3.31.2011

Komunitas baru [Iwabilers]

Gerakan Non-Blok adalah sebutan saya bagi para pewarta yang meliput di sektor esdm yang menamakan dirinya sebagai iwabil. Saya tidak tahu bagaimana sejarah awal terbentuknya kelompok ini. Saya memang bergabung dengan mereka, namun saya lebih menjadi penggembira saja. Maklum, ketika kelompok ini dirintis dan dibentuk, saya tak ikut terlibat langsung di dalamnya.

Harus saya akui bahwa gerakan non blok inilah yang membuat saya berlama-lama di ruang presrum kementrian yang kantornya di sebrang gedung BI tersebut.

Mereka [Iwabilers] memiliki semangat 45 untuk mengejar berita dan mentranskrip wawancara. Mulai dari jadwal agenda pagi hingga terbenam matahari. Semua itu hanya untuk mencari pundi-pundi rupiah demi nonton sang pujaan di panggung.

Gerakan Non Blok ini dipimpin oleh ibu dirut labil penggila Korea. Kemudian wadirutnya adalah pewarta dari salah satu harian berbahasa inggris yang pernah ngejengkang di depan pembangkit listrik bule di salah satu hotel di kawasan Sudirman. Selain itu masih ada ibu momod yang kantornya ada di kawasan semanggi, si pecinta Laruku dan DBSK, serta anggota yang "katanya" punya suara paling bagus. Terakhir, masih ada si kamis maret yang tengah berada di jalan kebenaran ketika liputan sudah mulai [ngaret.com].

Saya menganggap mereka sangat-sangat kocak dan menghibur. Duh, saya yakin jika mereka membentuk grup lawak mampu menyaingi ketenaran opera van java. Sayang, beberapa diantaranya sudah ada yang tidak bergabung lagi. Meski begitu, saya yakin kelompok Non Blok ini bakal mengukir sejarah di dunia pewarta esdm [lebay.com].

Uniknya, saya mulai terkena wabah virus "Korea". Sebab, mereka tidak hanya membicarakan soal migas tetapi juga heboh dengan Korea. Mulai dari drama hingga boyband Korea. Bahan rumpian tidak hanya seputar produksi migas, ekspor LNG ataupun harga listrik panasbumi. Bahan rumpian juga menjalar soal secret garden, dream high [judul-judul drama korea]. Bahkan bapak wadirut juga mulai memasukkan daftar Kpop di blackberrynya.

Kebiasaan baru saya adalah mendonload. Alih-alih belajar fokus bahasa inggris, perhatian saya tidak fokus. Bukan karena berita, melainkan karena pria-pria Korea yang dengan bebasnya bercelana merah ketat namun terlihat bagus. 24/7, hari-hari di kehidupan saya mulai dipenuhi dengan Donghae, Suju, Big Bang, 2pm, 2am dan yang terbaru adalah MBLAQ.

Well, saya senang bergaul dengan mereka. Saya merasa nyaman di tengah-tengah mereka. Meski mereka agak-agak labil dan alay, tetapi mereka sangat-sangat baik hati dan ramah. Sebuah sifat yang jarang saya temukan di komunitas esdm masa lalu.

3.28.2011

Apa kabar neng?

Hanya ingin menyapa salah seorang sahabatku. Sudah lama aku tidak mendengar kabarnya, smsan juga jarang, chatingan juga bisa dihitung dengan jari. Padahal dulu, hampir setiap hari kami bertemu dan menghabiskan waktu bersama.

Pertama kali bertemu dengan dia, seingatku bukanlah pertemuan yang menyenangkan. Sebab, dia mengaku tidak suka dengan muka jutekku. Kesan pertamanya bertemu denganku adalah "Aku manusia jahat". Hahaha

Bukan salahnya jika memberi stigma negatif padaku. Dan ini sudah biasa terjadi. Bukan cuma dia, semua orang yang pertama kali mengenalku pasti mengatakan "aku jahat, aku sombong dan aku jutek".

Namun, seiring perjalanan waktu, aku dengan dia semakin dekat. Karena, kami bertugas di pos yang sama. Dia baik hati dan tidak sombong sehingga kadang kala menjadi sasaran yang empuk untuk dikerjain. Hehe *maap ya neng, tapi aku kangen ngerjain kamu!!*

Tetapi, akhir-akhir ini aku agak khawatir dengan dia. Dia berbeda dengan yang aku kenal dulu. Dulu dia rame dan kocak, sekarang dia menjadi pendiam. Aku menyukainya yang dulu. Karena aku suka melihat tawa dan senyumnya. Sekarang, dia jarang sekali tersenyum. Kalaupun tersenyum ada sesuatu yang mengganjal.

Apakah kamu baik-baik saja? Aku berharap kamu baik-baik saja. Aku tahu kamu bisa bertahan. Aku tau kamu kuat meski terlihat lemah.

Jangan sedih ya neng. Masih banyak hal-hal lain di dunia ini yang membuatmu menjadi bahagia. Kuncinya jangan pernah lelah untuk mencari kebahagiaan dan jangan pernah menyerah kepada keadaan. Bahagia atau sedih adalah suatu pilihan.

3.23.2011

Letters for Super Junior

Started in 2011, I was in love with Super Junior [suju]. Hawover, my feeling is too late. Because you've already known since 2005. If I could turn back the time, I'd love to know you from the first. I love the way you sing and dance. I love all your songs. One of my favourite is "a man in love". The song has a unique musical instrument. The most music video that I like is "It's you".

Previously, I did not like kpop. But, it's change since I know about you. I started to like kpop. Even my list song in my mp3 is kpop. Most of the songs is yours. Although, I have other songs belong to shinee, 2pm, 2am, and bigbang.

When will you come to Jakarta [Indonesia]? I am envious of your fans in Singapore, Thailand, Malaysia, Philippines and even Vietnam. They can see you guys live action on the stage. Why don't you come to Indonesia? Though Indonesia and Singapore are close. It did not take long if you use the plane. I'm really wanna see your concert.

I'm asking is it because a lot of bad news in Indonesia so that you are afraid to visit Jakarta? I look forward to a super show4, Suju will enter Jakarta, Indonesia as one of the city in the list concert. But, I'm afraid if you come to Indonesia, not all personnel complete. Because Leeteuk and Heechul will follow Kangin to get military service. Although the most favourite man is Donghae, I love you all. I was sad when Hangdeng decided to get out from Suju.

I like all your reality show. My favourite are Mystery Six and Intimates Notes. In the Intimates notes, I was impressed with Heechul and Sungmin. Heechul isn't only handsome but also he has very soft heart and good. And he is cancer, just like me! LOL!! Sungmin and Eenhyuk are cute. Kyuhun is funny. I like Kyuhun when he call Heechul without Hyung.

While in Mystery Six, I am sympathetic to Donghae who was alwyas plagued by ghost and nightmares. Leeteuk really became a good leader. While Kangin could be a good brother for Donghae. Shiwon, Ryeowook, Shin Dong, Yesung and Kim Bum, I love you all.

If you come to Indonesia, I shall see you. I am also start to save money in order to see your concert. Hawover, I am not able to see guys in neighboring countries. My job as a journalist makes me not have enough free time. Beside, going overseas to see the concert need quite a lot of money. I did not come from wealthy people who have a lot of money.

I hope you guys consider to come to Indonesia and entertain us all. I know that It is not easy for you to become an artist. You have to work hard. I am impressed with your enthusiasm and hard work. You guys very motivated me to get my dream. Despite working hard, I do hope you not forget to eat. Having a healthy body is important. I want you stay healthy.

PS: In this recent days, Widely heard that Suju will come to Indonesia. But, it still not yet decide which of suju. Are they suju M or suju KRY. In my deepest heart, I prefer Suju M. Because I really want to see Donghae.

3.18.2011

Neng jutek, Neng Oneng dan Neng Labil: Menghibur sahabat

"Neng, uda dapat kabar soal itu?" tanya neng oneng.

"Udah, kira-kira dia udah tau belum ya? Gak tega mau kasih tau," jawab neng jutek.

"Iya, gimana ya keadaan dia? pasti dia sedih. Kapan-kapan kita jalan bertiga, kita nonton bareng lagi yuks!" kata neng oneng.

"Okay, kita atur waktu aja," kata neng jutek.

Percakapan itu muncul ketika mereka berdua terli
bat dalam perjalanan dinas luar kota bersama. Mereka sama-sama mendapat kabar yang tidak mengenakkan yang berkaitan dengan neng labil.

"Neng, gimana kalau lo tidur di tempat gue malam ini. Dia pasti sedih, kita hibur dia yuks," kata neng oneng.

"Lihat nanti ya neng. Gue capek banget, tapi gue juga pengen tau kondisinya," kata neng jutek ragu.

Akhirnya malam itu, alih-alih naik Damri jurusan Lebak Bulus, neng jutek ikut neng oneng untuk mengambil rute Damri Gambir. Neng jutek memutuskan untuk menginap di kos neng oneng dan neng labil. Meski capek, namun rasa khawatir neng jutek kepada neng labil membuat neng jutek berubah pikiran.

"Hai neng, dimana?" tanya neng jutek kepada neng labil lewat sambungan telepon.

"Gue lagi di jalan mau pulang. Gimana Aceh?"

"Haha... kita udah balik lagi di Jakarta neng. Gue sekarang lagi di Damri mau ke Gambir. Ini, **** gak berani pulang sendiri jadi gue temenin deh. Malam ini gue nginep tempat lo ya?"

"Enak aja," samber neng oneng yang namanya dibicarakan di telepon.

"Iya-iya.. hahaha...gue sekalian mau cerita sesuatu. Kalau udah di kos, kabarin gw ya,"

"sippp"

click, sambungan teleponpun ditutup

***

Tiba di kosan, neng jutek dan neng oneng segera menuju kamar neng labil. Setelah berganti baju dan membereskan kamar, mereka bertigapun terlibat dalam percakapan. Awalnya neng labil bukan bercerita kabar buruk itu. Ia menceritakan bagaimana hari pertama di desk kerjanya yang baru.

"Ah, asyik lo dipindah ke energi. Gue uda di energi, ntar kita suruh dia aja roling. Jadi kita ketemu lagi dilapangan," kata neng jutek sembari menunjuk neng oneng.

Selain topik pekerjaan, neng labil menceritakan pria baru yang mencoba memasuki hatinya. Sayang, neng labil tidak menyukai pria baru itu. Neng jutek dan Neng labilpun sabar menunggu hingga ke topik itu. Secara perlahan, akhirnya neng labil menceritakan kabar buruk itu. Neng Jutek dan Neng onengpun mendengarkan dengan seksama cerita buruk tersebut. Meski raut mukanya tidak terpancarkan kesedihan, entah bagaimana dengan hatinya.

"Lo yakin gak papa?"

"Iya gue gak pa-pa,"

Neng jutek yakin saat ini neng labil sedang gundah dan sedih. Neng jutek merasa, neng labil terlalu singkat untuk menceritakan kabar buruk itu. Ini aneh dari biasanya, karena biasanya neng labil selalu bersemangat dan ceria dengan topik tersebut. Kali ini, seolah neng labil sudah menyerah dengan topik tersebut. Bahkan, setelah itu neng labil tidak membicarakan lebih lanjut soal kabar buruk itu.

Namun, neng jutek sedikit lega karena neng labil masih bisa tertawa dan bersemangat. "Ah, syukurlah ini cuma rasa khawatir yang berlebihan," syukur neng jutek dalam hati.

***

Esok harinya, neng jutek dan neng labil pergi bersama sementara mungkin neng oneng masih melakukan ritual sleeping beauty. Neng jutek pulang ke kosan sedangkan neng labil pergi ke tempat liputan.

"Neng, lo gak ganti celana," kata neng labil melihat neng jutek yang akan pulang masih memakai piyama, pinjaman dari neng labil dan membawa tas ransel serta menggunakan sepatu kets.

"Ah, gak pa-pa. Cuek aja, di dalam taksi gini lagian gue gak bawa celana panjang lagi,"

Neng labilpun tak hentinya menertawakan cara berpakaian neng jutek. Melihat neng labil tersenyum dan tertawa membuat neng jutek tak malu berpakaian seperti itu. Bahkan, mungkin neng jutek bakal berbuat sebodoh mungkin supaya neng labil tertawa dan melupakan kesedihan itu.

PS: neng labil, jangan hentikan langkahmu hanya karena dia. Lepaskanlah kesedihan itu supaya langkahmu menjadi ringan. Ingatlah, masih ada neng jutek dan neng oneng yang selalu di sampingmu. Percayalah, masih banyak kabar-kabar bahagia yang akan menunggumu. Tetap tersenyum dan bersemangat ya. Fighting!!!

3.06.2011

Benci libur di hari Minggu

"Hei mana laporan listingan kamis malam dong. Sedang nulis ya. Saya tunggu,"

isi pesan singkat itu berhasil menggaggu tidur siang saya. Ini adalah hari minggu, hari di mana saya libur. Berdasarkan jadwal libur yang disusun bulan Maret 2011, saya mendapatkan 3 hari jatah libur di hari Minggu. Damn! itu berarti sama saja, saya tidak mendapatkan libur. Karena, libur hari Minggu mereka beranggapan saya memiliki stok berita Jumat. Itu berarti saya masih bekerja. Lagi-lagi libur yang sudah menjadi hak seorang karyawan harus diperkosa lagi.

Dengan langkah gontai, saya mengambil netbook. Kemudian, memukul-mukul keyboard untuk menyusun kata-kata demi sebuah berita. Seperti robot, saya mengerjakan perintah yang ada di pesan singkat itu. Kalau boleh memilih, saya ingin libur di hari biasa (senin-jumat).

Teringat percakapan saya dengan pengirim sms beberapa waktu lalu.

"Loh mas, itu kan hari libur seharusnya tidak ada berita kan," kata saya.

"Iya tapi kamu harus nyetok berita. Ini sudah sesuai dengan kesepakatan," kata dia.

"Kesepakatan siapa? saya tidak merasa sepakat hari libur harus nyetok berita," tanya saya balik.

"Ini sudah menjadi kebijakan kompartemen," tegas dia.

Setelah dia menutup sambungan telepon itu, mood saya menjadi hilang. Saya marah dan kesal. Dia selalu saja mengganggu libur saya. Bukan kali ini saja dia mengganggu libur saya. Apakah saya tidak boleh libur? Kekesalan saya sudah memuncak, apalagi sebelumnya ketika cuti, mendadak dia membatalkan satu hari jatah cuti saya. Dalam surat pengajuan cuti, saya mengajukan cuti mulai tanggal 7 hingga 13. Tanggal 14 Februari baru masuk. Namun, entah apa yang terjadi di jadwal libur bulan Februari, tanggal 13 Februari saya sudah masuk. Ketika itu saya berdebat dengan dia karena saya protes soal cuti ini.

"Ya sudah saya lihat cuti kamu di hrd," kata dia.

Sayapun mengecek hrd dan disitupun tertera tanggal 14 Februari saya baru masuk.

"Solusinya, kamu bisa tidak masuk ke kantor tanggal 13 Februari itu tetapi kamu harus kirim berita," kata dia.

Saya kesal luar biasa ketika itu. Solusinya sama saja masih bekerja. Tidak masuk kantor tetapi harus setor berita. Buat saya libur adalah libur. Libur adalah hari di mana saya tidak ingin memikirkan berita. Jangankan menulis berita, di hari libur saya mencegah untuk membuka portal berita atau nonton tv yang berbau berita. Yah, saya masih bekerja tetapi di catatan hrd, cuti saya tidak terpangkas satu hari. Sama saja, dia mengkorupsi jatah cuti saya. OMG, saya sudah tidak tahan dengan dia!!

Di rapat kompartemen saya yang terakhir, saya memintanya kepada dia supaya ketika kita libur, jangan lagi ada stok berita. Namun, dia tetap saja menolak usulan saya. Ini tidak adil, Ini baru akan adil ketika redaktur atau asisten redaktur libur juga harus menyetok untuk mengedit berita? tapi apakah itu bisa berlaku di harian? Seharusnya jika reporter nyetok berita, maka redaktur harus nyetok ngedit berita. Aih, kebijakan ini menurut saya hanya untuk mengamankan posisi redaktur. Karena dia selalu bilang: jika salah seorang libur berita bisa kurang. Duh, menurut saya tugas reporter adalah mengamankan berita sedangkan tugas redaktur adalah mengamankan halaman. Saya kemudian teringat kepada salah seorang teman yang mengatakan, "Enaknya jadi redaktur di *****, bisanya hanya listing tanpa ada solusi untuk ide. Kalau berita kurang, tinggal nelpon reporter buat nambah,".

Terogong
06 Maret 2011