berdasarkan studi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), kandungan lokal pembangkit geothermal berkapasitas kurang dari 10 MW hanya 61,7%, pembangkit 20 MW - 110 MW baru 30%, dan pembangkit dengan kapasitas lebih dari 110 MW hanya 29%. Dengan demikian, komponen proyek geothermal masih bergantung pada kontribusi asing.

Ansari juga merinci beberapa kelemahan industri mesin peralatan listrik. Pertama, struktur industri masih lemah. Kedua, masih terbatasnya kemampuan pendanaan pengembangan produk dan investasi. "Kelemahan lain adalah ketergantungan kepada pihak asing untuk mengembangkan produksi dalam negeri," kata Ansari kemarin (14/12) setelah penandatanganan pembiayaan listrik antara PLN dengan sejumlah bank.

Pendapat senada juga mengemuka dari Kepala BPPT Marzan A. Iskandar. Oleh karena itu ia minta PLN agar meningkatkan kandungan lokal pembangkit listrik dalam Megaproyek 10.000 MW Tahap II, khususnya pada pembangkit geothermal. Salah satu caranya, pembangkit geothermal sekala kecil harus dibuat oleh industri lokal dan dengan melibatkan perusahaan lokal, misalnya PT Rekayasa Industri.

Bebasan bea masuk

Untuk mendorong partisipasi lokal ini, Ansari mengusulkan pembebasan bea masuk bahan baku dan komponen mesin pembangkit yang memang belum diproduksi di dalam negeri.

Direktur Konstruksi PLN, Agung Nugroho juga menambahkan bahwa PLN juga sangat serius dalam soal meningkatkan local content tersebut. "Saat ini tim TKDN sedang menyelesaikan audit pembangkit PLN. Tahap pertama untuk pembangkit di Jawa dulu," kata dia.

"Kami lihat dulu seperti apa hasil auditnya, baru nanti kami bilang bahwa TKDN-nya rendah," kata dia.

Tuntas Sudah Perburuan Dana Megaproyek Listrik 10.000 MW Tahap I

AKHIRNYA, setelah bertahun-tahun pendanaan proyek-proyek pembangunan pembangkit listrik yang tercakup dalam Megaproyek Listrik 10.00 Megawatt (MW) tuntas sudah. kemarin, Senin (14/12), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) meneken fasilitas kredit untuk pendanaan sejumlah pembangkit.

Total pinjaman yang terkucur mencapai US$ 457,6 juta dan Rp 635 miliar. "Dengan ditandatanganinya pendanaan ini, kebutuhan untuk 10 lokasi PLTU di Jawa-Bali dan 23 lokasi PLTU di luar Jawa-Bali sudah terpenuhi," ujar Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar.

Ada beberapa pembangkit yang mendapatkan kredit "kloter" terakhir ini. Pertama, PLTU Tanjung Awarawar dengan kapasitas 2 x 315 MW mendapat pinjaman US$ 371 juta dengan tenor pinjaman 13 tahun. Penekenan dilakukan bersama Bank of China. "Termasuk masa tenggang 3 tahun dengan suku bunga berbasis LIBOR," kata Fahmi kemarin.

Kedua, PLTU Kalimantan Barat (2 x 50 MW) dengan nilai pinjaman ?US$ 62 juta dan Rp 392 miliar. PLN mendapatkan pinjaman dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Ketiga, PLTU Bengkalis, Riau (2 x 10MW) dengan nilai pinjaman ?US$ 8,4 juta dan Rp 132 miliar. Pinjaman ini juga didapatkan dari BRI.

Keempat, PLTU Selat Panjang, Riau (2 x 7 MW) dengan nilai US$ 9,2 juta dan Rp 111 miliar. PLN memperoleh pinjaman ini dari BRI.

Kelima, PLTU Balai Karimun Riau (2x7 MW) dengan nilai pinjaman mencapai US$ 7 juta bersama BRI dengan tenor selama 10 tahun.

Setelah urusan duit beres, kini PLN bisa konsentrasi memicu pembangunan pembangkit untuk mengatasi krisis listrik. Sedangkan pembangkit yang berlokasi di Maluku dan Papua masih proses tender ulang.

Fahmi juga menambahkan bahwa penandatanganan tersebut menuntaskan pendanaan dalam rangka proyek PLTU 10.000 MW Tahap I dengan nilai US$ 4,931 miliar dan Rp 19,613 triliun. "Tahun 2009 ini proyek PLTU Labuan 2 x 300 MW dan Rembang 1 x 300 MW akan segera masuk sistem kelistrikan. Lainnya akan menyusul pada tahun 2010," imbuh dia.

Selain untuk proyek 10.000 MW, PLN juga berhasil mendapatkan pinjaman untuk transmisi listrik hingga senilai Rp 4,54 triliun.

Fitri Nur Arifenie

Setrum dan Pembiayaan Ganjal Pertumbuhan RSH

Tahun ini, pengembang hanya bisa memenuhi pasokan RSH 85% dari target 158.000 unit.

JAKARTA. Sejumlah kendala menyandung pengembang untuk menyediakan rumah sederhana sehat (RSH) tahun ini. Diantaranya, soal ketersediaan listrik dan pembiayaan perumahan. Ujung-ujungnya, pengembang hanya mampu memenuhi 85% dari target pembangunan RSH tahun ini.

Target pembangunan RSH baru pada tahun ini adalah sebesar 158.000 unit. Namun realisasinya, "Hingga Oktober, jumlah pembangunan RSH mencapai 117.000 unit dan kami memprediksi hingga akhir tahun hanya sebesar 135.000 unit," ujar Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Teguh Satria, Selasa (15/12).

Sulitnya mendapat listrik menjadi kendala utama pembangunan RSH. Maklum, pengembang tidak bisa menjual rumah tanpa ada sambungan listrik. Celakanya lagi, tanpa ada kepastian pasokan setrum, pihak perbankan juga menolak pengajuan kredit oleh para pengembang.

"Kuncinya memang ada di dalam skema pembiayaan. Likuditas perbankan yang ketat mengakibatkan supply tidak banyak," jelas Teguh.

Segendang seperjogetan dengan Teguh, Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Fuad Zakaria juga mengeluhkan hal yang sama. Menurut data yang dilansir Apersi, kebutuhan listrik untuk proyek perumahan menengah ke bawah bersubsidi tahun ini sebesar 100.000 kilowatt (kW).

Apersi sudah meminta PLN secara transparan memetakan wilayah-wilayah yang tidak memiliki sambungan setrum. Dengan begitu, pengembang tidak akan membangun RSH di wilayah yang tidak ada pasokan listriknya. "Tapi sampai sekarang, hal itu belum ada solusinya," kata Fuad.

Menurut Fuad, selain kedua kendala tersebut, ada hal lain yang juga harus dibenahi pemerintah agar pembangunan RSH mencapai target, yakni masalah perizinan dan sertifikasi.

Tambahan subsidi

Kendati tidak mencapai target, toh para pengembang tidak lantas loyo. Teguh menegaskan, tahun depan pihaknya optimis bisa menaikkan pembangunan RSH hingga 160.000 unit. Dengan membaiknya kondisi makro ekonomi dan tren bunga kredit bank yang rendah, Teguh optimis jumlah anggota REI akan naik dari 1.743 sekarang ini menjadi 2.100 perusahaan di 2010.

Sementara Fuad menilai, bisnis properti tahun depan masih akan bergantung pada kebijakan yang diambil pemerintah. Diantaranya, soal subsidi, perizinan, sertifikasi dan pembiayaan.

Baik Apersi maupun REI mengusulkan agar pemerintah menambah subsidi perumahan di 2010.

Terkait soal harga, menurut Teguh, harga RSH tahun depan akan naik. Jika harga awalnya Rp 55 juta per unit, maka di 2010 diperkirakan harganya akan naik menjadi Rp 65 juta per unit.

Selain itu, "Kami sudah mengusulkan ke pemerintah untuk menaikkan harga rusunami bersubsidi dari Rp 144 juta menjadi Rp 180 juta," kata Teguh.

Fitri Nur Arifenie

11.27.2009

Masalah setrum tidak akan selesai hanya dengan mengganti Dirut PLN

Masalah kelistrikan di Indonesia bak benang kusut yang butuh ketelitian dan kesabaran untuk meluruskannya kembali. Permasalahan listrik dari tahun ke tahun selalu saja sama. Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengaku mengalami defisit pasokan listrik lantaran tidak ada investasi di sektor kelistrikan. Bahkan program 10.000 mw tahap pertama belum kunjung selesai. Sementara program 10.000 mw tahap kedua, hingga saat ini belum terbit peraturan presidennya, padahal tahun depan, program ini sudah harus ditenderkan. PLN mengaku dengan selesainya program 10.000 mw tahap pertama dan kedua maka elektrifikasi PLN pada tahun 2014 bisa mencapai 80%.

"Saat ini peraturan presiden 10.000 mw masih ada di tangan menteri keuangan," ujar Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, Departemen ESDM, J. Purwono.

Pemerintah seharusnya lebih serius lagi untuk mencari sebenarnya di mana akar masalah dari sistem kelistrikan di Indonesia. Karena masyarakat sudah mulai mengeluh karena ulah perusahaan yang lebih tepat dinamakan perusahaan lilin negara. Siapa yang dirugikan dengan pemadaman tersebut? Jelas, konsumenlah yang mendapatkan kerugian. Berbagai keluhan muncul, mulai dari pengaduan hingga memasang status di facebook yang memprotes kinerja PLN.

Protes keras mengalir dari kalangan industri yang kesehariannya terganggu akibat pemadaman. Industri tekstil, mereka terpaksa mengeluarkan anggaran lebih untuk biaya operasional genset. Industri palstik, pemadaman yang tiba-tiba membuat proses pembuatan plastik menjadi rusak dan tidak sempurna, serta tidak dapat digunakan lagi. Bahkan sampai jasa usaha laundry sekalipun, pemadaman listrik membuat mereka tidak dapat menyelesaikan cuciannya dengan tepat waktu. Tentunya hal ini berimbas pada kerugian materil dan tentu saja, kepercayaan pelanggan.

Meski dirugikan, konsumen hanya mendapatkan diskon 10% bagi mereka yang mengalami pemadaman. Direktur Pembangkitan Jawa dan Bali, Murtaqqi Syamsudin bilang bahwa PLN akan memberikan ganti rugi kepada pelanggan pada bulan berikutnya. Misalnya, pemadaman dilakukan bulan Oktober, maka kompensasi itu bisa dirasakan pada bulan November. Kalangan industri hanya bisa gigit jari ketika kerugian mereka lebih besar ketimbang kompensasi yang mereka dapatkan dari PLN. “Diskon 10% itu tidak bisa menutupi kerugian kita. Apa mau PLN mengganti kerugian yang kita peroleh,” ujar Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Benny Sutrisno.

Kejadian yang baru saja terjadi ketika dua Gardu Induk di wilayah Jakarta yakni GI Cawang dan GI Krembangan terbakar yang mengakibatkan terjadinya pemadaman bergilir. Direktur Utama PLN, Fahmi Mochtar mengaku tidak memiliki dana investasi yang cukup untuk menambah trafo. Karena kondisi trafo di Jakarta kelebihan beban dan umurnya sudah tua sehingga harus menambah trafo baru. "Untuk menambah 8 trafo baru setidaknya membutuhkan dana sekitar Rp 5,6 triliun," ujar Fahmi.

Bahkan, Presiden juga ikut geram terhadap ulah PLN ini. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ikut menegur Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar karena pemadaman listrik terus terjadi sehingga merugikan dunia usaha dan masyarakat pemakainya. Dua hari kemudian Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan telah membentuk tim antar departemen untuk mengevaluasi kinerja direksi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Santer terdengar kabar, jika orang nomor satu di PLN, Fahmi Mochtar akan dicopot dan digantikan dengan Dahlan Iskan.

Namun, mengganti direksi bukanlah solusi atas masalah kelistrikan di Indonesia. Karena siapapun yang menjadi direksi, jika ia tidak mengusai permasalahan listrik, maka sia-sia melakukan pergantian direksi. Karena listrik yang byar pet itu masih akan terjadi. Tapi, Mengapa Presiden melakukan pergantian itu ketika listrik Jakarta padam, Padahal, sejak dulu wilayah di luar pulau Jawa mengalami kondisi yang lebih parah.

Contohnya Sumatera dan Kalimantan, pemadaman listrik merupakan santapan sehari-hari bagi mereka. Setiap harinya selama beberapa jam dalam sehari, mereka harus merasakan kehidupan kembali ke zaman purba. PLN mencatat setidaknya ada 11 wilayah di Indonesia yang mengalami defisit listrik. Jumlah defisit mencapai 460,2 mw. Dan wilayah yang paling besar mengalami defisit listrik adalah Sumatera bagian selatan yang mencapai 198,3 mw.

Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio mengatakan bahwa pergantian direksi tidak akan serta merta menyelesaikan masalah setrum PLN. Yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah melakukan perbaikan regulasi dalam sektor energi dan kelistrikan, terutama persoalan keuangan PLN. Jika dilihat lebih dalam lagi, sesungguhnya persoalan PLN cukup kompleks yakni secara internal dan external. Ibarat komputer, pemerintah harus memiliki anti virus yang cukup ampuh untuk membersihkan virus tersebut karena virus itu sudah menjangkiti keseluruhan komputer sehingga merugikan bagi pemakainya.

Secara internal, harus ada yang diperbaiki manajemen PLN. Pemerintah harus mampu menerapkan Good Cooperate Governance yang baik. Kalaupun harus terjadi pergantian direksi, Setidaknya pemerintah harus melakukan uji kepatutan dan kelayakan (fit and propher test) calon direksi. Uji kepatutan dan kelayakan itu haruslah dilakukan secara transparan, sehingga masyarakat tahu ukuran-ukuran dan parameter pemerintah yang digunakan untuk menguji calon orang nomor satu di PLN.

Paling tidak, pemerintah memberikan nama-nama yang berkompetisi untuk memperbutkan kursi panas itu. Tapi, yang terjadi justru sebaliknya, Bos BUMN yakni Menteri BUMN yang berhak untuk melakukan pergantian direksi, berulang kali mengatakan tidak tahu mengenai proses uji kelayakan dan kepatutan itu. Mustafa mengaku tidak tahu soal 3 calon Dirut yang sudah menghadap Presiden."Saya tidak tahu 3 orang itu. Saya juga tidak tahu mereka datang bertemu Presiden," ujar Mustafa.

Sementara secara eksternal, banyak yang harus diperbaiki oleh pemerintah. Seperti misalnya pasokan gas, batu bara dan minyak bumi yang terpenuhi. Pemerintah harus memiliki kebijakan Domestik Market Obligation (DMO). Bagaimanapun pemerintah harus memprioritaskan untuk kebutuhan dalam negeri. Agus Pambagio mengusulkan supaya minimal 30% dari energi di perut bumi Indonesia harus digunakan untuk bahan bakar pembangkit milik PLN, industri, pupuk, keramik dan sebagainya.“Energi primer itu, dijual dengan harga ekspor terendah,” kata agus.

Pemerintah saat ini kurang tegas untuk mengambil kebijakan DMO. Bahkan kebijakan ESDM soal membatasi kuota ekspor batu bara 30% yang sempat dilontarkan oleh Ditjen Mineral, Batubara dan Panas bumi, Departemen ESDM hanya sekedar kajian. Ibarat masakan, kita memiliki semua bahan-bahannya tetapi kita lebih memilih untuk menjualnya karena harganya cukup menggiurkan sedangkan kita sendiri harus menahan lapar. Apakah kebijakan itu yang dipilih oleh pemerintah? Membiarkan masyarakatnya kekurangan sementara kekayaan kita dijual ke luar negeri.

Contoh nyata adalah ketika PLN mengaku kekurangan pasokan gas untuk pembangkit Muara Karang, Jakarta. Menurut penuturan Fahmi, PLN membutuhkan pasokan gas sebesar 400 mmscfd sedangkan yang baru memperoleh pasokan adalah 132 mmscfd. Padahal banyak ladang gas di Negara ini. Bahkan untuk ini, produksi gas Pertamina bisa meningkat sebesar 8%. Sesama BUMN, seharusnya pemerintah bisa memaksa Pertamina untuk memasok gas ke PLN. Selain itu juga PLN membeli dengan harga keekonomian.

Selain kebijakan DMO, Agus mengusulkan beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah untuk memperbaiki sektor kelistrikan di Tanah Air. Yaitu Pertama segala macam bentuk transaksi jual beli listrik harus dilandaskan business to business (b to b) dan tidak perlu ijin Departemen ESDM sebagai pemerintah. Kedua, semua transaksi yang dilakukan PLN semua pajaknya ditanggung negara. Ketiga, kemudahaan perijinan pembangunan pembangkit, dan terakhir dalam melakukan tender PLN harus transparan.

“Jadi sebenarnya tidak perlu ada pergantian. Biarkan Dirut yang lama ini membenahi dan selesaikan masalah yang ada sekarang. Mengganti bukan cara yang tepat untuk selesaikan masalah. Menurut saya, siapa pun Dirutnya kalau itu semua tidak diubah maka akan sia-sia,” imbuh Agus.

Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) harus berfungsi dengan baik. Bappenas harus membuat rencana-rencana untuk memperbaiki setrum di Indonesia. Bappenas harus memetakan wilayah mana saja yang masih memerlukan pembangkit. Karena program 10.000 mw masih difokuskan kepada Pulau Jawa. Padahal daerah luar Jawa mengalami defisit listrik dan jumlah pembangkitnya sedikit. Bappenas harus membuat kebijakan yang merata. Berdasarkan catatan ESDM, wilayah yang ditetapkan sebagai daerah krisis adalah Sumatera yang meliputi Propinsi Nangroe Aceh Darusalam, Bengkulu, Tanjung Balai Karimun. Kemudian Kalimantan (khususnya Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur), Sulawesi Utara, Maluku dam Papua.

Selain itu juga, pemerintah harus melakukan evaluasi kembali terhadap kebijakan tarif dasar listrik. Selama ini tarif dasar listrik dianggap terlalu murah dan jauh dari biaya produksi. Akibatnya bukannya untung, malah PLN rugi dan tidak bisa membuat investasi baru. Padahal subsidi listrik sudah berkurang. Dengan alasan perubahan asumsi harga minyak dan nilai tukar rupiah pada rencana angaran 2009 mengubah besaran subsidi listrik menjadi Rp 51,9 triliun, dari sebelumnya disepakati Rp 60,43 triliun.

Tugas berat kabinet pemerintahan yang baru saat ini adalah mencari jalan keluar soal system kelistrikan di Indonesia. Listrik adalah kebutuhan vital untuk menunjang kondisi pertumbuhan ekonomi. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 6%, lalu bagaimana bisa mencapai angka pertumbuhan itu jika kelistrikan di dalam negeri tidak segera dibenahi.

7.13.2009

Ketiga Pasangan Capres Mengabaikan Isu Pajak (Alhasil, sumber pembiayaan program seluruh capres dan cawapres menjadi tidak realistis)

KONTAN, Nasional, 07 Juli 2009

JAKARTA. Pemilihan presiden (pilpres) tinggal hitungan jam. Bekal amunisi kampanye tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pun hampir semuanya sudah mengucur.

Ironisnya, di tengah hingar-bingar kampanye itu, tiga pasangan capres-cawapres yakni Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto (Mega- Pro), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono dan Jusuf Kalla-Wiranto (JK-Wiranto) melupakan satu isu besar yang justru menjadi pangkal persoalan ke depan. Isu itu adalah masalah pajak.

Menurut Pengamat Perpajakan Darussalam, ketiga pasangan capres-cawapres sangat sedikit menyinggung masalah yang satu ini. Padahal, "Pajak menyumbang 70% pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2009," katanya pada KONTAN, Senin (6/7).

Sebagai gambaran, dalam Rancangan APBN Perubahan 2009, Pemerintah mematok penerimaan perpajakan sebesar Rp 652,1 triliun atau 74,7% dari total penerimaan negara.

Ironis memang. Sebab, ketiga capres-cawapres selalu lantang menjanjikan pelbagai program kerakyatan, kucuran subsidi bagi masyarakat, dan pengentasan kemiskinan (Lihat tabel). Seharusnya mereka sadar, seluruh program ini akan dibiayai APBN. Darussalam bilang, tanpa bicara pajak, program seluruh pasangan menjadi tidak realistis.

Celakanya, kebijakan perpajakan yang benar harusnya mendapat persetujuan masyarakat yang bisa diajukan pada saat kampanye. Tak cuma itu, ketiga pasangan juga punya pekerjaan rumah besar buat mendongkrak rasio jumlah penerimaan pajak dengan dan total produk domestik bruto (tax ratio) yang masih 14%. Sungguh angka yang jauh ketimbang negara berkembang lain sebesar 20%.

Mengobral insentif

Sinyalemen Darussalam ini mungkin ada benarnya. Sebab, sejumlah pasangan ternyata lebih senang mengumbar janji pemberian insentif pajak ketimbang membeberkan solusi konkret peningkatan penerimaan sektor ini.

Juru Bicara Tim Sukses JK-Win, Bambang Soesatyo, bilang, mereka akan menghapuskan pajak ganda (double taxation) yang kini banyak mendera pengusaha. Menurut Bambang, saat ini, pengusaha bisa terkena pajak dua hingga tiga kali hanya untuk satu sektor. Selain menghapus pajak ganda, pasangan ini juga berjanji memberi insentif bagi sejumlah industri seperti tekstil, sepatu dan industri rumah tangga kecil.

Soal peningkatan pendapatan negara, pasangan ini berniat menggenjot penerimaan melalui penerapan pajak proporsional. "Pengusaha yang memperoleh keuntungan besar akan dikenakan pajak lebih besar dan pengusaha kecil akan diberi keringanan atau dihapuskan," kata Bambang.

Memang, Bambang mengakui bahwa penerimaan pajak ini belum bisa menambal defisit anggaran. Untuk itulah, mereka akan melakukan negosiasi ulang pembayaran cicilan utang luar negeri. Harapannya, kreditor bisa memberikan keringanan.

Janji pemberian insentif juga meluncur dari Prabowo. Ia menjanjikan pengurangan bahkan penghapusan pajak pada bidang yang sangat dibutuhkan masyarakat, seperti pendidikan termasuk pajak buku pelajaran, kesehatan, dan pajak kendaraan umum. "Kalau tidak sanggup saya laksanakan, saya siap mundur,” tegas Prabowo.

Sayangnya, Cawapres PDI Perjuangan - Gerindra ini tak membeberkan langkah konkret menggenjot penerimaan pajak untuk menopang pembiayaan anggaran. Ia malah kembali menegaskan niatnya menggenjot pertumbuhan ekonomi dua digit dengan cara memperkuat ekonomi kerakyatan yang melibatkan petani, nelayan, buruh, dan pedagang kecil tradisional. “Kami akan memprioritaskan penyaluran kredit bank kepada mereka," tegas Prabowo.

Sayangnya, KONTAN belum memperoleh tanggapan dari tim sukses SBY-Boediono. Namun, dalam berbagai kesempatan, mereka berjanji akan melanjutkan pemberian insentif pajak yang selama ini sudah berjalan. Saat ini, Pemerintah telah menggelontorkan sejumlah insentif pajak. Misalnya, insentif pajak penghasilan untuk karyawan dan pengurangan pajak penghasilan bagi perusahaan.

Memang, di era SBY, Pemerintah menggulirkan program stimulus fiskal. Salah satu yang paling menonjol adalah pemberian insentif pajak untuk berbagai sektor. Sayangnya, sampai saat ini, realisasi program tersebut masih berjalan sangat lambat.

Fitri Nur Arifenie, Yohan Rubiyantoro

7.03.2009

Pemerintah Getol Menukar Utang dengan Konservasi (Pemerintah melakukan pengalihan utang luar negeri ke proyek kehutanan)

KONTAN, Nasional, 01 Juli 2009

JAKARTA. Pemerintah terus mengerahkan berbagai cara untuk memangkas utang. Salah satunya, melalui pengalihan utang pada berbagai proyek di Indonesia alias debt swap. Yang terbaru, Pemerintah sedang negosiasi dengan sejumlah negara kreditur agar mengalihkan utang untuk menjalankan proyek-proyek kehutanan, terutama konservasi alam (debt for nature).

Salah satunya, Pemerintah sedang berusaha menghapus utang dari Pemerintah Jerman senilai € 20 juta atau sekitar Rp 287 miliar (kurs Rp 14.350 per euro).
Mahendra Siregar, Deputi Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Kerjasama Internasional berharap, proses negosiasi ini bisa selesai akhir 2009. "Sekarang masih dibahas kawasan mana yang akan dikonservasi. Program ini bertujuan melindungi spesies langka," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (30/6).

Pemerintah juga bernegosiasi dengan Australia. Nilai total utang yang akan ditukar dengan proyek konservasi hutan mencapai AU$ 75 juta atau sekitar Rp 622,5 miliar (Rp 8.300 per dolar Australia). Mahendra pun berharap, debt swap dengan Negeri Kanguru ini beres tahun ini juga.

Selain Australia dan Jerman, Indonesia juga menegosiasi kan penukaran utang dengan Pemerintah Italia. Pemerintah RI berutang pada negara itu saat proses rekonsiliasi Aceh dan Nias pasca-tsunami.

Nah, utang ini bakal dialihkan untuk proyek pelestarian kehutanan. Tapi, Mahendra mengaku tak ingat jumlahnya. "Negosiasi debt swap masih menunggu rekonsiliasi Aceh dan Nias selesai," kata dia.

Pemerintah memang tengah getol melakukan penukaran utang dengan proyek konservasi kehutanan. Sebelumnya, Pemerintah Indonesia juga meneken debt for nature di sektor kehutanan senilai € 70 juta bersama Pemerintah Jerman. Utang sebesar itu kemudian dialihkan buat membangun Kawasan Taman Nasional Barisan Selatan dan Taman Nasional Leuser.

Tak mengurangi APBN

Usaha Pemerintah tak berhenti sampai di situ. Kemarin, Pemerintah juga meneken debt swap dengan Pemerintah Amerika Serikat senilai US$ 29,91 juta atau sekitar Rp 305,1 miliar (kurs Rp 10.200 per US$). Sebenarnya, utang pokok Pemerintah kepada Negeri Paman Sam ini cuma US$ 26,1 juta. Tapi, jumlahnya kemudian membengkak akibat akumulasi bunga selama delapan tahun.

Pemerintah kedua negara sepakat menukarkan utang tersebut dengan proyek konservasi hutan seluas tujuh juta hektare di Sumatra.

Menurut Menteri Kehutanan Malam Sambat Kaban, berdasarkan kesepakatan awal, pembayaran utang dari Pemerintah Indonesia akan ditransfer dalam rekening trust fund yang dikelola HSBC. Nah, dana ini nantinya akan dipakai buat mendanai konservasi tersebut hutan tersebut.

Kendati program debt swap untuk konservasi alam, Sekretaris Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan Haryadi Himawan memastikan lembaganya tidak akan menghilangkan jatah konservasi dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2009. Dephut bahkan akan menggabungkan dana dari debt swap dengan dana APBN.
Menurut Haryadi, Indonesia masih memiliki banyak potensi taman nasional yang bisa ditukar dengan program penghapusan utang.

Dephut mencatat, jumlah hutan nasional mencapai 23,8 juta hektare. Selain di Sumatra, taman nasional yang memerlukan dana konservasi juga tersebar di Kalimantan.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto mengklaim, skema debt swap bisa menguntungkan Pemerintah Indonesia. Sebab, selain mendapatkan penghapusan utang, Indonesia juga bisa melakukan konservasi alam. "Kita terus membuka setiap negara yang ingin menawarkan program debt swap," terang Rahmat.

Pemerintah Restrukturisasi Utang Tiga BUMN di 2009 ((Tiga BUMN tersebut memiliki tungakan utang yang besar kepada sejumlah kreditur)

KONTAN, Nasional, 30 Juni 2009

JAKARTA. Setelah lama tenggelam, pembicaraan restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali memanas. Tahun ini, Pemerintah akan merestrukturisasi lima BUMN sekaligus.

Ada banyak cara pemerintah untuk melakukan restrukturisasi, mulai restrukturisasi utang dan operasional, penjualan kepemilikan saham Pemerintah, hingga likuidasi. Tahun ini, Pemerintah memastikan akan melikuidasi PT Industri Sandang Nusantara dan PT Industri Gelas.

Khusus untuk PT Merpati Nusantara Airlines, PT PAL Indonesia, dan PT Djakarta Lloyd, Pemerintah memilih cara yang lebih halus yakni restrukturisasi utang dan operasional. "Itu langkah penyehatan BUMN. Restrukturisasi meliputi manajemen, organisasi, operasi, dan sistem prosedur," ujar Meneg BUMN, Sofyan Djalil, Senin (29/6).

Selama ini, utang memang menjadi beban berat buat ketiga BUMN itu. Merpati, misalnya, memiliki utang bejibun. Salah satu yang terbesar adalah utang mereka kepada Xian Aircraft Industry Company Ltd. sebesar 1,8 miliar Yuan atau Rp 3,2 triliun. Utang ini dipakai untuk pengadaan 18 pesawat terbang. "Sekarang sedang dalam proses penyelesaian," tegas Sofyan.

Maret lalu, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika ini pernah bilang bahwa Pemerintah bakal mengambil alih penyelesaian utang itu. Pengambilalihan ini mirip dengan mekanisme subsidiary loan agreement (SLA). Maksudnya, Departemen Keuangan menalangi utang kepada Xian dan Merpati membayar utang itu kepada Pemerintah.

Lebih banyak di 2010

Kondisi tak kalah genting juga menimpa PT PAL. Produsen kapal ini bahkan terlilit utang dengan kolektibilitas lima alias macet. Perusahaan yang berdiri dengan nama PT Penataran Angkatan Laut itu pun terancam bangkrut akibat menanggung kerugian operasional senilai US$ 400 juta atau sekitar Rp 4,4 triliun pada 2008. Celakanya, kerugian ini akan bertambah lagi US$ 40 juta selama dua tahun ke depan akibat proyek ambisius pembuatan 21 kapal dengan biaya tetap. Nah, untuk melakukan restrukturisasi utang PT PAL, Pemerintah telah menunjuk PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

Djakarta Lloyd juga tak kalah parah. Perusahaan ini menanggung beban utang kepada 10 kreditur. Sayang, belum ada data yang pasti soal penyelesaian restrukturisasi utang perusahaan pelayaran tersebut.

Tampaknya, proses restrukturisasi BUMN tak berhenti tahun ini. Pemerintah akan melanjutkan penyehatan perusahaan negara tahun depan. Bahkan jumlahnya mencapai 10 BUMN. Dalam restrukturisasi 2010, Pemerintah akan menjual sahamnya di sejumlah BUMN. Beberapa BUMN yang akan masuk program restrukturisasi antara lain PT Semen Kupang, PT Perusahaan Produksi Film Negara, PT Balai Pustaka, PT Kawasan Industri, PT Kertas Kraft Aceh, dan PT Kertas Padalarang. "Sudah ada yang mau beli saham Kertas Kraft Aceh," ujar Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu.

Fitri Nur Arifenie, Ewo Raswa

Tahun Ini, Pemerintah Melikuidasi Dua BUMN

Tahun Ini, Pemerintah Melikuidasi Dua BUMN

KONTAN, Hal 1, 30 Juni 2009

JAKARTA. Beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terus-menerus merugi membuat Pemerintah geregetan. Maka, Kementerian BUMN akan melikuidasi dua perusahaan negara tahun ini.

Kedua BUMN yang menghadapi nasib pahit itu adalah PT Industri Sandang Nusantara dan PT Industri Gelas (Iglas). Pemerintah menilai kedua perusahaan itu tidak lagi mempunyai prospek. "Kajiannya akan selesai," kata Menteri Negara BUMN, Sofyan Djalil, Senin (29/6).

Saat ini, Pemerintah menguasai 63,82% saham Iglas dan 100% saham di Industri Sandang. Tahun lalu, Iglas merugi Rp 81,3 miliar dan Industri Sandang sebesar Rp 71,9. Tak ayal, nilai aset mereka pun kian menyusut.

Likuidasi Iglas dan Industri Sandang merupakan bagian dari rencana restrukturisasi BUMN yang merugi. Pemerintah mencatat, hingga kini, terdapat 15 BUMN yang punya rapor keuangan merah. Dari 15 perusahaan itu, tahun ini Pemerintah mengurusi lima BUMN dulu. Sisanya menunggu giliran tahun depan.

Jika Iglas dan Industri Sandang harus berakhir pahit, Pemerintah masih berupaya menyehatkan tiga BUMN lain yakni PT Merpati Nusantara Airlines, PT PAL Indonesia, dan PT Djakarta Lloyd.

Untuk ketiganya, Pemerintah akan melakukan penyehatan dalam bentuk restrukturisasi utang. Pemerintah juga akan memperbaiki manajemen, organisasi, operasi, dan sistem prosedur.

Anggota Komisi VII Dewan perwakilan Rakyat (DPR) Abdullah Azwar Anas mendesak agar restrukturisasi BUMN segera berjalan. Maklum, rencana ini sudah tertunda bertahun-tahun. Padahal, proses restrukturisasi bisa membuat perusahaan lebih sehat. "Pemerintah juga harus punya prioritas," tandasnya.

Fitri Nur Arifenie, Ewo Raswa

NB: Berita keduaku yang mendapatkan perhatian tersendiri setelah sebelumnya berita soal sistem perdagangan mati mendapat omelan keras dari direksi Bursa Efek Indonesia. Lantaran berita ini, banyak karyawan yang melakukan aksi demo. Kemudian ada sanggahan bahwa kedua BUMN itu akan disuntik dana dan bukan dilikuidasi.

6.26.2009

Pemerintah Membuka Lagi Peluang Swasta di Listrik (Pemerintah dan DPR ingin menghapuskan monopoli PLN pada bisnis listrik)

KONTAN, Nasional, 18 Juni 2009

JAKARTA. Pembahasan Undang-Undang Ketenagalistrikan mulai bergulir kembali. Uniknya, Pemerintah ternyata memasukkan kembali sejumlah klausul yang membuat Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan beleid tersebut empat tahun silam.

Kala itu, MK menilai UU Nomor 20/2002 tentang Ketenagalistrikan terlampau liberal karena membolehkan swasta menguasai pembangkit dan jaringan listrik. Akibat putusan ini, peraturan listrik kembali ke UU Nomor 15/1985 yang mewajibkan listrik dikelola terpusat oleh PLN.

Ada lima poin baru dalam dalam Rancangan UU (RUU) Listrik itu. Pertama, pembagian kewenangan Pemerintah pusat dan Pemerintah daerah untuk membangun pembangkit dan menentukan tarif.

Lewat klausul ini, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebenarnya berniat menghapus monopoli PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sebab, pemda melalui badan usaha milik daerah (BUMD) dan investor swasta berpeluang membangun pembangkit dan jaringan listrik.

Cuma, mereka hanya boleh masuk di daerah terpencil yang belum terjangkau PLN. "Soal tarif bisa diatur pemda," kata Direktur Jenderal Listrik Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jacobus Purwono, Rabu (17/6).

Kedua, UU baru itu akan mengatur soal tarif listrik regional yang ditentukan berdasarkan kualitas pelayanan PLN. Jadi, PLN akan mengenakan tarif lebih mahal buat daerah yang jarang mati listrik. Menurut Jacobus, tarif regional bertujuan menekan subsidi listrik.

Ketiga, sistem keamanan dan keselamatan kerja. Beleid ini mengatur lebih rinci perlindungan sumberdaya kelistrikan. Keempat, pengaturan ganti rugi atas lahan penduduk yang dipakai buat infrastruktur PLN. Kelima, sanksi atas pencurian listrik.

Masih pro-kontra

Rencana Pemerintah ini mendapatkan reaksi beragam. Anggota Komisi V DPR Enggartiasto Lukito mendukung penghapusan monopoli PLN. Alasannya, perusahaan pelat merah ini terbukti gagal memenuhi pelayanan listrik.

Tapi, Anggota Komisi VII lainnya Sutan Batoeghana mengingatkan agar Pemerintah berhati-hati mengatur UU Listrik. Apalagi, jika aturan ini berlaku, Pemda dan swasta bisa bebas menentukan tarif.

Pengamat Energi Reformer Institute, Priagung Rahmanto juga mengingatkan Pemerintah untuk berhati-hati mengatur listrik yang termasuk bisnis strategis. Apalagi, MK pernah membatalkan klausul yang sama. "Masa diajukan kembali dengan memberi kelonggaran," kata dia.

Tujuan Pemerintah menghapus monopoli PLN untuk menekan subsidi pun tidak tepat. Sebab, selama ini PLN menghabiskan duit buat membeli listrik dari pembangkit swasta. Tak hanya itu, swasta juga akan sulit masuk ke daerah terpencil karena butuh biaya besar. "Seharusnya Pemerintah yang masuk ke daerah terpencil," tegasnya.

Priagung justru meminta Pemerintah membentuk BUMN lain di bidang kelistrikan agar PLN punya saingan yang sepadan. Jadi, PLN bisa memperbaiki kinerja. Belanda dan Perancis menerapkan kebijakan seperti ini.

Fitri Nur Arifenie

5.15.2009

Gustavo Cisneros, Memantapkan Langkah Menjadi Raja Media (4-Selesai)

KONTAN, INTERNASIONAL, FENOMENA

RIKA THEO, FITRI NUR ARIFENIE

Setelah krisis usai, Gustavo Cisneros menghabiskan waktu dua tahun untuk menata kembali bisnisnya. Ia kembali menjual sebagian supermarket dan aset lainnya. Salah satu langkah kontroversial yang ia lakukan adalah menyetop kerjasama dengan Pepsi, kemudian menjalin kerjasama dengan Coca Cola. Cisneros juga makin menancapkan bisnis media di Amerika Latin. Tak hanya mengembangkan bisnis televisi, ia juga merambah bisnis radio dan internet.

DALAM dua tahun sejak krisis menerjang Meksiko di tahun 1994, Gustavo Cisneros menjual sebagian supermarket dan aset miliknya. Dia antara lain menjual Spalding dan Evenflo dan berhasil meraup dana US$ 1 miliar.

Ia juga menghentikan kerjasama perusahaan patungan produsen botol minumannya dengan Pepsi. Gustavo memperoleh US$ 300 juta dari penutupan ini. Hanya, langkah ini merusak hubungan baik perusahaannya, Cisneros Group, dengan Pepsi yang sudah berjalan selama 50 tahun. Pepsi bahkan sempat menuntut Gustavo dan Grup Cisneros. Pepsi menang dan Cisneros harus membayar Pepsi sebesar US$ 94 juta.

Toh, itu bukan akhir bagi Cisneros Group. Perusahaan ini malah bekerja sama dengan Coca Cola dan meraup untung dari sini. Tahun 1996, Cisneros kembali berjaya. Ia telah mengumpulkan bekal dana US$ 2 miliar dan ingin mengembangkan bisnis medianya di Amerika Latin.

Cisneros Grup mengakuisisi 20% saham Galaxy Latin America, perusahaan patungan yang memiliki jaringan televisi satelit DirectTV. DirectTV melayani 27 negara Amerika Latin dan mempunyai 450 juta pemirsa.

Dengan cara ini, Cisneros berhadapan dengan raja media Rupert Murdoch. Sebab, Murdoch bersama dengan pebisnis media Amerika Latin, mendirikan Sky Latin America Service.
Kemudian, pada akhir 1996, Cisneros Group bekerja sama dengan Playboy Enterprise. Mereka membuat dua jaringan televisi khusus dewasa untuk pemirsa Amerika Latin.
Grup Cisneros juga tetap aktif di industri minuman. Ia ikut bertempur dalam ketatnya persaingan bisnis bir di Amerika Latin.

Selain itu, pada 1997, perusahaan ini juga bekerjasama dengan perusahaan Amerika Serikat, Hicks, Muse, Tate & Furst. Mereka mendirikan Ibero-American Media Partner. Mereka mengakuisisi berbagai aset media di Amerika Latin, juga di Spanyol, Portugal, dan AS. Salah satu langkah besarnya adalah mendirikan Ibero-
American Radio Chile (IAMP), siaran radio terbesar di Chili.

Pada akhir 1998, Grup Cisneros menggandeng partner besar lainnya, yakni raksasa internet American Online (AOL). Ia menginvestasikan US$ 100 juta untuk membangun America Online Latin America. Gustavo rupanya melihat peluang bisnis besar di balik pertumbuhan pesat penggunaan internet di Amerika Latin.

AOL Amerika Latin merupakan jaringan internet terbesar milik Cisniros Group. AOL Amerika Latin telah terpilih sebagai perusahaan dengan pertumbuhan pasar paling cepat di kawasan itu. Data internasional menunjukkan, jumlah pengguna internet di Amerika Latin meningkat dari sekitar 15 juta pada tahun 2000, menjadi 75 juta pada tahun 2005 atau naik menjadi lima kali lipat.

Saat ini, Cisneros Group menguasai 39% saham AOL Latin America. AOL Latin America memiliki dua pesaing utama yaitu Universo Online dan Terra. Tapi kekuatan merek AOL sangat membantu menghadapi kompetitor, terutama di negara seperti Brazil dan Argentina. Tahun 2000, AOL Latin America pun melantai di bursa saham Nasdaq.

Dengan menguasai bisnis internet, televisi, dan radio, makin mantaplah posisi Gustavo dan Cisneros Group sebagai raja media di Amerika Latin. Gustavo akhirnya mulai melirik pasar lainnya. Ia memasarkan produk siarannya ke Amerika Serikat, Spanyol. Baru-baru ini, dia juga merambah China.

Pada 2005 silam, Gustavo pun mendapat penghargaan di bidang media dari MIPCOM sebagai "Personality of The Year". Koran New York Times juga menyebut Gustavo sebagai salah satu figur Amerika Latin yang paling berpengaruh di dunia. (Selesai)

Gustavo Cisneros, Masa Membangun Kerajaan Bisnis Media (3)

KONTAN, INVESTASI, FENOMENA

FITRI NUR ARIFENIE

Gustavo Cisneros berambisi menguasai pasar televisi Amerika Latin. Guna mewujudkan impiannya, ia gencar melakukan berbagai akuisisi. Bahkan, ia rela menjual sebagian bisnis supermarket dan perusahaannya yang lain sebagai penambah modal ekspansinya. Selain berbisnis, Cisneros juga berhubungan baik dengan Presiden Venezuela, Carlos Perez. Namun, hubungan ini menjadi bumerang ketika ekonomi Venezuela babak belur terkena hantaman krisis.

PADA era 1980-an, Gustavo mulai mengembangkan kembali bisnis media. Ia membentuk Rodven Group of Companies yang bergerak dalam bidang industri manufaktur video dan kaset.

Hasilnya, Rodven mulai memasuki pasar Amerika Serikat dan mengakuisisi 50% saham Top-Hits, salah satu produser musik berbahasa Spanyol pada tahun 1987. Berbarengan dengan ekspansi Rodven, siaran program-program televisi Venevision milik Gustavo juga menjangkau Amerika Serikat.

Di Venezuela, Gustavo juga membeli Cinemakit, sebuah perusahaan televisi dan film pada tahun 1985. Rangkaian akuisisinya terus bergulir. Tiga tahun kemudian, ia membeli produsen audiovisual Videomovil Color CA.

Selain menggeber bisnis media, Gustavo juga merambah bisnis fast food. Ia memperoleh hak eksklusif mengoperasikan Burger King dan Pizza Hut di seluruh Venezuela pada tahun 1980-an.

Namun memasuki tahun 1990-an, Cisneros lebih memperkuat lini bisnis medianya. Gustavo pun menjual sejumlah asetnya, misalnya supermarket, restoran makanan cepat saji, produsen produk bayi, alat-alat olahraga, dan es krim, agar bisa berkonsentrasi pada bisnis media.

Dari penjualan itu, ia memperoleh banyak dana untuk mengembangkan Venevision yang kemudian menjadi jaringan televisi ternama di Venezuela. Gustavo juga memiliki Venevision Internasional yang mendistribusikan program televisi di seluruh dunia. Salah satu produknya yang paling laris adalah telenovela. Dengan keberhasilan tersebut, Cisneros berambisi menguasai seluruh pasar televisi Amerika Latin.

Guna mewujudkan ambisinya, dia menggandeng seorang temannya, Emilio Azcarraga, salah seorang pemilik stasiun televisi Meksiko. Mereka berkongsi mendirikan perusahaan televisi Univision di Amerika Serikat pada tahun 1992. Gustavo menjadi pemegang saham terbesar Univision. Mereka bahu membahu membesarkan Univision di Amerika Serikat.

Univison merupakan jaringan televisi bagi kaum Hispanik di seluruh Amerika. Stasiun televisi tersebut menyiarkan aneka tayangan, dari sajian drama telenovela hingga siaran berita dari Venezuela dan Meksiko. Kini, Univision adalah jaringan televisi Amerika Latin terbesar di dunia.

Tak banyak ekspansi di luar bisnis selama era 1980-1990. Paling-paling, dia merambah bisnis properti di London Inggris. Gustavo membeli empat are lahan di Paternoster Square dan membangun kawasan bisnis.

Di luar urusan bisnis, Gustavo Cisneros dan adiknya, Ricardo Cisneros, menjalin hubungan akrab dengan para politisi dunia. Mereka sering menjamu Presiden Venezuela, Carlos Andres Perez.

Namun, situasi menjadi rumit ketika ekonomi Venezuela terpukul dan memicu krisis. Pada 1989, misalnya, para demonstran memprotes kebijakan pemerintah dan menjarah Cada Supermarket milik Gustavo. Ini terjadi karena demonstran menuduh Gustavo sebagai antek Perez. Tuduhan tersebut bukan tanpa dasar. Apalagi, ketika terjadi upaya kudeta pada 1992, Presiden Perez malah berlindung di studio televisi Venevision di Caracas.

Pada awal 1994, Banco Latino, bank terbesar kedua Venezuela kolaps. Sang adik, Ricardo Cisneros, kebetulan menjabat sebagai direktur bank itu. Ricardo pun dituduh terlibat skandal yang menyebabkan kejatuhan bank itu. Pukulan lainnya, Perez menjadi tahanan rumah selama dua tahun dengan tuduhan korupsi.

Di tengah hantaman berbagai skandal itu, Gustavo bertahan. Ia tetap menjalankan bisnis keluarganya dari Caracas. Agar bertahan, Gustavo memilih berfokus pada tiga sektor: ritel, media, dan minuman ringan. (Bersambung)

Gustavo Cisneros, Jadi Menantu Pesaing (2)

KONTAN, INTERNASIONAL, FENOMENA

FITRI NUR ARIFENIE

Gustavo Cisneros dan isterinya merupakan dua sosok sosialita terkenal dunia. Mereka membangun relasi dengan para politisi, selebritis dan penguasa berbagai negara. Gustavo juga terkenal karena idenya kreatif dan metode pendekatannya unik. Misalnya, Gustavo membuat kejutan ketika membeli perusahaan perlengkapan olahraga Spalding di saat Venezuela terkena resesi.

BISNIS Gustavo Cisneros makin kokoh setelah ia menikah. Maklumlah, ia menikahi puteri pesaing bisnis keluarganya. Pada tahun 1970, ia menikah dengan Patricia Phelps. Keluarga Phelps merupakan pendiri dan pemilik radio Caracas yang merupakan saingan utama Venevision milik Cisneros.

Gustavo dan Patricia Phelps de Cisneros memiliki reputasi kelas dunia sebagai pasangan Amerika Latin yang memiliki jaringan bisnis dan kegiatan sosial. Gustavo terkenal dengan ide-idenya yang kreatif serta metode pendekatannya yang unik. Ia bisa membuat hal-hal yang tidak terduga tapi menguntungkan bagi perusahaannya.

Pria berusia 64 tahun ini juga memiliki pergaulan luas di kalangan elite. Temantemannya berasal dari kalangan selebriti serta kalangan pejabat.
Selama bertahun-tahun Gustavo Cisneros dan keluarganya membangun hubungan erat dengan para politisi dan penguasa di seluruh dunia. Misalnya, David Rockefeller, Henry Kissingers dan pengacara Washington, Vernon Jordan. Gustavo juga menjalin hubungan baik dengan Carlos Andres Perez, mantan Presiden Venezuela.

Sedangkan Patricia terkenal sebagai penyuka barang seni. Ia juga kolektor benda seni. Tak heran jika pasangan ini mendirikan yayasan Cisneros yang bergerak di bidang pendidikan, budaya, lingkungan, dan kesehatan.

Grup Cisneros juga agresif. Pada tahun 1975, Cisneros mengakuisisi supermarket terbesar di Venezuela yang bernama Cada Automercado. Setahun kemudian, Cada Automercado adalah perusahaan Venezuela pertama yang berekspansi ke luar negeri. Cada mengakuisisi 20% saham International Basic Economy Corporation, salah satu perusahaan afi liasi Rockefeller Group.

Pada tahun 1976, Cisnero Grup sudah memiliki 48 gerai supermarket dan memproduksi belasan produk minuman bersoda. Grup bisnis itu bisa membesar karena mampu mengintegrasikan berbagai bisnisnya dan menggunakan satu perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang lain.

Misalnya, stasiun televisi Venevision menayangkan iklan setiap produk yang ada di supermarket mereka. Venevision, saat ini merupakan saluran yang paling dominan di Venezuela.

Bahkan, bintang-bintang baru opera sabun produksi Grup Cisneros juga mempengaruhi masyarakat untuk mengonsumsi minuman milik Cisneros dan menggunakan sampo Cisneros.
Grup Cisneros merupakan promotor pertama ajang Miss Venezuela. Sebagian wanita yang ikut serta dalam ajang itu juga nantinya menjadi model iklan produk Cisneros dan kerap tampil di saluran televisi Venevision.

Selain berbisnis barang konsumsi, Gustavo juga merambah bisnis yang berbau pornografi . Kebetulan, salah seorang keluarga Cisneros memiliki hak tayang saluran televisi Playboy.

Dia juga jeli mengamati kondisi pasar. Pada era tahun 1980-an, Venezuela mengalami inflansi tinggi mencapai 40%. Guna menghindari kerugian akibat situasi ini, Gustavo berinvestasi di luar negeri dengan membeli perusahaan raksasa olahraga Spalding seharga US$ 175 juta pada 1984.

Banyak yang tercengang dengan aksi tersebut karena keputusan Gustavo tadi bisa membebani keuangan Grup Cisneros. Menanggapi berbagai komentar tadi, dia berkata bahwa ia tidak akan membeli ataupun menjual bisnisnya apabila tidak mendatangkan keuntungan. Terbukti, dua belas tahun kemudian ia berhasil menjual Spalding seharga US$ 1,2. (Bersambung)

Gustavo Cisneros, Juragan Telenovela Amerika Latin (1)

KONTAN, INTERNASIONAL, FENOMENA

Gustavo Cisneros, memimpin dan membesarkan perusahaan warisan ayahnya, Cisneros Group. Ia mengembangkan kerajaan bisnisnya, mulai dari stasiun televisi terbesar di Amerika Latin, teknologi telekomunikasi, hingga perusahaan minuman. Ia terkenal sebagai miliuner ternama dunia. Mantan Presiden Amerika Serikat George Bush adalah temannya memancingnya.

GUSTAVO A. Cisneros Rendiles merupakan salah satu pemilik Cisneros Group. Grup ini terkenal sebagai pemilik perusahaan penyiaran swasta, media, dan teknologi komunikasi terbesar di Amerika Latin. Kelompok usaha ini memiliki jaringan bisnis telepon, televisi, hiburan dan barang konsumsi yang melayani 550 juta pelanggan berbahasa Spanyol dan Portugis.

Cisneros Group berpusat di Caracas, Venezuela. Salah satu pencapaian besar Cisneros Group adalah mengembangkan telenovela Venezuela. Mereka juga berhasil memasarkannya ke dunia internasional.

Usaha keluarga ini terdiri dari 70 perusahaan yang berlokasi di 39 negara. Selain Gustavo, kedua saudaranya yang lain, yakni Ricardo Cisneros dan Marion Cisneros, juga ikut menjadi pemilik perusahaan warisan ayah mereka itu.

Tapi, Gustavo lebih banyak berperan mengendalikan perusahaan tersebut, ketimbang kedua saudaranya itu. Ia kini menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) Cisneros Group.

Pria berusia 64 tahun ini tercatat sebagai salah satu orang terkaya di Amerika Latin saat ini. Berdasarkan data majalah Forbes, kekayaan Gustavo Cisneros mencapai US$ 3,8 miliar. Ia pun menempati ranking ke-149 orang terkaya di dunia versi Forbes.
Gustavo Cisneros lahir di Caracas pada tahun 1945. Ayahnya merupakan pengusaha asal Kuba. Sedangkan ibunya berkewarganegaraan Venezuela.

Uniknya, Gustavo memiliki banyak kewarganegaraan. Selain Venezuela, ia juga memiliki kewarganegaraan Spanyol, AS, Kuba, bahkan Dominika. Ia seperti bunglon yang bisa berpindah kewarganegaraan ketika mendatangi suatu negara tertentu.

Gustavo merupakan anak keempat Diego Cisneros, pengusaha penting di Caracas. Awalnya, sang ayah hanyalah seorang imigran Kuba yang datang ke Venezuela. Karier Diego berawal dari sopir truk dan salesman. Kemudian, Diego Cisneros mendirikan jasa truk transportasi di Caracas pada tahun 1929. Perusahaan bernama D. Cisneros & Cia itu sukses.

Tapi, keberuntungan Diego benar-benar datang pada awal perang dunia II. Cisneros memperoleh hak untuk mendistribusikan minuman Pepsi pada tahun 1940. Mereka mengeduk untung sebab Pepsi menjadi minuman ringan pertama dan unik di Venezuela.

Setelah itu, keluarga Cisneros memegang kendali atas setiap produk Pepsi, baik distribusi minuman, maupun produksi gelas, botol, tutup botol, gula, bahkan kemasannya.

Kemudian Diego mendapat hak untuk menjual mobil Studebaker di Venezuela pada tahun 1947. Ia juga mendirikan perusahaan es krim pada 1952. Usahanya ini menjadikan Venezuela sebagai produsen terbesar es krim di Amerika Latin.

Baru pada tahun 1950-an, Diego mulai merambah bisnis radio dan saluran televisi. Tahun 1961, ia mendirikan stasiun televisi yang bernama Venevision. Saat itu, Gustavo Cisneros yang sudah beranjak remaja mulai belajar dan tertarik untuk menekuni bisnis televisi.

Setelah belajar dan mengenal dunia televisi, Gustavo akhirnya memutuskan untuk mengambil kuliah di Babson College, Amerika Serikat. Setelah menamatkan kuliahnya, Gustavo bekerja di stasiun televisi ABC di Detroit, Chicago, Los Angeles dan New York selama sekitar dua tahun.

Namun, Gustavo akhirnya kembali ke kampung halamannya. Ia mengambil alih bisnis sang ayah pada tahun 1970-an. Gustavo masih berumur 35 tahun ketika ia menjadi pimpinan perusahaan. Ia harus mengambil alih bisnis keluarganya karena sang ayah terserang stroke.

Gustavo berhasil mencapai sukses dalam berbisnis karena ia memiliki insting yang baik. Ia juga seorang pekerja keras. Meskipun Gustavo mendapatkan warisan dari sang ayah, tapi ia mampu mengembangkan perusahaan ini dalam skala internasional. (Bersambung)

5.03.2009

Jeritan keputusasaan

Aku meminta kepadamu, kembalikan tawaku
Aku memohon kepadamu, kembalikan senyumku
Aku berharap kepadamu, kembalikan semangatku
Aku mengiba kepadamu, kembalikan cinta yang telah kau ambil

Yah, memang aku yang memutuskan untuk mencintaimu,
Dan bukan kamu yang memaksaku untuk mencintaimu
Tapi, aku masih meminta pertanggungjawabanmu atas segala yang kuterima ini akibat mencintaimu
Aku minta kamu mengganti air mata yang telah aku keluarkan untuk menangisimu

Karena kamu yang datang dan mendobrak pintu hatiku dengan paksa
Karena kamu yang tiba-tiba muncul di tengah gurun pasir dan menawarkan oase yang aku butuhkan
Karena kamu yang berhasil menggoda hatiku dan membuatku bertekuk lutut

Jujur, aku bingung bentuk pertanggungjawaban apa yang aku minta kepadamu
Apakah aku harus memaksamu untuk mencintaiku ataukah menyuruhmu untuk berpura-pura mencintaiku

Aku membencimu setengah mati
Karena kau membuatku menjadi wanita yang lemah
Karena biarpun aku menangis untukmu, air mataku tak pernah kering bahkan masih bisa menangis untukmu
Karena aku hanya bisa menoleh padamu, hanya padamu

Sayang kebencianku padamu terkalahkan oleh cinta
Semakin aku membencimu, semakin aku sadar kalau aku mencintaimu, semakin aku tenggelam dalam kesedihan

Sekali lagi, aku kalah karena Cinta......

Transaksi Macet, BEI Akan Membenahi Sistem (Order jual Securities membuat perdagangan bursa saham terhenti dua kali)

KONTAN, Investasi, 24 April 2009

JAKARTA. Keluh kesah bertebaran di lantai bursa. Semua ini merupakan akibat dari kemacetan sistem perdagangan baru Bursa Efek Indonesia (BEI) bernama Jakarta Automatic Trading System Next Generation (JATS Next-G). Maklum, kemarin, JATS Next-G ngadat dua kali selama sekitar satu jam 45 menit.

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyalahkan PT Trimegah Securities Tbk (TRIM) sebagai penyebab kemacetan sistem perdagangan kali ini. "Kekacauan sistem terjadi ketika Trimegah melakukan order jual saham PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) sebanyak 220.000 kali," kata Direktur Perdagangan Saham, Penelitian dan Pengembangan Usaha Bursa Efek Indonesia (BEI), MS. Sembiring.

Menurut data yang sempat terekam RTI, Trimegah 29.749 kali memasukkan order jual 10 lot saham BLTA di harga Rp 740 per saham. Order itu muncul dalam kurun waktu satu menit pada pukul 09.31 WIB.

Sementara, pada sesi perdagangan kedua, BEI juga menuding Trimegah menjadi penyebab kemacetan sistem perdagangan. Berdasarkan data BEI, Trimegah memasukkan order jual sebanyak 7,6 miliar saham BLTA sebanyak 7.444,7 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,3 triliun.

Peralihan sistem di Trimegah

Avi Yasa Dwipayana, Direktur Utama Trimegah Securities mengakui bahwa perusahaannya sedang menjalankan transisi dari sistem lama ke sistem baru. Tapi, ia tidak menyangka kondisi itu bisa menimbulkan gangguan pada sistem perdagangan BEI. "Setelah mengalami gangguan, kami langsung membatalkan order transaksi itu," ujarnya.

Namun, Trimegah menyangkal sistem JATS Next-G ngadat pada sesi kedua karana kesalahannya. "Kami sudah mematikan remote trading pada sesi pertama," tandas Avi.
Namun, Avi mengakui, kerusakan pada sistem perdagangan Trimegah bukan yang pertama kali. Oleh sebab itu, Trimegah sedang pindah ke sistem terbaru yang disebut S21. "Sistem ini juga dipakai oleh lebih dari 50 broker," ujarnya.

Kejadian ini menjadi pelajaran bagi BEI. Direktur Pencatatan BEI, Eddy Sugito Eddy menilai, tidak ada unsur kesengajaan dari kejadian kemarin. Maklum, sebelumnya beredar spekulasi bahwa terhentinya sistem ini merupakan sabotase sebagai imbas pertarungan para kubu calon Direksi BEI. "Itu gosip," katanya.

BEI pun akan menambah kapasitas memori sistem JATS Next-G sehingga sistem transaksi ini bisa menangani 1.000.000 order sehari. BEI akan menggandeng Berca Group untuk pembenahan itu. "Jika barangnya bisa diperoleh, Sabtu kami akan melakukan uji coba," imbuh Direktur Informasi dan Teknologi BEI, Bastian Purnama. Selanjutnya, sistem dengan kapasitas baru itu akan mulai beroperasi pada hari Senin mendatang (26/4).

Fitri Nur Arifenie, Yuwono Triadmodjo, Hendra Soeprajitno

Perdagangan Saham Macet Hampir Dua Jam (Beragam spekulasi beredar mengiringi kemacetan sistem transaksi di bursa)

KONTAN, Investasi, 24 April 2009

JAKARTA. Sistem perdagangan baru bernama Jakarta Automated Trading System Next Generation (JATS Next-G) kebanggaan Bursa Efek Indonesia (BEI) membuat gundah investor. Kemarin (23/4), sistem baru yang menghabiskan dana US$ 5 juta itu macet dan menyebabkan transaksi saham terhenti dua kali, total selama 1 jam 45 menit.

Pada sesi pertama perdagangan, sistem terhenti selama 10 menit terhitung 9.35 hingga 9.45 WIB. Sistem itu kembali macet pada sesi kedua perdagangan, pada pukul 14.26 hingga 15.30 WIB. "Sistem transaksi terhenti (trading halt) sehingga kami mematikan JATS-Next G," kata M.S. Sembiring, Direktur Perdagangan Saham dan Pengembangan Usaha BEI, kemarin.

Beragam spekulasi pun muncul mengiringi macetnya sistem transaksi bursa itu. Ada yang bilang, ini merupakan sabotase dan efek pertarungan para kubu kandidat Direksi BEI. Bahkan ada yang bilang ini adalah imbas perpecahan elite politik nasional.

Ada juga yang berspekulasi bahwa kejadian kemarin untuk menjaga supaya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak menukik lebih dalam. Maklum, sewaktu JATS Next-G mogok, IHSG sudah turun di atas 1%.

Toh, Bastian Purnama, Direktur Informasi dan Teknologi BEI, memastikan penyebab terhentinya sistem ini murni urusan teknis. Sebab ada lonjakan jumlah order melebihi kapasitas JATS Next-G menjadi 380.000 order.

Lonjakan itu terjadi akibat ada permintaan jual besar-besaran saham PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) dari Trimegah Securities cabang Medan. "Kapasitas sistem jadi penuh karena ada order dari Trimegah sebanyak 220.000 kali atau 84% dari total transaksi," kata Bastian.

Direktur Trimegah, Rosinu mengakui, kemacetan yang terjadi pada sesi pertama merupakan kesalahan Trimegah. Tapi, ia menampik tuduhan bahwa perdagangan sesi kedua terhenti akibat kesalahan Trimegah. "Kami tidak melakukan transaksi melalui remote trading pada sesi kedua," tandasnya.

Entah mana yang benar. Yang jelas, Sembiring menyatakan, BEI akan memberi teguran keras pada Trimegah.

Fitri Nur Arifenie, Yuwono Triatmodjo

4.12.2009

Saham Rontok, 51 Perusahaan Sekuritas Rugi (Tahun lalu, cuma 62 anggota bursa yang masih untung)

KONTAN, Investasi, 09 April 2009

JAKARTA. Tahun lalu benar-benar menjadi tahun suram bagi perusahaan efek. Gara-gara harga saham rontok dan volume transaksi saham anjlok dalam pada kuartal empat 2008, banyak anggota Anggota Bursa (AB) yang merugi.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), hanya 62 perusahaan sekuritas anggota bursa yang berhasil mencatatkan laba bersih di 2008. Adapun 51 AB lainnya harus menanggung rugi bersih.

Sumber kerugian para sekuritas berasal dari penurunan portofolio saham atau obligasi. "Meskipun banyak yang rugi, tapi masih lebih banyak yang untung," ujar Direktur Fixed Income, Derivatif, Partisipan, dan Keanggotaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Guntur Pasaribu, kemarin (8/4).

Guntur mengungkapkan, sampai kemarin (8/4), sebanyak 113 AB dari 121 AB yang terdaftar di BEI telah memberikan laporan keuangan. Empat sekuritas akan merilis laporan keuangan Juni 2009. Mereka adalah PT Nikko Securities Indonesia, PT Nomura Indonesia, PT Macquire Capital Securities Indonesia, dan PT Waterfront Securities Indonesia. "Karena periode laporan keuangan mereka Maret-Maret bukan Januari-Desember," jelas Guntur.

Sedangkan dua AB lain berstatus terkena penghentian sementara (suspend). Mereka adalah PT Sarijaya Permana Sekuritas dan PT Signature Capital. Dua lainnya, yaitu PT Antaboga Delta Sekuritas dan PT Eurocapital Peregrine Securities telah ditutup BEI.

Bila membandingkannya dengan tahun sebelumnya, jumlah AB yang menorehkan rugi bersih meningkat tajam. Sebab pada 2007, dari 120 AB yang terdaftar, 114 AB membukukan laba bersih. Hanya enam yang merugi. "Memang ada perubahan yang tajam karena memburuknya kondisi pasar," ujar Guntur.

Contoh AB yang merugi tahun 2008 adalah: Bali Securities, BNI Securities, dan Kapita Sekurindo. Bali Securities menderita rugi bersih Rp 3,65 miliar. Padahal, pada 2007, mereka masih bisa meraih laba bersih Rp 4,25 miliar.

Sedangkan BNI Securities menorehkan kerugian Rp 97,72 miliar sepanjang 2008. Setahun sebelumnya, sekuritas ini masih memperoleh laba bersih Rp 28,323 miliar. Kapita Sekurindo juga harus rela merugi sekitar Rp 25,88 miliar. Padahal, 2007 lalu, mereka mencatatkan laba Rp 18,533 miliar.

Tetap ada yang naik

Selain banyak yang merugi, ada pula sekuritas yang menghadapi penurunan laba tapi tak sampai rugi. Contoh, laba Kresna Graha Sekurindo anjlok 76,87% dari tahun 2007. Laba Sinarmas Sekuritas turun 99,2% dari laba 2007.

Nasib lebih baik dialami oleh PT Merrill Lynch Indonesia dan PT Credit Suisse Securities Indonesia. Sebab, Credit Suisse Securities Indonesia masih membukukan laba bersih Rp 38,13 miliar, naik 223,96% ketimbang tahun sebelumnya. Sementara Merrill Lynch membukukan laba bersih Rp 88,35 miliar, naik 33,32% dari tahun 2007.

Lily Widjaja, Presiden Direktur Merrill Lynch Indonesia mengatakan, laba bersih Merrill bisa tumbuh karena tak memiliki portofolio di saham dan tidak menyediakan transaksi margin bagi nasabah. "Kami juga melakukan efisiensi," katanya.

Fitri Nur Arifenie

Investor Kecil Berkurang, IHSG Bisa Loyo (Investor ritel menopang 25% indeks harga saham)

KONTAN, Investasi, 06 April 2009

JAKARTA. Minat investor ritel membenamkan investasi di pasar modal makin turun. Sampai kuartal pertama 2008 saja, investor kecil yang masih bermain di bursa tinggal tersisa 175.000 investor.

Tentu saja, makin minimnya pemain saham individu ini cukup mempengaruhi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG). Kepala Riset Recapital Securities Poltak Hotradero menduga, penurunan jumlah investor ritel itu lebih karena mereka menutup salah satu dari beberapa account miliknya.

Ia mencontohkan, si A memiliki dua buah account di sekuritas yang berbeda. "Karena kondisi yang serba sulit mengharuskan ia menutup salah satu account-nya," ujarnya, kemarin (5/4).

Toh, penurunan jumlah investor ritel ini tetap akan mempengaruhi pasar modal Indonesia. Penurunan jumlah investor ritel itu bisa menurunkan likuiditas dan menurunkan volume transaksi di bursa. Gelagat itu telah tampak. Semula, nilai transaksi bisa mencapai Rp 2 triliun-Rp 3 triliun per hari. Kini, transaksi harian menipis menjadi Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun.

Analis BNI Securities Norico Gaman menambahkan, investor ritel saat ini memang lebih memilih memegang uang tunai ketimbang berinvestasi di bursa. Maklum, indeks masih dalam tekanan. Mereka takut nilai investasi mereka akan turun. Makanya, banyak investor ritel itu yang mengalihkan investasi ke keranjang lain seperti properti dan deposito yang lebih aman.

Namun secara umum, Norico melihat bahwa peran investor ritel masih relatif kecil dalam menopang IHSG. Kontribusi mereka baru sekitar 25%, selebihnya dari investor institusi. "Tapi, angka 25% itu tetap berpengaruh terhadap pergerakan IHSG," imbuhnya.

Ketua Kelompok Investor Publik Saham (KIPS) BUMI Oetomo Rully Susanto berpendapat bahwa posisi investor ritel tetap vital kendati berjumlah sedikit. Apabila semakin banyak investor ritel yang menarik diri dari lantai bursa, indeks saham tetap semakin melemah.

Tapi ia menambahkan, kenaikan indeks beberapa hari terakhir bukan merupakan tanda bahwa investor ritel sudah mulai masuk lagi. Kenaikan indeks itu lebih karena efek laporan keuangan emiten yang sudah keluar. Kebanyakan, laporan keuangan emiten menunjukkan hasil positif. Sisi itulah yang membawa kegairahan di pasar modal.

Balik di kuartal terakhir

Sebagian besar investor individu, kata Oetomo, masih melihat situasi ekonomi sebelum kembali masuk ke pasar modal. Kalau makin stabil dan membaik, mereka akan kembali lagi ke pasar modal.

Ketua Umum Masyarakat Investor Sekuritas Indonesia (MISI) ND Murdani memperkirakan investor ritel akan berbondong-bondong masuk ke bursa mulai kuartal terakhir 2009. Sebab, banyak pihak yang meramalkan efek krisis keuangan dunia akan mereda pada masa tersebut.

Saat itu, investor akan mencermati bagaimana kondisi keuangan emiten menjelang akhir tahun. "Mereka akan kembali jika kinerja keuangan emiten cukup baik," ujar Murdani. Kinerja keuangan emiten inilah yang akan meyakinkan investor ritel bahwa ekonomi mulai pulih dari krisis.

Fitri Nur Arifenie, Sholla Taufiq

Jumlah Investor Ritel Bursa Merosot Drastis

KONTAN, Investasi, 06 April 2009

JAKARTA. Pasar modal Indonesia semakin sepi. Gara-gara krisis keuangan global, nilai transaksi di bursa saham turun. Bukan cuma itu, jumlah investor ritel alias investor perorangan juga berkurang.

Penurunannya cukup besar, mencapai 41,67%. "Oktober 2008, jumlah investor ritel 300.000 orang. Maret lalu, jumlah investor ritel menyusut jadi 175.000 orang," beber Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan, Jumat (3/4).

Pasar saham yang masih bergejolak menjadi pendorong investor ritel hengkang dari pasar modal. Mereka beralih mencari keranjang investasi yang lebih aman atau memegang uang kontan.

Selain faktor tadi, jumlah investor ritel berkurang akibat kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia makin tipis. Maklum, belakangan meletup banyak kasus yang merugikan investor. Belum lagi, ada kesan otoritas bursa lebih banyak melindungi kepentingan emiten dan pemodal besar ketimbang melindungi investor kecil.

Otoritas bursa mestinya lebih tegas menegakkan aturan guna memulihkan kepercayaan. "Broker sudah aktif, sayang tidak ditopang regulasi yang jelas," keluh Haryajid.

Memang, kontribusi investor ritel terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cuma 25% dan sisanya sumbangan pemodal institusi kelas kakap. Toh, berkurangnya investor ritel ini tetap menekan IHSG dan mengurangi likuiditas pasar.

Agar hal ini tidak berlarut-larut, Direktur Utama Bhakti Securities Agustinus Wishnu Handoyo menyarankan Bursa Efek Indonesia (BEI) mendiversifikasi produk. Saat ini, hampir 90% nilai transaksi pasar modal ditopang perdagangan saham. Jika ada diversifikasi produk, investor akan masuk lagi ke pasar modal.

Fitri Nur Arifenie, Sholla Taufiq

3.23.2009

Obligasi, Amankah??

Pasar Obligasi korporasi pada tahun kerbau ini sangat bergairah. Buktinya, hingga kuartal I/2009, total nilai obligasi yang diterbitkan oleh korporasi mencapai Rp 4,25 triliun. Padahal target Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009 ini sekitar Rp 10 triliun hingga Rp 15 Triliun. Pada kuartal I/2009, ada 8 perusahaan yang berencana untuk menerbitkan obligasi.

PT Astra Sedaya Finance berencana untuk menerbitkan obligasi Rp 600 miliar dan PT Matahari Putra Prima Tbk sebesar Rp 500 miliar. Selain itu, ada PT Federal International Finance sebesar Rp 600 miliar dan PT Indomobil Finance sebesar Rp 500 miliar. Kemudian ada PT Danareksa Sekuritas (Perseroan) sebesar Rp 300 miliar. Masih ada tiga perusahaan lagi yang berencana untuk menerbitkan obligasi sebesar Rp 1,75 trilun.

Ketiga perusahaan itu adalah PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) yang berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp 750 miliar, PT Summit Oto Finance (Rp 500 miliar), dan PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (Rp 500 miliar). Ini masih belum obligasi Bank Ekspor yang akan diterbitkan sebesar Rp 2 triliun ataupun rencana PT Indofood Sukses Makmur dan juga PT PLN (Persero) yang juga berniat menerbitkan obligasi.

Tampaknya perusahaan memang lebih memilih untuk mengeluarkan obligasi daripada melakukan pinjaman ke bank di situasi dan kondisi seperti ini. Perusahaan juga melihat, banyak investor yang lari dari saham dan memilih obligasi.Apalagi imbal hasil (yield) obligasi sangat tinggi sehingga menarik minat investor untuk berinvestasi di jenis ini.

Lalu bagaimana dengan prospek investasi jenis ini bagi investor. Secara keseluruhan prospek investasi di instrumen masih sangat menjanjikan. Dengan BI rate yang cenderung turun dan target inflansi yang diperkirakan single digit di kisaran 7 hingga 8 persen membuat investasi jenis ini masih menjadi pilihan utama.

Meskipun pada tahun depan ada kemungkinan harga obligasi akan semakin naik dan imbal hasil menurun, tapi investasi jenis ini cenderung lebih aman ketimbang investasi dalam bidang saham. Karena situasi di pasar modal yang tak menentu dan masih belum bisa dipastikan kapan situasi global akan membaik. Bagi investor yang tidak berani mengambil resiko, investasi ini jenis ini menjadi alternatif yang menarik.

Tapi, investasi jenis ini juga ada resikonya. Pertama, bagi investor harus mengantisipasi adanya resiko gagal bayar (default risk) seperti yang menerpa pada obligasi Mobile-8 (fren). Fren tidak mampu membayar bunga obligasi karena kesulitan keuangan yang menerpa Fren. JIka hal ini terjadi, tentunya investor-lah yang akan merugi. Untuk itu, sebaiknya investor melihat peringkat obligasi yang diterbitkan oleh pefindo.

Resiko Kedua adalah pembelian kembali (call risk). Ada beberapa jenis obligai yang memiliki feature call, di mana perusahaan penerbit memiliki hak untuk membeli kembali (buy back) obligasi yang Anda pegang atau Anda miliki pada harga tertentu (call price), sebelum obligasi tersebut jatuh tempo. Hal ini biasa dilakukan oleh perusahaan penerbit saat tingkat suku bunga di pasar turun menjadi lebih rendah dari tingkat pembayaran kupon (coupon rate). Selanjutnya perusahaan penerbit akan menggantikan obligasi baru dengan tingkat kupon yang lebih rendah dari obligasi yang telah ditarik (call).

Keempat, risiko nilai tukar mata uang (exchange rate risk). Nilai kupon atau arus kas yang Anda terima akan sangat berpengaruh dengan perubahan nilai tukar rupiah. Masih ada beberapa risiko yang berkaitan dengan obligasi seperti risiko likuiditas. Dalam hal ini kesulitan untuk menjual kembali obligai pada harga pasar mungkin saja terjadi. Bila Anda tiba-tiba membutuhkan dana dalam jangka pendek maka tingkat likuiditas atau risiko likuiditas ini dapat menghambat Anda untuk memperoleh dana dalam waktu singkat.

Nah, bagi anda yang ingin berinvestasi di jenis ini lebih baik anda pertimbangkan dulu secara matang. Meskipun tergolong aman, tapi investasi obligasi harus dilihat secara keseluruhan. Anda harus teliti dalam memilih obligasi perusahaan. Karena kondisi keuangan perusahaan juga ikut memberikan pengaruh bisa tidaknya mereka membayar obligasi.

Jadi, selamat mencoba....

Liliane Bettencourt, Wanita Terkaya di Prancis & Pewaris L'Oreal (4-Selesai)

KONTAN, INTERNASIONAL, FENOMENA

Fitri Nur Arifenie

Liliane Bettencourt tercatat sebagai salah satu korban penipuan skema Ponzi ala Bernard L. Madoff. Tapi, jumlah duit Liliane yang ditelan penipuan Madoff masih menjadi misteri. Di luar urusan bisnis, Liliane mendirikan Bettencourt Schueller Foundation pada 1987. Yayasan ini membantu penelitian bidang kesehatan, budaya, pendidikan dan sosial. Pemerintah Prancis pun memberikan penghargaan prestisius bagi Liliane lantaran kiprahnya di yayasan tersebut.

BELUM lagi perseteruan dengan putrinya selesai, Liliane Bettencourt sudah mendapatkan masalah baru. Kali ini, Liliane harus merelakan kehilangan duit karena penipuan investasi. Liliane adalah salah satu dari sekian banyak orang kaya di dunia yang menjadi korban penipuan skema Ponzi ala Bernard Lawrence Madoff. Cuma, saking pintarnya Liliane menjaga rahasia, hingga saat ini masih belum jelas berapa duit Liliane yang raib akibat penipuan ini. Banyak yang menganggap penipuan tersebut bisa berdampak besar bagi kantong pribadi Liliane.

Sejauh ini, efek penipuan ini belum terlihat mempengaruhi keuangan L'Oreal, perusahaan milik Liliane. Sebaliknya, banyak pengamat yang memprediksikan pendapatan L'Oreal akan tumbuh 6%-8% selama tahun ini. Prediksi ini terhitung optimistis mengingat situasi dan kondisi ekonomi Eropa yang masih terimpit krisis global.

Di luar urusan bisnis, Liliane mendirikan Bettencourt Schueller
Foundation pada 22 Desember 1987. Liliane mendirikan yayasan ini untuk mengenang ayahnya. Yayasan tersebut memiliki misi menggalang dukungan dan mengembangkan proyek-proyek di bidang kesehatan, budaya dan kemanusiaan, baik di Prancis maupun di negara-negara berkembang. Liliane dan keluarganya mendanai sendiri seluruh kegiatan yayasan tersebut.

Yayasan ini mengalokasikan 60% dari anggarannya untuk mendukung penelitian kesehatan. Salah satu fokus dukungannya adalah membantu pengembangan obat anti HIV dan AIDS.
Yayasan ini juga rajin memberikan penghargaan bagi orang yang berjasa di bidang kesehatan. Nama penghargaan itu adalah The Liliane Bettencourt Life Sciences Award. Penghargaan tersebut diberikan kepada peneliti kesehatan asal Eropa berusia minimal 45 tahun. Si peneliti juga harus dikenal di bidangnya dan penelitiannya bermanfaat bagi masyarakat.

Bettencourt Schueller Foundation juga memberikan The Young Researches Award untuk ilmuwan muda yang memiliki kontribusi dalam memajukan ilmu pengetahuan. Ada 14 kategori penerima penghargaan ini.

Dalam bidang kebudayaan, yayasan ini pun mendukung artis ataupun perajin berbakat dan telah menghasilkan karya fenomenal. Lantaran Liliane menyukai musik paduan suara, Bettencourt Schueller Foundation juga memberi penghargaan tahunan untuk paduan suara terbaik.

Di bidang pendidikan dan sosial, Bettencourt Schueller Foundation juga membantu program-program pengentasan buta huruf dan buta aksara di kalangan anak-anak. Selain itu, yayasannya ikut pula membantu penyediaan rumah murah bagi para tunawisma.

Semenjak tahun 2000, yayasan milik Liliane memberikan penghargaan bagi para perempuan yang berkecimpung dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Tahun 2005, dengan menggandeng UNESCO, yayasan milik Liliane memberikan penghargaan bernama UNESCOL'Oreal Fellowships International, bagi 15 perempuan peneliti dari seluruh dunia. Sudah tak terhitung jumlah penghargaan yang diberikan Bettencourt Schueller Foundation sejak yayasan ini berdiri pada 1987. Aktivitas Liliane dalam membantu penelitian kesehatan, rupanya mendorong Pemerintah Prancis memberikan penghargaan kepada istri Andre Bettencourt ini.

Pada 31 Desember 2001, Liliane memperoleh penghargaan Legion of Honor. Ini adalah penghargaan nasional tertinggi di Prancis. Penghargaan ini diberikan pertama kali oleh Napoleon Bonaparte, untuk warga sipil atau militer yang berjasa besar pada negara. Liliane mendapatkan penghargaan ini lantaran dianggap berjasa di bidang pengembangan kesehatan. (Selesai)

3.19.2009

Liliane Bettencourt, Wanita Terkaya di Prancis dan Pewaris L'Oreal (3)

KONTAN, INTERNASIONAL, FENOMENA

Fitri Nur Arifenie

Berbagai skandal mengelilingi kehidupan pribadi Liliane Bettencourt. Bahkan, sejak masih kecil, wanita yang memiliki satu putri ini sudah akrab dengan skandal. Waktu kecil, ayahnya, Eugene Schueller dikabarkan terlibat dalam Nazi dan kelompok fasis Prancis, La Cagoule. Suami Liliane, politikus Prancis Andre Bettencourt, juga dikabarkan terlibat gerakan yang sama. Kemudian, tahun lalu, Liliane bertengkar hebat dengan putrinya Francoise Bettencourt.

KEHIDUPAN Liliane Bettencourt tidak lepas dari berbagai skandal. Bahkan, sejak masih kecil, kehidupan Liliane sudah dibayangi oleh skandal dalam bisnis ayahnya, Eugene Schueller, pendiri perusahaan kosmetik L'Oreal.

Konon, Schueller memiliki hubungan dengan rezim Nazi. Bahkan, kesuksesan Schueller membesarkan L'Oreal konon tak lepas dari andil Nazi. Gosip yang beredar, Schueller menyumbang dana bagi Nazi.

Kabar miring lain, Schueller merupakan penyumbang tetap La Cagoule, kelompok penganut paham fasisme di Prancis. Kelompok ini terkenal suka menggunakan kekerasan dan sangat anti komunis. Saking dekatnya La Cagoule dengan Schueller, kelompok tersebut kabarnya sering menggelar pertemuan penting di kantor pusat L'Oreal.

Pada 1950, Liliane menikah dengan Andre Bettencourt, seorang politikus asal Prancis. Andre dan Liliane sudah saling kenal sejak lama. Sebab, Andre adalah salah satu anggota La Cagoule.

Andre konon juga terlibat gerakan Nazi. Dalam pasukan Nazi, Andre kabarnya bertugas menyusun propaganda bagi Hitler. Yang jelas, antara 1940 hingga 1942, Andre menulis 60 artikel soal Nazi untuk La Terre Francaise, harian yang didanai Nazi.

Meskipun begitu, Liliane tidak mengambil pusing berbagai kontroversi yang menyelubungi suami dan ayahnya. Maklum saja, keluarga Liliane dikenal terbiasa menutup rapat rahasia.

Dari hasil pernikahan dengan Andre, Lilane memperoleh satu anak perempuan yang bernama Francoise Bettencourt Meyers. Francoise menikah dengan Jean-Pierre Meyers. Saat ini, Francoise ikut terlibat dalam bisnis L'Oreal, dan menjabat sebagai salah satu direktur di perusahaan ini.

Sayangnya, sejak tahun lalu, hubungan antara ibu dan anak ini memburuk. Penyebabnya, Francoise menganggap Liliane telah memberikan hadiah dengan jumlah yang tidak wajar kepada Francoise Marie Banier, seorang fotografer, pelukis, dan novelis, yang juga teman dekat Liliane.

Francoise menuding, sejak ayahnya meninggal, Liliane menjadi pikun dan tidak sadar, sehingga bisa memberi hadiah dalam jumlah yang tidak wajar. Contohnya, Liliane memberi Banier hadiah senilai € 993 juta.

Berdasarkan hasil investigasi kepolisian, sejak 2001, Liliane telah memberikan berbagai hadiah kepada Barnier. Bahkan sang fotografer mendapatkan asuransi jiwa senilai € 600 juta. Selain itu sang fotografer menerima dua belas besar karya seni dan koleksi lukisan milik Liliane, termasuk lukisan Picasso.

Francoise bahkan melayangkan gugatan ke pengadilan untuk mendapatkan kembali duit itu. Dasar gugatannya, Liliane telah pikun dan Banier memanfaatkannya untuk menipu ibunya.

Tindakan Francoise menyulut kemarahan Liliane. Akhirnya, ibu dan anak tersebut bertengkar. "Dia idiot, dan tuntutannya sangat bodoh," kata Liliane mengenai anaknya, seperti dikutip The Times. Liliane menganggap Francoise hanya cemburu.

Liliane menjelaskan bahwa pemberiannya merupakan hadiah sebagai seorang teman. Liliane beralasan, Banier telah menemani hari-harinya sejak suami Liliane meninggal dunia pada 2007.

Akibat pengaduan sang anak, Liliane bahkan mengatakan tidak akan menganggap Francoise sebagai keluarga lagi. "Aku tidak pernah menemui anakku lagi dan aku sama sekali tidak berniat menemuinya," seru Liliane.

Liliane memenuhi panggilan polisi untuk membuktikan dia belum pikun. Hasilnya, menurut pemeriksaan psikiater, Liliane tidak terbukti menderita gangguan jiwa atau semacamnya. (Bersambung)

3.18.2009

Liliane Bettencourt, Wanita Terkaya di Prancis dan Pewaris L'Oreal (2)

KONTAN, INTERNASIONAL, FENOMENA

Fitri Nur Arifenie

Liliane Bettencourt mewarisi kepandaian dan kemampuan berbisnis ayahnya. Di tangan Liliane, L'Oreal berkembang dengan pesat. Pundi-pundi pendapatan perusahaan yang didirikan oleh ayahnya ini terus berkembang dan mendunia. Selain itu, di bawah kepemimpinan Liliane, L'Oreal juga memperluas pangsa pasarnya. Caranya, L'Oreal melakukan beberapa aksi akuisisi strategis, termasuk dengan mengakuisisi waralaba toko kosmetik terkenal, Body Shop.

LILIANE Bettencourt membuktikan bahwa dia memegang posisi puncak di L'Oreal bukan cuma karena dia anak pendiri perusahaan kosmetik tersebut. Liliane membuktikan bahwa dirinya memang mampu dan pantas menjadi petinggi di L'Oreal.

Terbukti, di bawah kepemimpinannya, pemasaran L'Oreal berkembang ke seluruh dunia. Kini, L'Oreal menguasai 49% pangsa pasar kosmetik Eropa, serta menguasai 23% pangsa pasar kosmetik di Amerika Serikat (AS) dan Kanada.

Selain melebarkan penjualan, Liliane juga terus mengembangkan produk L'Oreal. L'Oreal memiliki beberapa jenis produk, seperti produk perawatan kulit, perawatan rambut, pewarna rambut, make-up dan produk styling. Bahkan L'Oreal juga merambah produk parfum dan produk perawatan kulit (dermatologi).

Era 1980-an, L'Oreal merupakan industri manufaktur paling besar di Prancis. Di masa inilah, Liliane mengambil langkah penting bagi pengembangan perusahaannya. Di 1984, L'Oreal membeli divisi kosmetik Warner Communications, yaitu Warner Cosmetics. Perusahaan kosmetik ini antara lain memegang merek Gloria Vanderbilt dan Ralph Lauren.

Ekspansi Grup L'Oreal terus berlanjut. Pada Maret 2006, L'Oreal membeli toko waralaba kosmetik terbesar kedua di dunia, yakni Body Shop. Nilai akuisisi tersebut sebesar € 652 juta. Pembelian Body Shop ini semakin melebarkan sayap L'Oreal untuk menjadikannya industri kosmetik yang nomor satu di dunia.

Liliane juga mulai menyasar pasar kosmetik di India. Di negeri Sungai Gangga ini, Liliane memasarkan produk kosmetik yang ramah lingkungan. Hal ini sesuai dengan kecenderungan pasar kosmetik dunia yang kini mulai memasyarakatkan konsep kembali ke alam (back to nature).

Dari India, L'Oreal lantas mengembangkan produk kosmetik alami itu ke seluruh dunia, terutama ke Eropa dan Amerika. Mujur, konsumen di kedua kawasan tersebut mulai beralih dari produk kosmetik dengan bahan kimia ke kosmetik dengan bahan alami.

Kepemimpinan Liliane berhasil membuat pundi-pundi penghasilan L'Oreal makin gendut. Pada 2001, L'oreal mampu mencetak pendapatan sebesar € 1,2 miliar. Empat tahun kemudian, laba bersihnya sudah naik menjadi € 1,9 miliar, melebihi total pendapatan pada tahun 2001. Pertumbuhan tersebut terus berlanjut. Tahun lalu, pendapatan L'Oreal berhasil menembus angka € 15,8 miliar euro, atau naik sekitar 9,5% dari
tahun sebelumnya.

Liliane memang sukses membawa L'Oreal ke puncak keberhasilan. Liliane berbagi rahasia bahwa strategi kesuksesan L'Oreal simpel saja. Pertama, dia menegaskan L'Oreal selalu berkomitmen penuh pada penelitian dan pengembangan produk baru.

Kedua, L'Oreal selalu mengedepankan inovasi dan kualitas. Ketiga, L'Oreal hanya menciptakan produk-produk yang orisinal. Keempat, Liliane menekankan perusahaan menghargai karyawan dan memberikan penghargaan bagi karyawan terbaik.

Di antara itu semua, yang paling penting dalam pengembangan L'Oreal adalah peningkatan teknologi dan inovasi. Melalui riset, L'Oreal telah berhasil mematenkan sekitar 500 unit produknya. L'Oreal juga mengembangkan 110 formula dasar kosmetik lebih dari 35 tahun.

Liliane tidak hanya berinovasi di produk. Dia juga berinovasi di bidangpemasaran dan distribusi. Untuk mereka yang gemar berbelanja di pasar swalayan, L'Oreal menyediakan produk bermerek Garnier dan Gemey. Sedangkan mereka yang lebih senang membeli kosmetik di apotek, bisa membeli Vichy.

3.17.2009

Liliane Bettencourt, Wanita Terkaya di Prancis dan Pewaris L'Oreal (1)

KONTAN, Internasional, Fenomena

Fitri Nur Arifenie

Siapa pun tak menyangkal Liliane Bettencourt adalah orang beruntung. Liliane lahir sebagai anak tunggal pemilik kerajaan bisnis L'Oreal, Eugene Schueller. Otomatis, ketika orang tuanya meninggal dunia, Liliane menjadi penguasa L'Oreal dan mendapatkan seluruh warisan keluarganya. Tapi Liliane bisa membuktikan dia bukan hanya kaya berkat warisan. Liliane bahkan sukses mengembangkan perusahaan kosmetik tersebut menjadi perusahaan kelas dunia.

PERNAH mendengar nama Liliane Bettencourt? Kalau belum, Liliane adalah wanita terkaya di Prancis. Dia juga adalah orang terkaya kedua di Prancis, setelah Bernard Arnault. Liliane juga pemegang saham utama di perusahaan kosmetik L'Oreal. Maklum, Liliane adalah anak dari Eugene Schueller, pendiri L'Oreal.

Berdasarkan data terbaru Forbes, saat ini Liliane menempati posisi ke-21 dalam daftar orang terkaya di dunia. Jumlah kekayaan Liliane mencapai US$ 13,4 miliar. Sebagian besar kekayaannya berasal dari perusahaan warisanayahnya, yaitu L'Oreal.

Liliane Bettencourt terlahir dengan nama Liliane Henriette Charlotte Schueller. Anak tunggal Eugene Schueller ini lahir di Paris, Prancis, pada 21 Oktober 1922. Sewaktu berumur lima tahun, ibunya yang bernama Louis Madeline Berthe Doncieux meninggal dunia, tepatnya pada 27 Oktober 1927.

Sejak saat itu, Liliane hanya hidup berdua dengan ayahnya. Kematian ibunya membekas begitu dalam bagi Liliane. Dia pun menjadi pribadi yang tertutup. Apalagi, sang ayah terlalu ketat mengawasi Liliane.

Tidak banyak informasi mengenai kehidupan masa kecil Liliane. Yang jelas, ayahnya seolah-olah sudah mendesain Liliane agar menjadi penerus kerajaan bisnis kosmetik L'Oreal.

Sedikit soal L'Oreal, sejarah perusahaan kosmetik ini dimulai ketika seorang ahli kimia muda bernama Eugene Schueller berhasil membuat formula pewarna rambut yang inovatif, yang ia namakan Aureole. Schueller lantas mendirikan perusahaan Societe Franncaise de Teentures Inoffensives pour Cheveux pada 1909. Perusahaan itu kemudian berganti nama menjadi L’Oreal.

Liliane bergabung di L'Oreal pada 1937 sebagai karyawan magang. Liliane harus merasakan berbagai jabatan, sebelum akhirnya menjadi pemimpin L'Oreal.
Pada 1993, ayah Liliane meninggal. Sebagai anak tunggal, otomatis Liliane langsung mewarisi seluruh harta dan perusahaan ayahnya.

Saat itu, L'Oreal sudah menjadi salah satu perusahaan kosmetik ternama di dunia. Sejak saat itu, Liliane menjadi pemegang saham utama di L'Oreal. Liliane menguasai 27,5% saham perusahaan ini. Sementara 26,4% aham lainnya dikuasai oleh Nestle dan sebanyak 46,1% dikuasai oleh publik. Liliane berusaha menambah kepemilikan saham.

Hingga akhirnya, dia menguasai 32% saham, Nestle 30%, dan sisanya adalah publik.
Meskipun, Liliane mendapatkan kekayaan dari warisan, dia memiliki kemampuan untuk mempertahankan bahkan mengembangkan perusahaannya. Maklum, keluarga Schueller masih menganut pola pikir keluarga bangsawan Eropa kuno.

Liliane dibesarkan bagai perempuan dalam keluarga kerajaan. Dia harus mempelajari keterampilan negoisasi, kecerdasan politik, dan kecerdasan tata krama. Hal tersebut membantu Liliane mengembangkan bisnis yang didirikan oleh ayahnya.

Terbukti, selama lebih dari lima dekade di bawah kepemimpinan Liliane, L'Oreal terus memperbesar pangsa pasarnya. L'Oreal juga berkembang dan menembus pasar global. Saat ini, produk L'Oreal tersebar di 130 negara, dengan total karyawan 63.000 orang. Padahal, awalnya L'Oreal hanya tersebar di 17 negara.

Saat ini, L'Oreal memiliki lima pusat penelitian dan pengembangan produk, dua di Prancis, serta satu di AS, Jepang, dan Cina. Kelima pusat penelitian itu didirikan untuk menciptakan inovasi terbaru dan produk yang berkualitas unggul. (Bersambung)

3.11.2009

MPPA dan MNCN Bebas dari Chain Listing

Kontan, Investasi, 11 Maret 2009

JAKARTA. Para emiten yang masuk dalam radar chain listing Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa menarik napas lega. Mereka bisa jadi lepas dari jerat chain listing.
Sekadar mengingatkan, BEI tengah memeriksa beberapa pasang emiten terkait kasus ini. Antara lain PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan PT Multipolar Tbk (MLPL) serta PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN). "Kami tidak melihat adanya chain listing di sini," ujar Direktur Pencatatan BEI Eddy Sugito, kemarin (10/3).

Dus, MPPA dan MNCN, yang masing-masing adalah anak perusahaan MLPL dan BMTR tidak harus meninggalkan bursa.

Menurut Eddy, penilaian terhadap perusahaan yang diduga melanggar aturan chain listing tak hanya berdasarkan kontribusi pendapatannya. BEI juga harus melihat kepemilikan saham emiten itu.

Eddy mencontohkan kasus chain listing PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX). APEX harus delisting dari bursa karena pendapatannya memberi kontribusi besar dalam kinerja induk perusahaannya, PT Mitra International Resources Tbk (MIRA). Selain itu, "Kalau kasus APEX, MIRA memiliki saham hampir di atas 90%," terang Eddy.

Selain itu, menurut Eddy, BEI tidak hanya melihat kontribusi pendapatan anak perusahaan terhadap induk usahanya pada satu waktu saja, tapi juga dari tahun-tahun sebelumnya. Sebab, bisa jadi di satu tahun bisnis, anak usaha lebih bagus ketimbang bisnis induknya. Demikian juga bisa sebaliknya.

Direktur Utama BEI Erry Firmansyah menegaskan, aturan chain listing berlaku bagi emiten yang proses akuisisinya terjadi setelah 2004, yaitu setelah bursa menerbitkan aturan soal chain listing tersebut. "Aturan chain listing kan terbit 2004, sementara akuisisi Multipolar dan Matahari terjadi di 1997," tandas Erry yang pernah lama berkarier di Grup Lippo itu.

Erry bilang, aturan chain listing ini tidak berlaku surut. "Kalaupun ada faktor chain listing, emiten itu tidak bisa ditindak," tandasnya.

Fitri Nur Arifenie

3.09.2009

BYAN Bakal Menggenjot Omzet

KONTAN, Investasi, 06 Maret 2009

JAKARTA. Tahun ini, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) bakal makin rakus mengeduk batubara. Perusahaan tambang batubara ini menargetkan penjualan batubara tahun ini naik 49% menjadi 10 juta metrik ton (Mt).

Pada 2008, perkiraan penjualan batubara BYAN sekitar 6,7 juta Mt. Nah, BYAN mengekspor sebagian besar batubara ke kawasan Eropa, India, Jepang, Taiwan serta Korea Selatan.

Perusahaan yang melantai di bursa sejak Agustus 2008 ini menargetkan produksi batubara juga naik menjadi 9,5 juta Mt, naik sekitar 56% ketimbang perkiraan total produksi pada 2008 yang hanya sekitar 6,1 juta Mt. "Kami merencanakan untuk meningkatkan produksi tiap tahunnya," ujar Sekretaris Korporat Jenny Quantero, kemarin (5/3).

BYAN memang harus menggenjot produksi dan penjualannya, guna mengurangi dampak penurunan harga batubara tahun ini. Sekadar perbandingan, tahun lalu harga rata-rata batubara mencapai US$ 75 per metrik ton. "Harga jual rata-rata batubara pada 2009 antara US$ 60 sampai US$ 65 per metrik ton," papar Jenny.

BYAN juga menargetkan pendapatannya selama tahun ini naik sekitar 30% hingga 45% dari 2008. Jenny mengharapkan, perusahaan yang dulunya adalah kontraktor pertambangan ini bisa meraih ?Rp 6 triliun - Rp 6,5 triliun.

Jenny memperkirakan sepanjang 2008, BYAN memperoleh omzet sebesar Rp 4,5 triliun - Rp 5 triliun. Pada 2007, total pendapatan BYAN hanya mencapai Rp 3,4 triliun. Jadi, ada kenaikan pendapatan sekitar 32% - 47% di 2008.

Untuk laba kotor, di 2008 Jenny memperkirakan laba kotor BYAN mencapai Rp 800 miliar. Nah, di 2009, Jenny berharap ada kenaikan dua kali lipat, jadi Rp 2 triliun.

Fitri Nur Arifenie

E-capital Borong APEX Rp 2.875 per Saham

KONTAN, Investasi, 06 Maret 2009

JAKARTA. PT Mitra International Tbk (MIRA) benar-benar akan menarik mengosongkan seluruh saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) yang beredar di bursa. Itu bagian rencana APEX hengkang atau delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI). APEX menawarkan harga Rp 2.875 per saham untuk pemegang saham publik.

Per 31 Januari 2009, MIRA menguasai 98,13% atau 2,6 miliar saham APEX. Pemilik saham lain, PT Hertech Kharisma sebesar 1,61% atau 42,8 juta saham. Publik hanya memiliki 0,26% atau 7,1 juta saham APEX. "Jumlah pemegang saham publik tak sampai 80 orang," kata Wakil Direktur Utama APEX Tito Sulistio, kemarin (5/3).

Tito bilang, MIRA tidak akan membeli saham APEX milik publik. Ada calon pembeli yang siap memborong saham APEX itu. "Pembelinya PT E-capital Securities, dan dia nanti jadi pemegang saham APEX." kata Tito. E-capital hanya membeli saham dari publik dan tak akan memborong saham milik Hertech.

E-capital akan membeli sisa saham APEX yang beredar di publik pada pertengahan tahun ini. "Tapi tergantung juga dari persetujuan resmi delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI)," imbuh Tito. Hitung punya hitung, E-capital harus membayar Rp 20,4 miliar untuk memborong APEX, alias Rp 2.875 per saham.

Tawaran itu lebih tinggi dari harga tertinggi saham APEX selama dua tahun terakhir. Sebab, harga tertinggi adalah Rp 2.750 per saham. Harga itu juga lebih tinggi dari harga wajar yang ditentukan PT Zodiac Perintis Penilai Rp 2.200 - Rp 2.600 per saham. "Rencana pembelian saham ini sudah mendapat persetujuan pemegang saham," kata Tito.

APEX harus keluar dari lantai bursa karena tersandung aturan chain listing. Intinya, aturan itu menyebutkan suatu emiten yang dimiliki oleh emiten lain harus delisting bila menyumbang lebih dari 50% pendapatan konsolidasi emiten induknya. "Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi MIRA per kuartal ketiga 2008, APEX menyumbang 52% pendapatan MIRA," kata Ade Satari, Jurubicara Apexindo.

Fitri Nur Arifenie

BEI Menemukan Indikasi Insider Trading pada Akuisisi Indika

JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menemukan indikasi insider trading dalam akuisisi PT Indika Energy Tbk (INDY) terhadap PT Petrosea Tbk (PTRO). BEI menduga kabar mengenai akuisisi tersebut telah lebih dulu bocor ke pasar sebelum INDY melaporkan rencananya kepada otoritas bursa.

Akibatnya harga saham PTRO langsung melejit luar biasa. "Kalau melihat dari kenaikan harga yang luar biasa, ada indikasi insider trading, karena ada pihak-pihak yang tahu lebih dulu ketimbang publik," jelas Direktur Pencatatan BEI Eddy Sugito di Jakarta, kemarin (4/3).

Eddy menjelaskan, INDY baru menyampaikan rencana tentang akuisisi itu pada 16 Februari 2009. Namun antara 9 Februari-16 Februari 2009, harga saham PTRO sudah naik secara tidak wajar.Pada 9 Februari, harga PTRO masih di Rp 3.700 per saham. Dalam waktu seminggu, harga PTRO naik 71,62% menjadi Rp 6.350 per saham.

Volume transaksi juga mencapai 1,09 juta saham. Alhasil, BEI sempat menghentikan sementara (suspend) aktivitas perdagangan saham PTRO pada 17 Februari. Tapi suspend itu dicabut kembali sehari setelahnya. Sampai kemarin, harga saham PTRO sudah mencapai Rp 10.150 per saham.

BEI menegaskan akan memeriksa pihak-pihak yang terlibat proses akuisisi tersebut. Tapi, Eddy mengatakan pemeriksaan tersebut masih harus menunggu hasil pemeriksaan awal yang dilakukan tim pengawas.

Eddy masih belum berani memastikan siapa yang paling mungkin melakukan insider trading tersebut. "Pihak yang terlibat bisa macam-macam, bisa emiten itu sendiri, bisa juga konsultan," terang Eddy.

Eddy juga tidak berani menargetkan sampai kapan pemeriksaan transaksi itu akan berlangsung. Yang jelas, menurutnya, BEI akan menuntaskan kasus tersebut secepatnya. Setelah BEI menuntaskan pemeriksaan, BEI akan melimpahkan kasus tersebut kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

Manajemen PTRO membantah telah membocorkan informasi tentang rencana akuisisi INDY yang berpotensi menimbulkan insider trading. Presiden Direktur PTRO Micky Hehuwat mengatakan, Manajemen PTRO tidak tahu menahu tentang adanya kebocoran transaksi. "Kami sudah memberikan kejelasan informasi tentang transaksi itu hanya kepada BEI," bantah Micky.

Walaupun akuisisi INDY terhadap PTRO ini masih diselidiki, proses akuisisi tersebut tetap berjalan. Menurut Micky, saat ini INDY dan PTRO masih dalam tahap melakukan uji kelayakan alias due dilligence.

Kedua perusahaan tersebut menargetkan proses due dilligence tersebut bisa selesai pada akhir Maret ini. Keduanya juga berharap proses akuisisi ini bisa rampung secara keseluruhan pada bulan Mei, atau paling lambat di pertengahan 2009.

Fitri Nur Arifenie

Pasar Obligasi Korporasi Mulai Membaik

KONTAN, Investasi, 26 Februari 2009

JAKARTA. Pasar obligasi korporasi mulai bergairah. Sampai saat ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menerima permohonan penerbitan obligasi senilai Rp 1,9 triliun.
Semua obligasi tersebut bakal terbit di semester satu 2009. BEI pun optimistis target penerbitan obligasi sepanjang 2009 sebesar Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun bakal tercapai. "Kami berharap penjualan obligasi bisa meningkat pada semester dua 2009," ujar Direktur Fixed Income, Derivatif, Keanggotaan, dan Partisipan BEI Guntur Pasaribu, kemarin (25/02).

Guntur bilang, ada empat perusahaan yang sudah mendaftarkan penerbitan obligasi mereka. Di antaranya adalah PT Danareksa (Persero) yang akan melego obligasi Rp 300 miliar. Perusahaan sekuritas milik negara ini akan menggunakan dana obligasi itu untuk menambah modalnya.

Setelah itu, ada PT Astra Sedaya Finance yang berniat menerbitkan obligasi sebesar Rp 600 miliar. Dananya akan digunakan untuk meningkatkan pembiayaan otomotif.
Berikutnya, ada PT Indomobil Finance Indonesia yang akan menerbitkan obligasi senilai Rp 500 miliar. Indomobil akan memakai dana itu untuk modal kerja, pembiayaan konsumen, dan pembiayaan kembali pinjaman bank.

Selanjutnya, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) akan menjual obligasi Rp 500 miliar. Perusahaan ritel ini berniat menggunakan duit obligasi untuk membayar utangnya atau refinancing.

Berkah bunga turun

Guntur yakin penerbitan obligasi korporasi akan makin marak, terutama pada semester ke dua 2009. Alasannya, BI Rate yang kini telah 8,25 % masih bisa turun lagi.
Head of Debt Capital Market BNI Securities Sukartono mengatakan, tren suku bunga yang menurun ini membuat korporasi punya kesempatan mendapatkan pembiayaan dengan lebih murah. "Apalagi kalau emiten blue chips," timpal Sukartono.

Selain itu, emiten cenderung memilih menerbitkan obligasi untuk mencari pendanaan, ketimbang memakai instrumen lainnya. Apalagi, saat ini masih banyak perusahaan yang kesulitan mencari pinjaman dari perbankan.

Padahal, banyak obligasi perusahaan yang akan jatuh tempo tahun ini. "Nilai obligasi yang jatuh tempo tahun ini sebesar Rp 10 triliun sampai Rp 11 triliun," papar Presiden Direktur Fitch Ratings Indonesia Baradita Katoppo.

Tapi, Baradita enggan berspekulasi apakah pasar bakal menyerap obligasi tersebut. Menurutnya, minat pasar akan tergantung pada imbal hasil alias yield yang ditawarkan penerbit obligasi. Selain itu, investor tentu akan melihat tingkat risiko obligasi tersebut, serta kemampuan emiten memenuhi ongkos pendanaan untuk membayar imbal hasil.

Tapi, Sukartono cukup yakin penyerapan obligasi di pasar akan membaik. Maklum saja, ada indikasi saat ini di pasar terjadi kelebihan likuiditas. Ia mencontohkan hasil penerbitan sukuk ritel yang permintaannya berlebih.

Sukartono pun menilai, target penerbitan obligasi korporasi tahun ini versi BEI yang sebesar Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun masih bisa tercapai. "Siapa tahu nanti pertengahan tahun banyak yang menerbitkan," imbuhnya.

Fitri Nur Arifenie, Wahyu Tri Rahmawati

Emiten yang Terancam Chain Listing Bertambah (Giliran Panin Life dan Panin Insurance yang masuk radar chain listing di BEI)

KONTAN, Investasi, 25 Februari 2009

JAKARTA. Ketentuan pencatatan berantai alias chain listing rupanya masih membingungkan para emiten. Sejumlah emiten yang terindikasi terkena ketentuan ini mengaku kebingungan memahami aturan tentang chain listing itu.

Selain PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) yang sudah kena vonis dari Bursa Efek Indonesia (BEI), ada emiten lain yang bisa terkena jerat ketentuan chain listing. Indikasinya sederhana, kontribusi pendapatan emiten berstatus anak usaha ke pendapatan konsolidasi emiten berstatus induk perusahaan lebih dari 50%.

Yang masuk dalam radar BEI antara lain dugaan chain listing antara PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan PT Multipolar Tbk (MPPL). Selain itu, BEI juga mulai menelisik dugaan chain listing antara PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN).

Namun, manajemen Global Mediacom juga masih mempersoalkan kejelasan aturan chain listing tersebut. Makanya, bagi BMTR, terlalu dini untuk menyimpulkan apakah ada chain listing antara BMTR dengan MNCN. "Aturan chain listing sendiri tidak jelas," kata Kepala Hubungan Investor Global Mediacom David Fernando Audy, kemarin.

David mengakui, MNCN menyumbangkan pendapatan ke BMTR hampir 80%. Selebihnya dari bisnis BMTR yang lain, yakni Indovision. Namun, ia yakin bisnis Indovision akan tumbuh pesat tahun ini, sehingga tak cuma MNCN yang menjadi kontributor terbesar BMTR. Meski begitu, "Kami memang mengkaji tentang persoalan chain listing ini secara internal perusahaan," imbuhnya.

Emiten lain yang bisa masuk perangkap beleid chain listing ini adalah PT Panin Life Tbk (PNLF) dan PT Panin Insurance Tbk (PNIN). PNIN merupakan induk usaha dari PNLF. Per Januari 2009, PNIN memiliki 56,77% saham di PNLF.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi kuartal ketiga 2008, PNIN mengantongi pendapatan sebesar Rp 1,15 triliun. Pada periode yang sama, pendapatan PNLF mencapai Rp 1,08 miliar. Ini berarti, kontribusi pendapatan PNLF ke induk usahanya mencapai sekitar 93,91%.

Tahun 2007, kontribusi Panin Life ke pendapatan PNIN malah lebih besar. Pada tahun 2007 pendapatan PNIN mencapai Rp 1,42 triliun, sedangkan pendapatan PNLF mencapai Rp 1,35 triliun. Dus, PNLF menyumbang pendapatan sekitar 95% ke PNIN. "Kontribusi pendapatan PNLF ke PNIN memang besar, selama ini lebih dari 50%," kata Wakil Presiden Direktur PNLF Tri Joko Santoso ke KONTAN, kemarin (24/2).

Namun, kata Joko, perusahaannya belum tahu menahu soal ketentuan chain listing ini. Soalnya, BEI selama ini tak pernah menjelaskan aturan pencatatan berantai ini. "Justru saya baru tahu dari Anda ada aturan chain listing," ujarnya.

Akibat aturan tak jelas

Meski begitu, manajemen PNLF menegaskan, mereka akan mengikuti ketentuan BEI soal chain listing ini. Termasuk risikonya, yakni apabila salah satu emiten Grup Panin ini harus angkat kaki alias delisting dari lantai bursa. "Kami pasti akan mengikuti ketentuan BEI," katanya.

Agaknya, ketentuan chain listing ini memang masih membingungkan. Makanya, BEI sedang mengkaji ulang aturan tersebut. Tujuan kajian tersebut adalah untuk memperjelas ketentuan pencatatan berantai. "Saya tak bisa menyebutkan review-nya seperti apa. Yang jelas rancangannya sudah masuk ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)," kata Direktur Utama BEI Erry Firmansyah.

Badrut Tamam, Fitri Nur Arifenie