Gerakan Non-Blok adalah sebutan saya bagi para pewarta yang meliput di sektor esdm yang menamakan dirinya sebagai iwabil. Saya tidak tahu bagaimana sejarah awal terbentuknya kelompok ini. Saya memang bergabung dengan mereka, namun saya lebih menjadi penggembira saja. Maklum, ketika kelompok ini dirintis dan dibentuk, saya tak ikut terlibat langsung di dalamnya.
Harus saya akui bahwa gerakan non blok inilah yang membuat saya berlama-lama di ruang presrum kementrian yang kantornya di sebrang gedung BI tersebut.
Mereka [Iwabilers] memiliki semangat 45 untuk mengejar berita dan mentranskrip wawancara. Mulai dari jadwal agenda pagi hingga terbenam matahari. Semua itu hanya untuk mencari pundi-pundi rupiah demi nonton sang pujaan di panggung.
Gerakan Non Blok ini dipimpin oleh ibu dirut labil penggila Korea. Kemudian wadirutnya adalah pewarta dari salah satu harian berbahasa inggris yang pernah ngejengkang di depan pembangkit listrik bule di salah satu hotel di kawasan Sudirman. Selain itu masih ada ibu momod yang kantornya ada di kawasan semanggi, si pecinta Laruku dan DBSK, serta anggota yang "katanya" punya suara paling bagus. Terakhir, masih ada si kamis maret yang tengah berada di jalan kebenaran ketika liputan sudah mulai [ngaret.com].
Saya menganggap mereka sangat-sangat kocak dan menghibur. Duh, saya yakin jika mereka membentuk grup lawak mampu menyaingi ketenaran opera van java. Sayang, beberapa diantaranya sudah ada yang tidak bergabung lagi. Meski begitu, saya yakin kelompok Non Blok ini bakal mengukir sejarah di dunia pewarta esdm [lebay.com].
Uniknya, saya mulai terkena wabah virus "Korea". Sebab, mereka tidak hanya membicarakan soal migas tetapi juga heboh dengan Korea. Mulai dari drama hingga boyband Korea. Bahan rumpian tidak hanya seputar produksi migas, ekspor LNG ataupun harga listrik panasbumi. Bahan rumpian juga menjalar soal secret garden, dream high [judul-judul drama korea]. Bahkan bapak wadirut juga mulai memasukkan daftar Kpop di blackberrynya.
Kebiasaan baru saya adalah mendonload. Alih-alih belajar fokus bahasa inggris, perhatian saya tidak fokus. Bukan karena berita, melainkan karena pria-pria Korea yang dengan bebasnya bercelana merah ketat namun terlihat bagus. 24/7, hari-hari di kehidupan saya mulai dipenuhi dengan Donghae, Suju, Big Bang, 2pm, 2am dan yang terbaru adalah MBLAQ.
Well, saya senang bergaul dengan mereka. Saya merasa nyaman di tengah-tengah mereka. Meski mereka agak-agak labil dan alay, tetapi mereka sangat-sangat baik hati dan ramah. Sebuah sifat yang jarang saya temukan di komunitas esdm masa lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar