6.15.2008
Bergembira dalam kegagalan
Semuanya terasa indah ketika aku mendapat panggilan interview di majalah Kartini. Keinginanku untuk menjadi seorang reporter sangat besar seperti hasrat seorang astronot yang ingin mendarat di bulan. Apalagi Kartini adalah majalah wanita yang selama ini telah menginspirasi wanita untuk maju. Aku ingin terlibat dalam memajukan intelektualitas kaum wanita di Indonesia melalui tulisan-tulisanku karena hanya inilah yang bisa aku perbuat agar kaumku tidak dianggap makhluk subordinat oleh kaum pria. Aku melangkahkan kaki dengan ringan, berharap bahwa aku akan diterima. Rasa optimis ada dalam diriku, aku harus berpikir positif untuk membuat hari ini lancar.
Dalam perjalanan aku menghayal bagaimana rasanya menjadi seorang jurnalis di majalah Kartini. Perjalanan hari itu baik-baik saja, aku tidak nyasar (maklum karena aku baru di jakarta sehingga aku harus banyak belajar) sehingga aku menganggap bahwa ini suatu pertanda yang bagus. optimiskupun semakin bertambah meskipun banyak pelamar lain yang mungkin lebih berpengalaman dariku. Namun, tiba-tiba saja seperti dihempas oleh angin, aku tidak lolos tahap selanjutnya. Wusss..... semuanya sudah berakhir sudah, impianku menjadi reporter di Kartini sudah runtuh seketika.
Tapi, aku tidak pernah takut dengan kegagalan. Aku menganggap kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Buatku, kegagalan menjadi tempatku untuk belajar. Aku memang sedih tapi aku tidak ingin terlarut dalam kesedihanku. Aku harus bangkit untuk berdiri agar dapat berkarya lebih baik lagi. Dengan begitu, aku harus mencoba kesempatan-kesempatan lain yang masih terbentang di depanku. Impianku untuk menjadi reporter belum hilang, bahkan keinginan itu semakin kuat tak tergoyahkan.
Aku yakin diantara 10 kegagalan, pasti ada 1 keberhasilan dan aku ingin mendapatkan keberhasilan itu. Rasa pantang menyerah membuatku untuk tetap fokus ke depan. Aku harus berani untuk menyelam dalam kegagalan itu dan menemukan sumbernya supaya dapat diperbaiki. Sehingga aku tetap bergembira dalam kegagalan karena aku bisa belajar hal yang baru dari kegagalan. Aku percaya bahwa semua hal di dunia ini tidak ada kegagalan sejati, yang ada perjuangan sejati karena ketika manusia itu berusaha sekluat tenaga, pada akhirnya mreka akan mencapai keberhasilan yang tidak disangkanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
yup, jgn pernah berkecil ati fen.. Thomas Edison aja sebelum berhasil nyiptain lampu pijar dia harus melewati 999 kegagalan percobaan..
Cayo!!!
Posting Komentar