3.24.2010

kotak hitam

Fiuh, hari ini sungguh tidak bergairah sekali. Saya merasakan apa yang dinamakan dengan titik jenuh. Ingin rasanya keluar dari kotak hitam yang bernama rutinitas. Namun, untuk melepaskan rutinitas itu bukanlah hal yang mudah untuk saya. Karena terbiasa dengan apa yang namanya rutinitas itulah membuat saya ketika tak beraktivitas seperti mati suri. Sebenarnya, saya bingung dengan tujuan apalagi yang ingin saya dapatkan?

Bermula dari tekanan yang bertubi-tubi, kebijakan kantor yang aneh bin ajaib, kehidupan yang hampa, terisolasi dengan apa yang namanya pertemanan, dan selalu berkutat dengan deadline. Awalnya saya sungguh menyukai aktivitas seperti itu, Lalu ketika saya melihat kehidupan lain di luar sana, ada rasa iri. Wah, enak sekali mereka. Dalam pekerjaan, hanya merasakan 20% tekanan, 30% kerja keras dan 50% bersenang-senang.

Saat ini saya seperti berada dalam kotak hitam yang entah apapun caranya saya ingin keluar dari kotak hitam itu. Dalam kotak itu berisi 50% tekanan dan 40% kerja keras sedangkan 10% bersenang-senang. Hari ini ingin saya membeli gergaji untuk memotong-motong kotak hitam itu dan menjadikannya beberapa bagian sehingga saya memiliki jalan keluar untuk terbebas dari kotak hitam itu.

Tapi, kotak hitam itu terbuat dari baja. Satu gergaji tidak akan cukup untuk meluluhlantakkan kontak hitam itu. Saya lelah dan saya capek terjebak di dalam kotak hitam itu hanya penuh dengan kepalsuan dan kemunafikan. Kotak hitam itu tembus pandang, jika kita melihat ke dalamnya kita bisa melihat ada istana emas dengan makanan lezat, perhiasan, kereta kuda mewah dan lain-lain yang bisa membuat mata silau akan kenyamanannya.

Pada kenyataannya, kotak hitam itu hanya penjara karena saya tidak bisa keluar melihat dunia lain. Saya terkukung dalam istana emas yang terasa nyaman di luar namun di dalamnya hanya berisi tekanan karena saya harus bersikap sempurna seperti seorang putri. Padahal, lewat kotak yang tembus pandang itu saya bisa melihat ke luar. Saya bisa melihat bahwa banyak hal yang bisa saya dapatkan dan saya capai untuk melihat keindahan dunia. Saya ingin berpetualang, menyusuri kotak-kotak lainnya yang tidak hanya berwarna hitam tapi ada merah, kuning, biru, hijau bahkan pink. Saya ingin bebas keluar masuk untuk mengunjungi kotak-kotak itu satu persatu.

Kotak hitam, bagaimana caranya untuk keluar dari cengkramanmu? kenapa kotak hitam selalu membuat saya terkukung dan tidak membuat saya nyaman. Saya tahu masih banyak kotak-kotak lainnya yang mampu menarik hati saya tapi kenapa kotak hitam selalu menjadikan saya milikmu seorang. Saya bosan denganmu kotak hitam.

3.23.2010

keriuhan di hari senin

"Fen, udah siang. Katanya mau berangkat pagi. Cepetan mandi kalau gak mau telat. Alarmmu udah bunyi dari tadi tuh," kata M, teman sekamar saya.

Aduh...!!! Waktu udah menunjukkan jam 5.45 pagi padahal hari ini saya harus ikut kunjungan ke pupuk kujang, cikampek dan pukul 7.30 harus sudah ada di kementrian BUMN untuk berangkat bersama. Jarak kantor BUMN dengan kosan saya lumayan cukup jauh membuat saya harus menyediakan waktu 1 hingga 1,5 jam untuk di perjalanan. Dengan langkah terburu-buru saya ke kamar mandi.

Celingak celinguk, keluar kamar ternyata masih sepi. Pasti anak-anak kos yang lain masih tidur. Maklum, mereka semua adalah pekerja kantor dengan jadwal jam kerja tetap apalagi kantor mereka cukup dekat dan tidak membutuhkan waktu lama. Sehingga, keriuhan di kos saya baru terjadi pada pukul 07.00.

Sampai di kamar mandi, ouh ternyata air di kamar mandi hanya tinggal separuh. Dan semalam, lupa menyalakan air untuk mengisi bak kamar mandi. Selain itu, tandon tempat penampungan air juga tidak diisi. Alhasil kran air menyala dengan kecil. Dan sayapun mandi dengan air seadanya. "Damn, kayaknya salah hari. Atau harus mandi kembang untuk menghilangkan kesialan,". batin saya.

"Buruan Fen kalo mau bareng," kata M.

Pagi itu, M memang ada liputan pagi karena pukul 07.00 salah seorang mantan anggota DPR yang meninggal dunia disemayamkan di DPR. M memiliki profesi yang sama dengan saya. Bedanya, M lebih ke politik sedangkan saya cenderung kepada ekonomi. M bekerja di online dan saya di media cetak.

"Sabar, iya niy aku cepet-cepet. Ini kan masih pagi belum macet," kataku.

"abis nungguin kamu dandan itu lama. Jam 7.00 aku harus udah di DPR," jawab M.

"Okay, give me 5 minutes," kataku.

Saya tidak tahu berangkat dari kos jam berapa. Yang saya tahu, saya sampai di kementrian BUMN pukul 07.15. Ternyata cepat juga perjalanan saya ke kantor kementrian BUMN. Memang pagi itu, jalanan tidak terlalu macet. Padahal saya memilih menggunakan kopaja 19 ketimbang bussway. Karena saya berpikir pada jam-jam seperti itu banyak orang mengantri di halte bussway blok M. Antrian panjangnya melebihi antrian untuk mendapatkan minyak tanah. Jalanan sepanjang Sudirman-Thamrin juga tidak terlalu macet, kopaja 19 yang lumayan penuh membuat perjalanan saya cukup lancar.

Saya kira, saya terlambat. Namun, justru saya adalah orang kedua yang datang. Orang pertama adalah bang R, wartawan KB Antara. Kemudian di susul mas F, BUMN Track. Dan kemudian banyak orang berkumpul. Hingga kami harus menunggu salah satu teman yakni SS yang terjebak macet di Pramuka. Jadwal yang seharusnya berangkat pukul 07.30 molor menjadi pukul 08.20.

Kemudian bis segera ke cikampek. Namun sebelumnya harus menjemput tiga orang teman yang sudah menunggu di stasiun Cawang (depan menara saidah) sejak pukul 07.30. Mereka bertiga cukup kompak menggunakan masker sambil melambaikan tangan memberikan tanda. Lambaian mereka seperti para pengungsi yang menunggu untuk diselamatkan oleh petugas SAR. Hehehe...maaf ya tapi itu yang ada di dalam bayangan saya. Bus yang kami tumpangi berhenti sebentar untuk menjemput mereka.

"Kalian lama sekali. Kami sudah berdebu dan kepanasan nih menunggu kalian," kata NA, wartawan dari Jakarta Post sambil melepas masker.

Tak jauh dari stasiun Cawang, bus yang kami tumpangi berhenti di depan Indomobil untuk menjemput salah seorang rekan dari Republika. Selanjutnya kami menuju pabrik pupuk kujang. Sepanjang perjalanan, kami bercanda. Yah, itulah kenapa saya merasa awet muda karena ketika bersama anak BUMN, canda tawa dan kegokilan selalu aja ada.

Perjalanan ini merupakan perjalanan kedua. Perjalanan pertama ketika peresmian granula NPK beberapa waktu lalu. Sampai di pabrik pupuk Kujang, hp saya berbunyi. Ternyata sms dari bos untuk listing. Saya lihat pukul 10.13.

Alamak...makin pagi saja saya dilisting. Saya balas sms bos saya bahwa belum ada berita karena memang kami baru sampai. Di TKP saya melihat banyak direksi BUMN bidang agro industri, kertas, percetakan dan penerbitan. Sayapun kemudian sudah menyiapkan kira-kira direksi mana saja yang berprospek untuk dijadikan berita.

Salah satu target utama saya adalah dirut Bulog, dirut PTPN dan dirut pupuk. Jadi teringat perkataan salah seorang kawan, "Kalo feni pasti nanya soal pupuk, minyak goreng dan gula," hahaha...tapi memang itu topik yang menurut saya penting. Karena menyangkut masyarakat banyak. Selain listrik, ketiga topik itulah yang saya suka.

Selanjutnya bisa saya katakan adalah hari yang sibuk. Celingak Celinguk melihat kanan kiri. Ada target yang oke, yaitu dirut PTPN VII. Kemudian saya dekati dan memperkenalkan diri sambil menyodorkan pertanyaan. Dengan malas-malasan sang Dirutpun menjawab pertanyaan.

"Itu kan sudah banyak dibahas di koran. Saya kira, kalian lebih tahu daripada saya," kata sang dirut ngeles.

Penyakit...!!! Dirut PTPN memang terkenal sedikit pelit memberikan statement. Mereka hanya akan bicara jika berkaitan dengan hal-hal yang bagus. Aneh, kalau saya lebih tau daripada bapak dirut itu, untuk apa ia digaji tinggi dan menduduki posisi dirut. Sedikit sewot, dengan sikap bapak dirut itu. Tapi saya tak lupa mengucapkan terima kasih karena bersedia menjawab pertanyaan walaupun dengan angin lalu.

Kemudian saya masuk kembali ke ruangan, ternyata para dirut tersebut sudah beramai-ramai mengunjungi pabrik dengan menggunakan bis. Maklum dari tempat pertemuan ke pabrik lumayan jauh. Saya lihat masih ada dirut Bulog. Sayapun mendekatinya. Pak Soetarto cukup baik dan dia sangat memperhatikan para petani, sejak dia menjabat sebagai Dirjen Tanaman Pangan hingga dirut Bulog, dia adalah orang yang cukup ramah untuk diwawancarai. Dia juga cerdas, ketika menjadi dirjen tanaman pangan, surplus beras adalah prestasinya. Ia juga sempat diisukan menjadi kandidat kuat menteri pertanian, Anton Apriyantono.

Ada sebuah penyataan yang cukup menjadi perhatian saya. Pernyataan tersebut adalah:

"Image masyarakat itu harus diubah. Harga kedelai memang lebih mahal daripada beras. Idealnya harga kedelai 1,5 kali lebih mahal daripada harga beras krn resikonya juga cukup tinggi. Kalau petani tidak mendapatkan harga yang layak mereka akan malas menanam. Petani itu harus diberi insentif. Harga kedelai saat ini ckp rendah. Kasihan petani kalau keuntungannya kecil. Mereka pasti selamanya akan miskin. Beli pulsa, Nexian saja mampu masa kedelai naik sedikit sudah teriak. Tempe mahal sedikit sudah resah,".

Kalau begitu, mulai hari ini saya akan berikan pengertian kepada ibu saya bahwa jangan mengeluh ketika harga tempe mahal daripada beras. Karena kasihan petani juga, kalau tidak ada yang menanam masa harus mengimpor terus. Dan memang sudah seharusnya tempe lebih mahal daripada beras. I will say, "stop complain Mom..it's for helping our farmer. Kalau petani susah dan tidak ada yang mau jadi petani siapa yang akan menggarap lahan. Masa semuanya hanya konsumen tanpa ada produsen, kita seharusnya berterima kasih kepada petani dengan memberikan upah yang layak,".

Percakapan 16 menit dengan Dirut Bulog membawa pengetahuan baru untuk saya. Mulai dari kedelai, beras hingga gula. Percakapan itu cukup mengobati kerinduan saya menulis soal komoditas tersebut karena belakangan, saya selalu menulis soal energi. Bahkan, saya juga merindukan mampir ke kantor dirjen tanaman pangan dan disuguhi makanan ubi, jagung, pisang dan kacang-kacangan. Cemilan tradisional yang membuat saya bergairah untuk melahapnya.

Setelah selesai dengan pak Soetarto, saya keluar ruangan dan mencari rombongan lain. Ternyata saya ditinggal untuk mengunjungi lokasi pabrik pupuk. Tak apalah, sebelumnya saya sudah pernah ke sana. Kemudian saya masuk ke ruangan itu dan mata saya tertuju kepada dirut pusri holding. Saya sering menelpon dan mensms bapak dirut yang resah akan pasokan gas itu. Namun, jarang sekali kami bertemu. Kesempatan inipun tak saya sia-siakan.

"Siang pak Dadang. Maaf pak menganggu, tapi boleh ngobrol sebentar. Saya mau bertanya tentang sesuatu. Sedikit saja pak," cerocos saya.

"haha...tampaknya kalian tidak bisa tidak wawancara lihat saya. Pertanyaannya sedikit tetapi jawabannya banyak," kata pak Dirut sambil bergurau.

Benar saja, karena kami mengobrol cukup lama. Saya melihat perekam, ternyata sudah 18 menit. Itupun banyak yang saya potong. Obrolan masih seputar pasokan gas. Persoalan gas adalah persoalan klasik yang mengahantui pabrik pupuk. Tiap tahun, persoalannya sama. Apalagi Indonesia defisit gas. Semua pasokan gas sudah dijual. Ibaratnya, seseorang memiliki gas LPG sebagai bahan bakar untuk memasak nasi. Namun, ia lebih memilih untuk menjual gas LPG karena harga yang cukup mahal sedangkan ia memilih untuk kelaparan.

Salah kaprah kebijakan sejak awal. Kali ini gas, mungkin beberapa tahun mendatang batu bara. Karena banyak batu bara yang diekspor ke luar negeri. Kebutuhan saat ini memang sedikit tapi jika program percepatan 10rb mw tahap I dan II sudah jalan, kebutuhan batubara PLN cukup banyak. Sedangkan kontrak batu bara juga cukup lama hingga puluhan tahun dan tidak bisa putus kontrak begitu saja. Jika hal seperti ini dibiarkan terus menerus bukan berarti sejarah terulang kembali. Pemangku kebijakan kita memang jarang belajar dari sejarah.

Haduh...koq jadi melantur gini. Ok, back to the right track. Perbicangan dengan Dirut Pusri berlanjut dengan rencana untuk pembangunan pabrik dekat pabrik gas. Sesuai dengan arahan dari Kementrian ESDM, untuk membangun pabrik dekat dengan sumber gas. Pusri holding siap membangun di papua dan donggi senoro.

"Tapi mana komitmennya juga belum ada. Kita gak mau bangun pabrik trus gasnya ga ada. Saya sering dimarahi BP Migas karena ngomong ke media kurang gas. Setelah saya berteriak baru BP Migas bilang aman," kata dirut Pusri.

Kasihan pak Dadang, padahal dia hanya berjuang untuk mendapatkan gas. Tapi kena semprot BP Migas lantaran terlalu banyak mengadu ke media. Mungkin keluhannya tidak ditanggapi oleh BP Migas makanya dia mengeluh kepada media. Sayapun sering menulis yang memojokkan BP Migas karena tak punya idealisme. Harga boleh bagus, menguntungkan untuk negara. Tp defisit gas akan berpengaruh kepada food security.

Usai wawancara, sayapun tak bertemu dengan teman-teman rombongan tadi. Kemudian saya dan bang R menunggu depan ruangan pertemuan. Sayapun membuka netbook pink dan mulai mentranskrip wawancara 41 menit itu. Hingga selesai mentranskrip, rombongan peninjau pabrik pupuk belum datang. Saya melihat karyawan BUMN lalu lalang dan ada beberapa mantan dirut BUMN yang berlalu lalang. Mobil mereka bagus-bagus. Wah, enaknya menjadi pejabat BUMN. Bukan rahasia umum jika pejabat BUMN gajinya lebih tinggi daripada pejabat pemerintahan. Apalagi banyak pejabat yang rangkap jabatan. Selain menjadi direksi ada yang merangkap menjadi komisaris. Bahkan, satu orang bisa memiliki jabatan komisaris di empat perusahaan.

"Feni, lu ke mana? Gw pikir lu eksklusif dengan PTPN VII," kata SS.

"Gw disini dari tadi. Abis ditinggal ama kalian. Kalian ke mana aja tadi,"

"Cuma lihat-lihat pabrik aja," jawab SS.

Setelah obrolan itu, kami mendoorstop PTPN VI. Ternyata, ada direksi PTPN yang cukup asyik untuk ditanyain. Secara gamblang, dia menjelaskan tentang rencana-rencana investasi. Ini yang gw suka!!! Sebagai pejabat publik, wajar jika masyarakat ingin tahu bagaimana sih sepak terjang BUMN. BUMN yang sarat akan muatan politis dan ladang korupsi itu menjadi sorotan masyarakat.

Kemudian saya makan dan segera mengikuti pers conference dengan bapak Deputi Agro. Saya ingat pertama kali pak Deputi Agro dengan rambut plontosnya seusai naik haji, saya katakan bahwa bapak deputi itu seperti Doraemon. Hehehe...
Konferensi pers selama 30 tahun itu tidak ada sedikitpun yang ngelit. Semuanya normatif. Dipaksa sengelit apapun itu, jawabannya selalu normatif.

Cukup aneh buat saya karena biasanya bapak Deputi itu selalu memberi saya data-data yang dibutuhkan seperti impor gula mulai dari kontrak, nilai realisasi hingga jumlah yang datang. Ada satu pernyataan yang cukup oke dari bapak Deputi itu terkait dengan tuduhan cpo indonesia yang tidak ramah lingkungan.

"Menanam CPO kan tidak melanggar hukum. Kami (BUMN Perkebunan) tidak menanam ganja kan?," kata Agus.

Ada-ada saja bapak deputi itu. Kami tidak menanam ganja. I think it's very good statement. Tuduhan dunia itu bukan murni lingkungan tapi karena soy bean milik negara-negara penuduh itu kalah pasaran dengan CPO Indonesia.

Tak lama kemudian, kami kembali ke jakarta. Oh My God, sudah jam 15.00 tapi saya belum sedikitpun menulis berita. Padahal jam 16.30 deadline harus kelar. Sulit menulis 3 berita panjang dalam waktu 1,5 jam. Kemudian saya putuskan untuk menulis setelah sampai di kantor Kementrian BUMN. Pukul 16.00 kami sampai di kantor Kementrian BUMN.

Damn, karena wifi tidak bisa conect. Terpaksa saya menggunakan fasilitas hp untuk mengirim berita. Butuh waktu lama bagi saya untuk membuat berita. Banyak gangguan yang menyebabkan sulitnya mengakses internet. Maaf ya bos, deadline hari itu telat.

Fatmawati
23 Maret 2010 (H-2 sebelum gajian).
01.00

3.13.2010

Deficit, Indonesia will be impor gas

It is very Ironic. Indonesia is one of country which have many oil and gas. However, according to the balance of gases that have completed the Department of Energy and Mineral Resources (ESDM), this year, Indonesia will become a gas deficit of 2543 million cubic feet per day (mmscfd). The existing supply could only meet 88.9% of the needs. As a result, Indonesia may have to import.

Based on the balance of gas is divided into 12 regions of Indonesia is Aceh, Sumatera Bagian Utara, Sumatera Bagian East and South, Part of West Java, Central Java Part, Part East Java, South Sulawesi Parts, Parts Central Sulawesi, Maluku Bagian Selatan, Papua and Riau Islands. Gas deficit is the biggest region III region, Indonesia Bagian Tengah is 274 mmscfd. Deficit is the second largest in the province of East Java Part 263 mmscfd. Only the South Sulawesi province and Sulawesi Tengah Bagian not experience a deficit of gas

Director General of Energy and Mineral Resources Oil and Gas Evita Herawati Legowo said, the deficit occurred because the production of natural gas gas field below. Other causes, a new gas field late in production.

In order to overcome the deficit of gas, "We will tighten the supply-demand mapping and prioritizing which ones come first. If you are still lacking, there is another alternative that is imported," added the Minister of Energy and Mineral Resources, Darwin Zahedy Saleh yesterday (10 / 3). According to Darwin, no matter if we have to import gas from domestic gas needs are met. Darwin confess that Indonesia to have conversations with the two countries related to the gas import policy. Both countries are Qatar and Nigeria.

But, at the same time the problem is many of Indonesia's natural gas exports. From Donggi Senoro gas field, for example, the government has set a 70% production will be exported. In fact, the field could produce 300 million cubic feet per day. He was a backup for this field should be 2.05 trillion cubic feet. Darwin said, the Government cannot cancel the contract of the current exports to be transferred in the country. Because normally, gas export contract lasted for 15, 20 and 25 years.

However, Director of PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Hendi Priyo Santoso said, options Impor gas in the short term difficult to implement. Because Indonesia has not yet converter technology liquid natural gas (LNG) to gas. So, we must wait for development of terminals that accept completed in 2012. "Impor-term strategy is secondary, need to wake up the terminal a bit," he said.

Chief Representative, General Chamber Commerce and Industry (Kadin) Hariadi sukamndani frustrated with government policy to ekspor gas. "During this national industry is always sacrificed," he said. For example, ceramic and fertilizer industries.

Related to supply gas for revitalization fertilizer factory, Evita hoped to build fertilizer factory factory close to the source gas. Because the proposed natural gas that can meet these needs are far from the factory location there is a steady supply of Papua has 200 mmscfd. Then, in Central Sulawesi has supply of 91 mmscfd. And 85 mmscfd CEPU blocks for the development of new factories in Gresik Petrochemical. Meanwhile, to meet the fertilizer factory in Aceh, there will be supply of 120 mmscfd of Block A, Aceh began in 2012.

BP Migas committed to satisfy the gas for domestic factories, especially for fertilizer, electricity and industry. However, on the other hand BP Migas strive to fulfill the needs of appropriate gas contract commitments that have been agreed. "It is expected that the utilization of gas to fulfill domestic needs will increase significantly after 2010," said the head of Community Relations, BPMIGAS, Sulistya Hastuti.

According to Sulis, after the year 2010 commitment ekspor gas from abroad decreased. In addition, the supporting infrastructure, gas transmission and distribution in Indonesia from arousal. BPMIGAS also support development programs receiving terminal liquid natural gas (LNG) by Konsorsium of Company of electricity Indonesia (PLN), Perusahaan Gas Negara (PGN), and Pertamina. The existence of the LNG receiving terminal will facilitate the distribution of gas from the area that experienced a surplus of gas.

During the year 2009, The supply of gas for fertilizer industry reached 654 billion British thermal units per day (BBTUD) and to kelistrikan of 783.5 BBTUD. To fulfill the needs of industry have been supplied 1279.2 BBTUD through sales of gas to PGN and direct to industry, while exploitation of gas processed into LPG of 216.1 BBTUD.

Fitri Nur Arifenie

siap untuk jatuh cinta lagi

Letih rasanya setelah dua hari menghabiskan liburan outbond bersama teman-teman kantor dan satu hari satu malam menjaga keponakan di RS. Pulang dari RS, tidak langsung kembali ke kos tetapi ke rumah sepupu di Bekasi. Karena semua orang ada di RS, saya menawarkan diri untuk menjaga rumah.

Malam itu, saya tidur di kamar keponakan saya yang sedang dirawat. Kamarnya memang cantik, sepupu saya sengaja mendesign sesuai dengan karakter keponakan perempuan saya. Warna dindingnya pink dan biru. Di dinding terdapat wallpaper tokoh kartun seperti Micky Mouse, piglet, ikan, gurita dan kura2. Sementara di langit2 kamar terdapat bintang-bintang dan bulan yang bisa menyala ketika lampu dimatikan.

Meski kondisi kamar yang nyaman, kasur yang empuk (tidak seperti kasur di kosan), ruangan kamar ber-AC (tidak seperti di kos yang menggunakan kipas angin), namun saya tidak bisa tidur. Saya gelisah karena terus teringat pada seseorang. Lebih tepatnya seorang laki-laki. Seseorang yang selama beberapa waktu putus komunikasi dan kami mulai berkomunikasi lagi.

Seseorang itu dekat dengan saya sebelum kami putus komunikasi. Ketika itu, saya merasa nyaman bersama dengan dia. Saya merasa, dia adalah orang yang bisa mengerti sikap keras kepala saya. Dan dia adalah orang yang cerdas. Tapi, ketika berada di dekatnya, saya tidak merasakan jantung saya berdetak cepat. Saya tidak merasa salah tingkah di depannya. Bahkan saya bisa bersikap apa adanya di depannya. Berbeda halnya dengan ketika saya berhadapan dengan "Hamburger", seseorang yang ada di hati saya selama 3 tahun terakhir. Hamburger adalah seseorang yang saya puja dan takseorangpun bisa menggantikannya. Di depan Hamburger, saya selalu menjadi orang lain. Kini, Hamburger adalah sosok masa lalu saya.

Meski kami dekat, tapi tak sepatah katapun ada kata cinta darinya. Diapun tahu bahwa saya jatuh cinta dengan Hamburger dan dia mendukung saya. Kemudian sesuatupun terjadi. Saya sibuk dengan pekerjaan yang membuat saya setengah gila. Saya juga mengalami kegagalan dengan Hamburger. Dan saya terbakar api cemburu mendengar dia sedang dekat dengan wanita lain.

Tanpa bertanya, saya putuskan komunikasi dengan dia. Saya lebih memilih untuk fokus kepada pekerjaan. Ketika saya menjauh, dia terus saja mendekat. Semakin dia mendekat, semakin saya berlari jauh. Hingga akhirnya dia lelah untuk mengejar.

Kesamaan profesi membuat kami beberapa kali bertemu di tempat liputan. Sayang, kemarahan saya padanya membuat saya mengacuhkan dia. Padahal dia berusaha untuk menyapa saya. Itulah kebodohan yang saya sesali karena tak seharusnya melakukan hal itu kepadanya.

Saya tak tahu mengapa saya begitu marah kepadanya. Padahal, saya juga larut dalam kesedihan atas kegagalan saya dengan Hamburger. Lantas, saya jatuh cinta pada siapa? Entahlah....

Tak ada angin, tak ada hujan. Ia hadir dalam mimpi saya. Dalam mimpi saya, saya sedang menikmati pemandangan memandang laut bersamanya. Tak ada sepatah katapun, hanya saya dan dia bergandengantangan. Rasanya damai sekali. Ketika bangun, saya hanya menganggapnya angin lalu.

Esoknya, saya bermimpi lagi tentang dia. Kali ini, dalam mimpi saya, saya sedang membuka kertas gulungan seperti ketika membuka nomor arisan. Saya buka, saya kaget ketika muncul namanya. Kemudian saya baca dan wusshhh seperti jin botol, dia tiba-tiba muncul di hadapan saya.

Sejak mimpi kedua itulah, saya jadi bertanya-tanya. Rasa penasaran masih menghantui saya. Teman saya memberi usul untuk menjalin komunikasi lagi untuk menghilangkan rasa penasaran saya. Awalnya, saya menolak karena saya masih marah dengan dia. Kata-kata teman saya yang kemudian menampar saya dan merubah pikiran saya.

"Memang kamu siapa-nya sampai harus marah. Wajar jika dia dekat dengan orang lain karena dia juga masih mencari. Kamu yang memutuskan komunikasi, maka kamu juga yang memulai," kata teman saya.

Butuh waktu lama bagi saya untuk memulai percakapan kembali. Saya bingung apa yang harus saya lakukan. Mengirim pesan singkat juga terasa aneh. Kalaupun harus menelfon, masih terasa berat. Kemudian, saya beranikan diri untuk menelfon.

Ada perasaan tenang dan nyaman ketika mengobrol dengannya. Bahkan, suasana cukup cair seolah-olah tak pernah ada putus komunikasi. Senang rasanya ketika dia memperhatikan saya sudah makan atau belum. Dia juga tidak lupa terhadap saya meski jarang komunikasi.Tak terasa satu jam lebih saya habiskan mengobrol di telfon. Dan malam ini, saya mengingatnya lagi.

Selalu ada perbedaan diantara kami, tapi entah kenapa saya tak keberatan dengan perbedaan tersebut. Dia suka sekali dengan daging kambing, sedangkan saya tidak bisa makan daging kambing karena memang taksuka. Dia suka sekali merengek, dan saya suka mengingatkannya untuk tak mengeluh lagi dalam kehidupan.

Saya takpeduli jika harus bertepuk sebelah tangan. Saya tak tahu apakah saya menyukainya atau tidak. Saya bisa bertahan walaupun nanti tak sesuai dengan keadaan. Karena bukan rasa ingin memiliki yang ingin saya punya. Saya ingin punya rasa mencinta lagi kepada orang lain selain Hamburger. Dia bisa membuat saya sadar bahwa masih banyak laki-laki yang bisa saya cinta. Dulu, mungkin saya akan mengatakan tak ada laki-laki lain selain Hamburger. Tapi, kini saya katakan dengan mantap bahwa saya siap untuk jatuh cinta lagi.

Untuk kali ini, saya ingin cinta apa adanya, cinta karena kepribadian dan bukan cinta karena fisik.

28 Februari 2010
Pondok Mitra Lestari
Jatiasih, Bekasi
22.46 WIB

KBUMN

Menyambung cerita teman baik saya yang suka sekali buah strawberry, di KBUMN saya banyak belajar. Mulai dari ilmu, kesederhanaan, dan kelucuan. Pertama kali menginjakkan kaki di KBUMN, sembilan bulan lalu menurut saya pos ini sungguh tidak asyik. Karena ketika itu saya hanya menyetor satu berita. Itupun bukan untuk desk saya melainkan desk investasi.

Banyak hal sebenarnya tentang BUMN yang bisa dipelajari. BUMN itu bisa maju seandainya BUMN itu benar-benar menerapkan GCG. Sumber Daya Manusia diperbaiki dan tak ada lagi KKN. Karenha saya menyadari bahwa KBUMN itu masih banyak raja-raja kecil yang ingin menyalahgunakan uang rakyat dari hasil pajak.

Ketika saya bertugas untuk pertama kalinya, menterinya masih dipegang oleh Sofyan Djalil. Kami biasa memanggilnya dengan sebutan nama babe. Sebutan akrab kami yang biasa kami gunakan khusus untuk dia. Memang, babe itu orangnya sederhana dan oke dalam menjawab sehingga tiap kali omongannya bisa menjadi lit berita. Tapi diantara sikapnya, yang saya kagumi adalah senyuman dan keramahannya. Ia selalu bersikap senyum kepada siapa saja tak terkecuali wartawan.

Semua orang yang ngepos di BUMN, mungkin merasa kehilangan ketika SBY tidak lagi mempercayakan kedudukan menteri BUMN padanya. Sayang, padahal dengan BUMN dipegangnya, BUMN makin lama menuju ke arah yang baik. Yah, siapapun penggantinya, kami berharap kinerjanya lebih bagus daripada babe supaya BUMN itu maju, tak lagi ada BUMN rugi.

Saya ingat terakhir kali ketika babe untuk terakhir kalinya ngantor di KBUMN, dia sempat mampir menengok presrum dan menangkap basah teman-teman yang sedang asyik merokok. Kemudian, kami mengantarkan babe ke mobilnya dan tiba-tiba muncul rasa sedih. Saya ingat dengan baik, ketika itu dia sudah berjalan menuju mobil, kemudian dia berhenti karena kami memanggil dan dia berjalan ke arah kami sambil bertanya, "ada apa, apa yang mau ditanyakan?" kata dia. Saya juga ingat ketika dia membuka kaca mobilnya dan memberikan waktu kepada kami untuk wawancara dan menyuruh sopirnya supaya jangan jalan lebih dulu. Saya juga ingat ketika mengikuti RDP bersama dengan DPR hingga jam 1 malam, meski lelah, babe masih menyempatkan waktu untuk wawancara. Saya percaya, bukan karena dia narsis, tapi karena dia menghargai kami yang menunggui RDP itu hingga pagi buta.

Empat bulan kemudian, saya dirolling ke desk bisnis. Sedih rasanya karena harus meninggalkan teman-teman di BUMN. Kemudian saya ditempatkan di ESDM. Kebetulan kantor ESDM dekat dengan BUMN sehingga saya seringkali main ke BUMN. Namun, kemudian karena desk nasional tidak lagi menempatkan orang di BUMN, saya dengan inisiatif mencoba mencari berita juga. Karena di desk bisnis, saya mencari dari sudut pandang bisnis. Selama banyak BUMN belum tbk, maka banyak peluang BUMN untuk digarap.

Hal yang tak dapat dilupakan adalah bagaimana ketika kami bercanda. Salah satu cara menghilangkan stres di tengah deadline. Meski, kami berteman tapi profesional dalam berita.

Mulai dari peristiwa hilangnya sepatu hingga foto-foto jahil. Bahkan menyembunyikan sepatu dari yang muda hingga tua (mba nani) juga ikut kena getahnya. Sebenarnya, bukan saya yang mengawali foto-foto jahil. Namun, ketika untuk pertama kalinya saya mengambil foto lucu kang Syahid, saya ketagihan mengambil foto yang lainnya. Mulai dari Angga, Vega, mas Eko hingga Erna. Bahkan foto abah dan angga seolah-olah sepasang kekasih juga bisa diambil. tapi untuk foto sepasang kekasih, vega dan mas eko-lah yang menjadi pemenangnya.

Awalnya, artis solo KBUMN adalah kang Syahid tapi kemudian artis itu berpindah kepada Erna. Maaf Erna, toh foto pertama itu yang menjadikanmu artis bukan diriku yang mengambil. Hehehe.

Untuk makanan, karena kantin BUMN tutup pada sore, selepas magrib kami semua memesan makanan hoka-hoka bento. Satu paket 13ribu, cukup murah untuk sebuah menu. Tapi lama-lama bosan, menu beralih mulai dari mencoba bakmi GM yang mahalnya minta ampun (ckp sekali pesan), tony jack sarinah (yg jelas tdk akan dipesan lagi karena rasanya), Mcdonald (alternatif pengganti kfc yg lama) dan KFC. Pilihan-pun jatuh kepada KFC. Untuk menghemat, kami selalu pesan paket dengan dua ayam dan dua nasi. Erna dan saya dengan menu favorit hot black paper, Vega dengan menu apa aja kecuali original, atau Angga yang menyukai ayam original dan Abah yang menu apa aja asalkan sama dengan Angga (dari beberapa kali pesan, selalu saja abah berpasangan dengan angga).

Sejak mas mbeng-beng kehilangan sepatu kulitnya, kami-pun lebih berhati-hati dalam menjaga barang di persrum. Kemudian, ada beberapa peristiwa kejadian demo. Lebih dari sekali, persrum dijadikan tempat untuk menampung sumbang saran bahkan bang roike pernah diculik oleh pendemo tersebut (hehehe...lebay). Bahkan, karena demopun, RUPS PLN akhirnya tertunda beberapa waktu dan saya harus masuk lewat pintu masuk lain (lewat Danareksa).

Yang paling dibutuhkan saat ini adalah mba rieka. Karena dia berhasil mengusir asap-asap itu pergi dan memaksa para pria itu untuk merokok di ruangan merokok. Hanya perintah mba rieka yang dipatuhi oleh mereka. Saya teriak hingga tenggorokan putus-pun tak akan digubris oleh mereka.

Tapi, personil satu persatupun ikut berganti. Janesti yang doyan berbahasa Jawa dirolling kemudian Erna yang diganti dengan Johanna. Kemudian Direktur Kesehatan, Yohanna memutuskan keluar dari kantornya dan pindah ke perusahaan PR. Namun, bukan berarti KBUMN tidak rame, KBUMN masih rame seperti biasanya. Masih ada trio kwek-kwek yang siap meramaikan suasana. ada bang roike, kang syahid, dan angga. Kemudian masih ada abah yang tiba-tiba muncul dan tiba-tiba hilang dari presrum (udah kaya makhluk yang dilihat abah...hehehe). Ada juga Janeman yang datang tak diundang dan pulang tak dijemput. Semua kekonyolan itu menjadikan KBUMN bikin hidup lebih hidup.