Saya selalu menyukai hari Jumat. Namun, khusus hari Jumat tanggal 15 April saya tidak menyukai hari Jumat. Karena ada peristiwa ledakan bom di masjid mapolersta Cirebon. Ledakan terjadi saat orang-orang sedang menunaikan sholat Jumat. Duh, apa lagi ini? Bahkan ketika di rumah Tuhan sekalipun tak ada jaminan keamanan.
Semua stasiun telivisi berlomba-lomba menayangkan berita tersebut. Stasiun tv merah dan biru mengupasnya habis-habisan bahkan terkesan lebay. Masih belum jelas apa motif peledakan masjid tersebut? Polisi hanya menduga bahwa satu-satunya korban yang tewas dalam peledakan tersebut adalah pelaku bom bunuh diri.
Berbagai narasumberpun di wawancarai oleh tivi merah dan tivi biru itu. Mulai dari pengamat, saksi mata hingga polisi. Namun, saya terkesan stasiun tv tersebut menciptakan opini tersendiri dan bukan fakta atas kejadian peledakan bom. Semuanya masih sumir, Namun kedua stasiun telivisi itu menayangkan seolah-olah itulah yang terjadi.
Bahkan waktu kejadian saja berbeda. tivi merah menayangkan bom meledak setelah selesai sholat jumat namun belum bubar. Sementara tivi biru mengatakan bom meledak ketika sholat jumat baru akan dimulai. Wah, mana yang benar?
Yang pasti, lagi-lagi bom itu diskreditkan dengan satu agama tertentu. Dan untuk kesekian kalinya agama Islam selalu menjadi kambing hitam. Ada salah satu narasumber (saya lupa namanya) mengatakan bahwa ini adalah ulah para muslim golongan keras yang kecewa dengan penangkapan Ba'asyir oleh polisi.
Terlalu dini mengambil kesimpulan tersebut. Pelakunya bisa siapa saja. Buat saya bom tidak ada hubungannya dengan agama. Mereka-mereka yang suka bermain dengan bom bukanlah orang muslim melainkan orang sakit jiwa yang hati nuraninya sudah mati.
Saya muslim, selama saya belajar tentang islam, konsep islam bukan dengan kekerasan. Islam itu menyukai kedamaian. Rosul dan Nabi menegakkan agama islam dengan cara damai. Bahkan para wali yang menyebarkan agama islam menggunakan budaya dan cara-cara santun (bukan dengan kekerasan).
Bom ini bisa juga cara untuk menutup isu tertentu. Tapi isu apa yang ditutup? Tega sekali! Kejadian ini juga bisa direkayasa bahwa kondisi sudah tidak aman sehingga masyarakat membutuhkan polisi. Ah, saya tidak tahu. Pertanyaan besar saya yang menggantung adalah, Kenapa harus Cirebon?
*smoga dengan berita ini Suju masih tetap mau tampil di Indonesia (sangat berharap kepada KIMCHI)*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar