12.16.2009

Tuntas Sudah Perburuan Dana Megaproyek Listrik 10.000 MW Tahap I

AKHIRNYA, setelah bertahun-tahun pendanaan proyek-proyek pembangunan pembangkit listrik yang tercakup dalam Megaproyek Listrik 10.00 Megawatt (MW) tuntas sudah. kemarin, Senin (14/12), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) meneken fasilitas kredit untuk pendanaan sejumlah pembangkit.

Total pinjaman yang terkucur mencapai US$ 457,6 juta dan Rp 635 miliar. "Dengan ditandatanganinya pendanaan ini, kebutuhan untuk 10 lokasi PLTU di Jawa-Bali dan 23 lokasi PLTU di luar Jawa-Bali sudah terpenuhi," ujar Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar.

Ada beberapa pembangkit yang mendapatkan kredit "kloter" terakhir ini. Pertama, PLTU Tanjung Awarawar dengan kapasitas 2 x 315 MW mendapat pinjaman US$ 371 juta dengan tenor pinjaman 13 tahun. Penekenan dilakukan bersama Bank of China. "Termasuk masa tenggang 3 tahun dengan suku bunga berbasis LIBOR," kata Fahmi kemarin.

Kedua, PLTU Kalimantan Barat (2 x 50 MW) dengan nilai pinjaman ?US$ 62 juta dan Rp 392 miliar. PLN mendapatkan pinjaman dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Ketiga, PLTU Bengkalis, Riau (2 x 10MW) dengan nilai pinjaman ?US$ 8,4 juta dan Rp 132 miliar. Pinjaman ini juga didapatkan dari BRI.

Keempat, PLTU Selat Panjang, Riau (2 x 7 MW) dengan nilai US$ 9,2 juta dan Rp 111 miliar. PLN memperoleh pinjaman ini dari BRI.

Kelima, PLTU Balai Karimun Riau (2x7 MW) dengan nilai pinjaman mencapai US$ 7 juta bersama BRI dengan tenor selama 10 tahun.

Setelah urusan duit beres, kini PLN bisa konsentrasi memicu pembangunan pembangkit untuk mengatasi krisis listrik. Sedangkan pembangkit yang berlokasi di Maluku dan Papua masih proses tender ulang.

Fahmi juga menambahkan bahwa penandatanganan tersebut menuntaskan pendanaan dalam rangka proyek PLTU 10.000 MW Tahap I dengan nilai US$ 4,931 miliar dan Rp 19,613 triliun. "Tahun 2009 ini proyek PLTU Labuan 2 x 300 MW dan Rembang 1 x 300 MW akan segera masuk sistem kelistrikan. Lainnya akan menyusul pada tahun 2010," imbuh dia.

Selain untuk proyek 10.000 MW, PLN juga berhasil mendapatkan pinjaman untuk transmisi listrik hingga senilai Rp 4,54 triliun.

Fitri Nur Arifenie

Tidak ada komentar: