12.05.2011

Menagih janji promotor (promotor abal-abal: konser batal, duitpun ikut melayang)

November...!!!!!
Saya sangat menantikan November. Saya tak sabar dengan November. Pasalnya, di bulan itu akan digelar dua konser tunggal boyband dan band asal Korea Selatan di Jakarta. Setelah "2PM" berhasil menggebrak Jakarta pada tanggal 11 November 2011, Rencananya "CNBlue" juga akan menyapa penggemarnya di Jakarta tanggal 26 November 2011.

Boom!!! Dua hari menjelang hari-H dan konser CNBlue "Blue Storm" di Jitec, Mangga Dua Square, Jakarta dinyatakan batal. Huaaaaa..... Yang terlintas dalam pikiran saya adalah: I want my money back!!!! Setidaknya ini pelajaran buat saya supaya tidak sekedar mengikuti hawa nafsu dan berpikir rasional. Promotor baru dan belum pernah ada jejak rekamnya tapi saya berani membeli tiket. Sekarang cuma manyun, menunggu proses refund yang cukup lama. Saya cuma berharap promotor "Starlight Management Indonesia" memenuhi janjinya untuk bertanggung jawab mengembalikan uang tiket. Lumayan-lah bisa buat tambahan konser SS4 tahun 2012.

----

Twitter bukan hanya sekedar soal tulis status. Twitter merupakan jaringan pertemanan sosial yang paling ampuh untuk menyebarkan berita. Apalagi untuk dunia Kpopers, twitter adalah makanan pokok sehari-hari. Lewat twitter, saya mendapatkan berita soal pembatalan konser blue storm mulai ketika masih rumor hingga resmi.

Tanggal 23 November 2011, saya di mention oleh teman untuk siap-siap menerima kabar buruk pada tanggal 24 November 2011. Meski teman itu tidak memberi tahu kabar apa, saya menduga terkait dengan pembatalan konser CNBlue tanggal 26 November 2011. Kemudian, sayapun mencoba mencari tahu. Bukannya makin tenang setelah mencari tahu, saya makin was-was. Kesimpulannya, setiap rumor baik di dunia saham atau perKpopan selalu membuat kepanikan massal.

Namun kemudian, pada hari yang sama Starlight_id (promotor blue storm) mentwet: penukaran tiket dilakukan pada tanggal 25-26 November. Tidak ada penukaran tiket tanggal 24 November. Waktu penukaran akan ditentukan kemudian. Ada sedikit rasa lega bahwa batalnya CNBlue konser di Jakarta cuman hoax, meski rasa khawatir tak juga menghilang!

Esok hari, sampai di kantor bukannya membaca koran seperti biasa, saya langsung surfing ke dunia maya. Menyalakan PC dan online di twitter. Jrengg... Kabar buruk itu menjadi kenyataan. FnC (management CNBlue) merilis pernyataan resmi bahwa Blue Storm resmi batal di Indonesia. Alasannya karena promotor telah menyalahi kontrak dan tak sanggup untuk memenuhi permintaan FnC. Sayangnya, FnC tidak menyebut kontrak apa yang telah dilanggar.

Saya langsung lemas seketika. Bukan karena gagal ketemu Yong Hwa dkk melainkan lebih mengkhawatirkan pengembalian uang tiket. Sayangnya dari pihak Starlight_id belum ada pemberitahuan resmi. Baru pukul 11.OO atau 12.OO ada pengumuman resmi batal. Tanggal 24 November 2011 konser blue storm di Indonesia resmi batal.Sadisssss!!!!!!

Dalam keterangan resmi pihak Starlight_id menyatakan di dalam kontrak menyebutkan konser baru akan digelar ketika penjualan tiket sudah mencapai 80%. Namun, hingga H-2, tiket yang baru terjual sebesar 60%. Alhasil, FnC memutus kontrak secara sepihak. Pihak Starlight_id berdalih tak terpenuhinya kuota tiket karena adanya perubahan venue (lokasi) dua minggu sebelum hari-H. Lokasi yang semula di Skeeno Hall, Gandaria City beralih ke Jitec, Mangga Dua yang notabene kapasitas penonton dua kali lipat.

Kapasitas Gandaria City mencapai 2.000 orang sedangkan kapasitas Jitec sebesar 6.500 orang. Otomatis, syarat kuota 80% makin melambung. Bahkan, Starlight_id mengaku sudah mati-matian bekerja keras untuk menjual tiket. Mereka juga sudah banting harga untuk kelas navy blue buy 1 get 1. Bahkan, kelas sky blue yang awalnya Rp 638.OOO diobral murah dengan harga Rp 350.000. Hingga H-2, tiket yang terjual baru sekitar 3.600 tiket.

Perang opini, pendapat dan saling bully di twitter atau forum mulai. Boice di Indonesia (sebutan fans CNBlue) menyalahkan FnC dan merasa iba terhadap Starlight_id. Apalagi diketahui, FnC juga pernah membatalkan konser FT Island 3,5 jam sebelum konser di Malaysia karena penginapan yang tak layak buat artisnya. Kemudian banyak juga yang mengungkit batalnya konser di Thailand. Padahal setelah ditelusuri, konser blue storm di Thailand diundur hingga tahun depan karena ada musibah banjir.

Peperangan di dunia maya tak berhenti sampai situ. Boice di beberapa negara seperti Jepang, Korea mengomentari Boice Indonesia yang menyalahkan FnC. Alih-alih menyalahkan FnC, Boice Jepang itu menyalahkan promotor dan Boice Indonesia yang tidak membeli tiket. Well, Boice Jepang itu menganggap Boice Indonesia tidak serius sehingga tiket kurang laku terjual.

Buat saya, FnC memang kejam membatalkan kontrak secara sepihak. Tapi guys, kontrak adalah kontrak! Hukumnya tegas! Sudah menjadi rahasia umum, kalau artis Korea pasti menuntut macam-macam. Karena, management artis Korea cukup ketat dan detail. Mereka selalu menetapkan keamanan dengan standar tinggi dan panggung yang maksimal demi kepuasaan penonton. Kalau Marygoops aja bisa memenuhi tuntutan 2PM, kenapa Starlight_id tidak? Ini berarti bukan salah FnC tetapi promotor.

Terdapat hal yang mengganjal buat saya. Pertama soal kuota tiket yang tak terpenuhi. Setahu saya, laku atau tidak laku mestinya the show must go on. Toh, artisnya kan tidak dibayar berdasarkan jumlah tiket yang terjual.

Kedua adalah pemindahan lokasi! Dalam keterangan resmi menyebutkan perpindahan lokasi atas kemauan dari FnC. Pemindahan lokasi dilakukan setelah wakil dari FnC mengadakan survey. Pertanyaan besar buat saya adalah kenapa mereka menjual tiket baru survey lokasi. Seingat saya, konser Korea yang saya ikuti tak pernah berubah venue. Kalaupun FnC meminta venue berubah, kenapa starlight tidak sekalian saja menuntut FnC soal pemindahan lokasi? Kalo kuota 80% ada di kontrak, venue juga harusnya ada di kontrak.

Okelah! Dengan kepala dingin saya mencoba masih percaya Starlight akan mengembalikan uang saya. Meskipun di update twitternya mereka sepenuhnya akan bertanggung jawab terhadap refund. Bukan berarti saya langsung diam dan pasrah.

Hari Sabtu, 26 November 2011 saya mencoba untuk menyambangi kantor starlight di Jl. Fatmawati Raya No 39 Komplek Ruko Duta Mas Blok A1 No 11. Namun, di luar dugaaan alamat tersebut bukanlah milik starlight melainkan milik Ananda Sukarlan music and centre. Padahal, alamat tersebut sesuai dengan alamat yang tertera di bukti voucher mereka. Damn! This EO really shit! Parahnya lagi, salah satu staf di kantor tersebut mengaku bahwa Ananda Sukarlan sudah menempati ruko tersebut 1,5 tahun yang lalu. OMG!

Kekhawatiran saya makin bertambah ketika saya melanjutkan lagi menyelam di forum-forum dan menemukan rumor. Rumornya adalah pihak starlight belum membayar uang muka hingga deadline waktu. Makanya FnC secara sepihak membatalkan konser. Kalau rumor itu benar berarti starlight berbohong soal kuota tersebut. Well, kebenaran soal ini hanya Tuhan, FnC dan starlight yang tahu. Saya mencoba mengkonfirmasi hal ini kepada pihak FnC namun sayangnya belum ada balasan email dari FnC :'(

Hari Senin, 28 November 2011 kejadian yang menimpa saya disetujui untuk ditulis di rubrik konsumen di tabloid tempat saya bekerja. Saya sebagai reporter di koran ikut membantu anak tabloid untuk menulis ini. Meski kerja dobel tapi selama satu minggu itu saya cukup bersemangat!

Tapi menulis hal yang saya terlibat di dalamnya itu berbeda dengan menulis hal yang saya tidak terlibat di dalamnya. Berusaha subyektif dan cover both side itu sulit. Belum lagi ketika menemukan hal-hal negatif. Duh, makin tipis harapan!

Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan pengecekan ke Kementrian Hukum dan HAM soal keberadaan starlight tersebut. Lagi-lagi tak ada PT yang terdaftar dengan nama Starlight Management Indonesia. Di Kementrian Hukum dan HAM hanya terdaftar PT Starlight Indonesia sejak tahun 2005. Itupun perusahaan tersebut tidak berkantor di fatmawati dan bukan bergerak di bidang promotor.

Marah!! Pengen gebrak meja tapi meja siapa? Pengen nimpuk orang tapi mas-mas yang di Kemenkum ham ga salah. Kata mas-mas tersebut mungkin starlight ini memang belum terdaftar menjadi PT makanya tidak ada. Tetapi, lanjut mas-mas itu seharusnya berbentuk PT karena melibatkan jasa. Selanjutnya, saya coba cek Java Musikindo dan Marygops. Hasilnya, dua promotor itu terdaftar sebagai PT.

Pulang dari Kemenkum Ham, saya lanjut ke BinusTV. Soalnya, starlight mengupdate status twitter bahwa proses refund bisa dimulai per 30 November 2011 untuk pembelian offline di BinusTV dan Restauran Korea di UI. Saya ingin mengecek apakah proses refund tersebut berjalan lancar.

Di BinusTV, saya bertemu dengan Riana Jugi. Dia adalah orang yang menangani pembelian tiket CNBlue.

"Kita ingin menanyakan soal proses refund CNBlue? Apakah sudah beres semua?"

"Proses refund sudah kita lakukan sejak hari Sabtu, sehari setelah pembatalan konser,"
Saya sudah kehabisan kata-kata untuk memaki starlight. Fakta yang terbuka satu persatu makin membuat saya menjadi buas! Riana kemudian bercerita bagaimana awal mula bekerja sama dengan starlight untuk pembelian tiket.

Kerjasama dengan starlight terjalin ketika Riana mulai mengirimkan email kepada starlight perihal kerjasama tersebut. Tadinya, ia mengira proses tawaran kerja samanya tidak disetujui oleh starlight, sama ketika Riana menawarkan kerjasama penjualan tiket 2PM. Namun, setelah selang beberapa waktu, Riana mendapatkan balasan email dari starlight.

"Mereka meminta untuk mentransfer uang tiket tersebut. Tapi, saya minta supaya ada uang ada tiket. Sehingga kami sepakat penukaran tiket, marchandise dan uang hari Jumat ketika pers and conference," kata Riana. Sehingga, menurut saya uang tiket tersebut belum sampai ke tangan starlight.
Setelah mengkonfirmasi pembatalan konser, otomatis kerja sama batal. Rianapun segera mengembalikan uang tiket kepada pembeli tiket pada Sabtu, 26 November 2011. Ini jelas berbeda dengan pernyataan starlight bahwa proses refund bisa dilakukan pada tanggal 30 November 2011. Apalagi, starlight baru mengupdate status twitter pada tanggal 29 November 2011.

Jumlah tiket yang direfund ke BinusTV hanya 3 tiket untuk kelas sky blue. Ck..ck..ck.. mungkin kalau saya hanya pembeli biasa, pasti saya akan percaya omongan starlight soal refund tersebut dan yakin starlight benar-benar beritikad baik untuk mengembalikan uang tiket.

Riana mengaku selama menjalin komunikasi dengan starlight selalu menggunakan email dan whatsapp. Itupun kata dia, whatsapp-nya bukan milik starlight melainkan seperti kurir. Ketika saya menanyakan alamat kantornya starlight, Riana mengaku tidak tahu. Malahan, starlight tidak mau ditemui di kantor cukup berkomunikasi dengan email.

Tuing... Tuing... Tuing... Makin pening! Saya belum mengecek dengan refund di restauran Korea UI. Mungkin, sama juga dengan BinusTV.

Supaya adil, saya memberikan kesempatan kepada Starlight untuk berkomentar soal ini. Saya mencoba menghubungi mbak Popy tapi nihil. Setelah berhari-hari mencari tahu soal starlight, pada tanggal 30 November 2011 saya berhasil menghubungi Melly, even director for blue storm project.
Cukup lama, saya mengobrol dengan Melly sekitar hampir 20 menit (timer telpon kantor 10 menit, kalau dua kali berarti 20 menit). Melly bilang starlight berkomitmen untuk refund dan tidak akan lari dari tanggung jawab. Ia meminta kepada fans untuk sabar menunggu karena memang proses refund lama dan membutuhkan waktu. Karena mereka tidak ingin jatuh ke tangan yang salah.

Sayapun melontarkan pertanyaan, kenapa proses refundnya lama? Bukankah seharusnya ketika membeli tiket secara online sudah diverifikasi data pembeli. Bahkan, ketika saya membeli itu ada verifikasi no ktp dan no telp untuk penukaran voucher dengan tiket. Seharusnya dengan verifikasi itu, bisa dilakukan refund tiket kan? --> logika sederhana. Bukannya menjawab pertanyaan, Melly hanya bilang proses refund lama dan membutuhkan waktu.

Proses refund kata Melly dilakukan secara bertahap. Pertama refund untuk yang melakukan pembelian offline baru kemudian untuk pembelian online. Alasan offline lebih didahulukan karena jumlahnya tidak banyak sehingga untuk verifikasi tiket tak sulit cukup berkoordinasi dengan pihak penyelenggara offline. Entah Melly yang berbohong atau riana yang berbohong. Melly bilang pihaknya sudah berkoordinasi untuk pembelian offline di binustv dan restauran Korea. Tapi riana bilang tak ada koordinasi pengembalian tiket. Ia hanya memastikan batal tidaknya konser, setelah batal itu adalah inisiatifnya untuk mengembalikan uang.

Sedangkan untuk online, verifikasi membutuhkan waktu. Saya bosan dengan waktu! Sekali lagi ketidakprofesionalan mereka. Saya tidak tahu apakah mereka sengaja mengulur waktu atau memang belum pengalaman sehingga minim pengetahuan untuk proses refund.

Ketika saya menanyakan soal jaminan starlight supaya pembeli bisa refund, Melly tidak bisa menjamin apapun. Makin ruwet urusan refund.

Kemudian soal pindah lokasi. Saya juga menanyakan kenapa harus pindah lokasi? apalagi itu atas permintaan FnC. Memangnya, sebelumnya FnC tidak mengecek keberadaan Gandaria City sehingga harus mengubah lokasi? Benar dugaan saya. Karena Melly bilang, survey lokasi baru dilakukan FnC ketika keputusan pemindahan lokasi tersebut. Sebelumnya FnC belum pernah melihat Gandaria City.

"Lalu kenapa tempatnya harus ditulis di Gandaria City kalau FnC baru survey hari itu? Bukankah itu riskan?" tanya saya.

"Yah, ketika awal kan FnC sudah setuju tempatnya di Gandaria City. Dengan melihat atau tanpa melihat seharusnya mereka berkomitmen," kata Melly. Ada yang aneh dengan pernyataan tersebut yakni dengan melihat atau tanpa melihat... Sayapun jadi berspekulasi apakah FnC merasa dibohongi oleh starlight soal tempat sehingga mereka minta pindah. Lagi-lagi cuma Tuhan, FnC dan starlight yang tau.

Terakhir yang aneh adalah soal keberadaan kantor starlight itu sendiri. Saya menanyakan kepada Melly di mana sebenarnya kantor starlight. Meski tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, Melly mengakui bahwa alamat yang tercantum tersebut adalah alamat kantor sebuah sanggar musik. Awalnya, Ia menolak memberitahu lokasi keberadaan kantor dengan alasan demi keamanan starlight. Menurut dia, banyak fans yang datang ke alamat tersebut dan bersikap tidak sopan. Menurut saya, fans tidak akan bersikap tidak sopan seandainya starlight jelas. Toh, mereka datang untuk menanyakan kejelasannya. Kalau starlight jelas soal refund, fans juga tidak akan marah-marah. Setelah saya desak, akhirnya Melly mengaku bahwa mereka tidak memiliki kantor. Pantas saja kalau FnC memutuskan kontrak. Mungkin FnC sudah mencium gelagat yang tidak bagus dari starlight.

Kemudian saya mencoba untuk membandingkan proses refund dengan om Adrie Subono yang sudah lama malang melintang di dunia promotor. Kata om Adrie, jika konser yang ditanganinya dibatalkan secara pihak, pertama artis harus memberikan pernyataan resmi di media massa soal pembatalan konser. Kemudian, om Adrie akan meminta kembali uang muka yang disetor ke artis secara penuh. Sementara untuk biaya produksi yang sudah dikeluarkan, biasanya om Adrie menggunakan asuransi. Ketika batal, asuransi akan mengganti biaya produksi tersebut. Sehingga tak ada alasan untuk tak bisa mengembalikan uang tiket. Untuk proses refund om Adrie bilang tak akan lama. Sekitar 4-7 hari setelah pengumuman pembatalan konser. Meski rugi, menurut om adrie hal itu adalah konsekuensi dari promotor.

Makin buram!!!! -______-

Perkembangan terakhir adalah starlight mengirimkan email. Tapi email itu bukanlah email verifikasi melainkan email survey mau reschedule ulang atau refund. Saya memilih untuk refund! Kalau memang nanti ada konsernya, saya memilih untuk membeli ketika hari H. Sudah kapok dengan pengalaman seperti ini.

Email soal link refund ataupun re-schedule juga tak berjalan mulus. Banyak dari mereka yang mengeluhkan surve untuk refund sudah close. Starlight beralasan banyaknya email yang masuk membuat server down. Ah, agak aneh! Kenapa ketika proses pembelian tiket yang notabene juga bareng-bareng server tidak down tetapi ketika proses pengembalian justru server down. Tuhan, berikan saya kesabaran melalui proses ini!

Selain starlight, saya juga kesal dengan Boice Indonesia. Saya membeli tiket itu karena saya percaya terhadap Boice Indonesia. Ketika pembelian tiket, Boice Indonesia gencar untuk mensupport dan mempromosikan tapi ketika urusan refund tiket, Boice Indonesia udah kaya sapi ompong!!! Bukannya memfasilitasi kepada fans untuk pengembalian tiket, ini Boice Indonesia sama sekali tak bergeming. Bahkan twetnya juga siapa. Padahal saya sangat menggantungkan mereka karena Setidaknya Boice Indonesia tau siapa starlight. Entah Boice Indonesia ini terlalu lugu, terlalu buta terhadap idola atau sebenarnya mereka juga ikut terlibat dalam lama tidaknya proses refund. Boice Indonesia you're so dissapointed!!

Pengalaman ini telah memberikan pelajaran penting buat saya. Pertama, jangan pernah lagi membeli tiket yang promotornya masih baru dan belum ada jejak rekamnya. Kedua, sebelum beli tiket sebaiknya cek dahulu alamat kantor promotor. Ketiga, kalaupun ingin nonton tapi ragu dengan promotor lebih baik beli ketika hari H! Keempat adalah memilih promotor yang menyediakan tiket box. Terakhir adalah tidak lagi percaya terhadap Boice Indonesia.

Sekarang, saya cuma bisa berdoa! Mendesak starlight_id dan boice indonesia lewat twitter supaya uang saya kembali. Setidaknya proses refund harus benar-benar lancar sebelum starlight mendapatkan kepercayaan lagi.

Eniwei, salah satu team starlight (no mention) pernah mentwet di akun pribadinya soal kebuasan dan kemarahan para fans. Hal itu ga akan terjadi kalau saja starlight bersikap profesional dan tidak membangkitkan sisi buas para fans. Bahkan dia juga mentwet jauhkan saya dari evil.Satu lagi twet dia yang cukup menggangu saya adalah: yang buas2 ditandain dan tidak diberikan prioritas. Yang didahulukan adalah yang manis2! Beginikah sikap promotor yang profesional? Cukup tahu saja dengan kelakuan promotor yang seperti itu.

To be continued (menunggu status dan kejelasan dari starlight)

11.14.2011

2PM at the press conference








Put U'r Hands Up Asian Tour "2PM" (3)

"Are you guys having a fun??" tanya Nikhun
Dan semuapun serempak menjawab: Neeeeeee (dalam bahasa Indonesia artinya iya). Para hottestpun berteriak dengan kencang. Sehingga Nikhun harus menenangkan para hottest yang histeris tersebut karena 2PM akan memperkenalkan diri. Kata Nikhun "Hold on! hold on! Come on! ssssssttttt," haha... Lucu sekali thai prince yang satu ini. Gimana mereka bisa diam kalau kalian berenam mampu memberikan godaan duniawi. hehehe.

"I think it's about a time to we are officially introduce ourself. I know you guys has know who we are, but we have to do this anyway," kata Nikhun. Dan kemudian enam pria itupun mengatakan "Selamat Malam, kami 2PM!". Perkenalanpun segera dimulai. Dan mereka sangat fasih sekali mengatakan "saya" dalam bahasa Indonesia.

"Saya Junho"
"Junsu.... (saya lupa dia bilang apa)"
"Senang? Saya Taecyoon,"
"Saya Wooyong,"
"Saya Chansung,"
"Saya Nikhun,"

Setelah mereka memperkenalkan diri, para anggota 2PM itupun menyanyikan I can't secara acapela. Ketika semua sudah berganti baju dengan setelah jas, hanya Junho dan Wooyong yang masih menggunakan kostum nyala. Taec pun mengompori Junho dan Wooyong untuk membuka kaos di atas panggung untuk memperlihatkan dada dan abs mereka.

Sayang, Junho dan Wooyong tidak menuruti permintaan Taec. Mereka hanya melepas jaket kostum yang didalamnya masih ada kaos dan kemudian berganti dengan jas. Junho dengan jas cokelat, Taec dengan jas warna biru, Wooyong dengan jas warna merah, Chansung menggunakan kemeja putih motif bintang di sisi kanan dengan dasi berwarna hitam.

Junsu, saya lupa mungkin jas berwarna hitam dengan dasi kupu-kupu. Sedangkan Khunie (Nikhun) menggunakan setelah jas putih. Hua.... benar-benar seperti Thai Prince. Sayang, Nikhun jauh dari pandangan mata saya. Khunie, kamu benar-benar nyuekin saya malam itu!!! hahahaha *berkhayal* Lagu I can't itupun ditutup dengan ucapan terima kasih oleh Taecyoon.

Karena tidak ada MC, para enam pria virtual khayalan itupun memandu acara konser sendiri. Ketika Taec dan Nikhun di belakang panggung untuk bersiap-siap menyanyikan lagu my Valentine, Junho, Junsu, Chansung dan Wooyong membuat ramai di panggung dengan percakapan mereka.

Saya tidak terlalu memperhatikan mereka membicarakan soal apa. Karena suara terlalu berisik dan hanya berisi teriakan para hottest sementara, keempat pria itu berada di panggung kedua yang jauh dari spot saya berdiri. Saya hanya tau, sepertinya mereka harus menampilkan performance satu persatu.

Pertama, mereka meminta kepada Wooyong untuk menari sedikit di depan penonton sedangkan Junsu, Chansung dan Junho mengiringi dengan bunyi-bunyian yang dibuat dari mulut. Kemudian, Junho dengan break dance-nya! Setelah itu ada maknae Chansung. Diantara ketiga orang itu, yang paling lucu adalah gerakannya Chansung.

Di tengah konser, diputar video lucu yang menceritakan kisah keenam pemuda asal Seoul yang mempersiapkan sebelum konser, bagaimana cara mereka berlatih, menyiapkan lagu, menyiapkan tarian hingga menyiapkan bentuk tubuh seperti yang dilakukan oleh Nikhun. Dia harus menahan diri memakan pizza karena sedang dalam pembentukan abs. Sehingga dia cukup hanya makan acara mentimun.

Selain Nikhun, ada kisah Wooyong yang menggemari Michael Jackson sehingga iapun masih percaya bahwa M.J masih hidup dan akan kembali. Selain itu ada cerita Junho sebagai seorang komposer dan pencipta lagu. Dan ada kisah Chansung yang berlatih keras untuk pertunjukan pedang. Semuanya dikemas dalam video yang lucu dan menghibur. Meski berbahasa Korea, ada teks bahasa Indonesia sehingga penonton-pun termasuk saya mampu menikmati video lucu tersebut.

Diantara lagu performance lagu, saya paling suka H.O.T. Dance yang energik, perang laser, pertunjukan api dan kembang api. Begitupun juga dengan lagu I'm your man, Give it to me, Heart Beat, I'll be back, I can't... Tak ketinggalan juga performance lagu "Hans Up". Huaaa di lagu ini, Wooyong dan Junho berdiri tepat di depan saya. ahhh Semua penampilan 2PM malam itu adalah favorit buat saya. Karena memang bagus! hahaha...

Kalau untuk dua teman saya yang bapak-bapak itu, saya kira, mereka menyukai performance 10 of 10. Maklum di performance tersebut, muncul cewek-cewek cantik berpakaian mini sambil membawa angka 10. Di performance itu, 2PM juga cukup seksi dengan pakaian hitam. Untuk sekejap, saya beralih dari Nikhun kepada Junho. Oh, ya di salah satu performance mereka (saya lupa lagu apa), terdapat adegan pamer dada dan pamer abs. Hottest yang rata-rata kaum hawa itupun berteriak dengan kencang.

Akhirnya setelah menyanyikan puluhan lagu, konserpun harus berakhir. Setelah lagu Thank You, 2PMpun berpamitan kepada para hottest. 2PM juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada para hottest yang telah mendukung mereka dan para penari yang membantu 2PM dalam mensukseskan konser malam itu. Dalam closing speechnya, 2PM mengatakan akan kembali lagi ke Indonesia pada tahun depan. "We will back" 2PM said.

Put U'r Hands Up Asian Tour "2PM" (2)

Sesampainya di dalam lokasi konser, saya dengan teman-temanpun mencari lokasi spot yang oke. Dan saya kagum dengan penataan panggungnya. Karena panggungnya berbeda dengan panggung konser yang lain. Biasanya, panggung ada di depan. Sehingga, makin ke belakang, makin sulit untuk melihat artis idola. Tapi khusus untuk 2PM, panggungnya berbentuk kotak.
Ada panggung utama yang tentunya di depan, tetapi juga ada panggung kedua, di tengah dan di pinggir sisi kanan kiri. Sehingga 2PM mampu berinteraksi dengan hampir seluruh kelas. Bahkan di panggung utama, panggungnya dibuat bertingkat. Stage Art Directornya 2PM keren!!!

Saya mengambil posisi di sebelah kiri yang dekat dengan panggung utama dan panggung sisi kiri. Teman yang lain mengambil spot di sebelah kanan yang dekat dengan panggung utama dan panggung tengah. Dan dua teman lainnya (Dua bapak-bapak pecinta korea) mengambil lokasi di kelas festival yang belakang dekat dengan panggung kedua.

Sambil menunggu, saya dan beberapa teman mulai mengobrol dengan bapak bodyguard yang menjaga panggung. Bapak bodyguar ini baik tidak seperti sebelumnya. Untuk meredam kemarahan kami, diapun memberikan air mineral gelas yang sudah disiapkan. Wah, sepertinya menyenangkan mengambil lokasi di sini. Selain dekat dengan artis, ada minum yang tersedia. Yah, gak enaknya sih deket ama speaker.

Sebelum konser dimulai, 2PM mohon maaf atas keterlambatan konser. Konser yang seharusnya mulai dari 19.30 WIB harus molor pukul 20.15 WIB. Okay! Saya maafkan asalkan 2PM harus mampu memberikan pertunjukan yang spektakuler. Setidaknya hasil harus sama dengan pengorbanan yang saya keluarkan. Ketika yang lain memanggil dan berteriak "2PM" saya-pun diam. Haha.. Suara saya simpan sampai mereka muncul.

Akhirnya Nikhun, Junho, Taecyoon, Junsu, Wooyong dan Changsung mulai beraksi di panggung. OMG! Setelah hari Kamis (10-11-11) saya berjarak satu meter dengan mereka ketika pers conference. Di konser kali ini, saya berjarak dua hingga lima meter (karena Nikhun posisinya di panggung sebelah kanan sehingga agak jauh). Huaaa... Cukup dekat! Terima kasih Tuhan!

Waow! The opening was great. Lampu laser berwarna hijau menambah suasana makin keren. Tata lampu panggungnya cukup fantastik. Belum lagi dengan adanya semburan api dan kembang api dekat panggung. Wedew! Sayapun merasa panas. Haha... Sound system juga bagus dan jernih.

Sekedar tau, konser 2 jam ini hanya menampilkan 2PM. No MC and no opening artist. It is only 2PM!! Saya lupa, berapa lagu yang mereka nyanyikan. Sepertinya sekitar 21 lagu! beberapa lagu yang mereka nyanyikan Put U'r Hands Up, Electricity, I'm your man, Give it to me, Thank You, My Valentine, Hot, I can't, I'll be back, again and again, Heart Beat dan lain-lain.

Tidak hanya melihat penampilan mereka yang ciamik secara grup, mereka juga menyuguhkan duet antara Taecyoon dan Nikhun untuk lagu My Valentine. Selain kompak dalam bernyanti, Taec dan Nikhun kompak dalam kostum. Mereka sama-sama menggunakan setelah jas dengan motif kotak-kotak abu-abu untuk atas dan bawah. Selain itu juga, ada penampilan Solo dari Junsu dengan lagu "Alive". 2PM juga menyantikan lagu Without You secara acapella. Nice concert beib!

Selain nyanyi dan dance, bagian konser yang saya sukai adalah pertunjukan pedang oleh Chansung dan aksi angel wings oleh Nikhun. Sangat artistik! Begitupun juga dengan kostum. Para personil 2PM itu, berganti baju sekitar 4 hingga 5 kali. Ditambah lagi, ketika membawakan lagu pertama, kostum yang dikenakan 2PM menyala. Tentunya, hal itu menambah semarak suasana konser yang panas.

Untuk sekejap, saya lupakan urusan kerjaan, masalah bahkan saya lupakan umur saya (maklum, personil 2PM umurnya 4-5 tahun lebih muda dari saya) dan menikmati musik mereka. Saya juga ikut bernyanyi beberapa lagu mereka yang saya hafal. Just like my bestfriend said that I should have fun and all out tonight! --> I'm so lucky having a best friend like her. She is never judge about my taste. Indeed, she is always support in me even though we have a different taste.

Hal mengejutkan selanjutnya terjadi, ketika saya mendapatkan bunga dari baby Junho. Well, itu bukan bunga khusus untuk saya. Beberapa yang lain juga mendapatkan. Tetapi saya cukup beruntung! Tidak hanya mendapatkan bunga mawar, saya juga sempat kontak mata dengan Junho *Ge-Er genit mode on.

2PM sengaja membagi-bagikan bunga dan handuk kepada beberapa penggemar. Kalau handuk, saya tidak mau! Hehe... Beda ceritanya dengan bunga. Kebanyakan mereka melempar bunga itu ke tengah panggung. Saat itu, kebetulan Junho sedang berdiri dekat dengan posisi saya. Kamipun semua menjulurkan tangan ke atas meraih bunga itu! Yippie, akhirnya saya yang mendapatkan bunga itu. --> sampai saat ini, bunga itu berdiri manis di kamar saya! Sungguh ironis, ketika yang lain berbahagia menikah, saya bahagia mendapatkan bunga dari pria virtual khayalan. Tapi tak apalah, saya bersyukur! Rasa bahagia ini semoga bisa menular ke keluarga, sahabat, kawan dan kolega saya.

Sayangnya, di dalam konser tersebut kenapa Nikhun selalu ada di sisi kanan panggung. Huaaaa... Kan saya mau lihat nikhun dance dari jarak dekat. Spot saya yang paling sering adalah Junho, Chansung dan Wooyong. Sebalnya, Nikhun jarang di sebelah kiri. Bahkan, mungkin cuma 2 lagu, posisi Nikhun ada di kiri. Padahal Taecyoon dan Junsu bergantian di sebelah kiri. Mungkin, saya beralih ke Junho dari Nikhun. LOL!!

Put U'r Hands Up Asian Tour "2PM" (1)

11-11-11 merupakan angka cantik. Buat sebagian orang, tanggal tersebut dijadikan hari untuk melangsungkan upacara pernikahan. Tapi buat saya, angka tersebut adalah hari di mana saya menonton konser tunggal "2PM" dalam rangka promosi album "Hands Up" yang berlangsung di Jitec, Mangga Dua Square, Jakarta. Konser yang berlangsung selama 2,5 jam penuh itu mampu memuaskan rasa penasaran saya "se-spektakuler apa sih tawaran 2PM?". I'm an ELF (fandom of Super Junior), But I'm really envy with Hottest (fandom of 2PM). Semoga, Super Junior mampu memberikan yang terbaik untuk penggemar di Indonesia ketika mereka menggelar super show 4 (semoga itu kejadian). Dari desas desus yang beredar, Super Show 4 akan digelar tahun 2012. Saya berharap, SS4 itu mampu memberikan pertunjukan yang spektakuler.

Di konser yang digelar pada jumat malam itu, saya bersama tujuh orang lainnya (dua orang pria dan lima orang wanita) mengantri dengan ribuan penonton lainnya. Dua diantara rombongan saya, sudah mengantri sebelumnya setelah sholat Dhuhur. Sedangkan, lainnya termasuk saya baru masuk antrian pukul 16.00 WIB.

Saya sudah mempersiapkan segalanya pada tanggal 11-11-11 mulai dari minta libur hingga rehat dulu dari kelas yoga. Yah, maklum, saya berada di kelas festival. Kelas festival itu berada di depan dekat panggung dan berdiri tanpa nomor. Sehingga, sayapun harus menyiapkan stamina untuk berebut dengan para ababil lainnya.

Meski konsernya sangat mengesankan, tetapi promotornya benar-benar tidak mengesankan. Sebelumnya, saya sudah mendapatkan warning dari seorang teman karena promotor 2PM sama dengan promotor westlife. Dan ketika konser westlife, teman saya mendapatkan pengalaman yang tidak mengenakkan. Saya kira, promotornya harus lebih banyak belajar dari pengalaman yang tidak mengenakkan ini.

Pertama, promotor tidak aware dengan jalur antrian untuk masuk ke venue. Sehingga antrian tiket masuk-pun sedikit ricuh dan berjubel. Lokasi konser ada di lantai 8, sedangkan saya antri dari lantai 3. Dan dari kabar yang beredar, setiap lantai sudah penuh dengan antrian tiket masuk. Saya tidak tahu, start antrian mulai dari lantai berapa. Karena saya langsung ke mengantri ke lantai 3 berbekal dari informasi yang disampaikan oleh teman yang sudah mengantri lebih dulu.

Kedua, sosialisasi promotor terhadap penonton kurang. Tidak ada pengumuman, soal pintu masuk kapan dibuka. Promotor hanya menulis di twitternya bahwa open gate pukul 18.00. Sementara pada pukul 17.30, saya bersama antrian lainnya masih terjebak di lantai 3. Kami cukup beruntung, tidak ada yang pingsan diantara antrian yang berjubel.

Wajar saja, hampir 30 menit menuju waktu open gate yang ditentukan kami masih antri sehingga muncul rasa gelisah. Dan dari pihak promotor mendiamkan hal itu! Tidak ada yang memberikan pengumuman, "Harap tenang, antrian masih berlangsung. Sekarang masih masuk antrian kelas diamond dan bronze, kelas festival nanti,". Sikap diam promotor tentu saja membuat kami gelisah.

Kegelisahan itu akhirnya membuat rombongan kami dan beberapa penonton lainnya meneriakkan kata, "Buka..Buka..!" Hingga akhirnya salah satu petugas keamanan mendatangi kami. Saya lupa petugas keamanan itu mengatakan apa. Saya hanya ingat, bahwa saya dengan yang lainnya sudah emosi tingkat dewa. Karena, ini berbeda dengan yang dijanjikan.

Kemudian pukul 19.00 WIB, kami yang ada di lantai 3pun diberikan ijin naik ke lantai 8. Sampai lantai 8, kami harus menunggu lagi. Percayalah, antrian di lantai 8 lebih parah ketimbang di lantai-lantai sebelumnya. Karena tidak ada AC, sirkulasi udara kurang kondisinya sama kaya tempat parkir mobil di mall-mall,penonton berjubel dan gelisah karena konser dijadwalkan mulai pukul 19.30 WIB.

Lagi-lagi antrian berhenti. Padahal kami tinggal masuk saja. Saya tidak tahu apa yang membuat antrian kami berhenti. Pukul 19.30 WIB sudah terdengar suara musik 2PM dari dalam arena. Kontan saja, para penonton yang gelisah semakin gelisah. Kebanyakan dari kami khawatir jika konser akan dimulai tanpa kami.

Saya takut kejadian dari westlife terulang kembali. Karena kelas festival penuh, maka kami yang antri belakangan harus ke kelas tribun. Well, I don't wanna those happen. Akhirnya, saya dan beberapa lainnya pun mulai berteriak sekencang-kencangnya supaya kami boleh masuk. Ketika mengingat peristiwa itu, saya bukan seperti seseorang yang umurnya berkepala dua tetapi lebih seperti anak 17 tahun. Haha... Sisi ababil saya masih tersisa tampaknya.

Kemudian, penonton festival yang gelisah ini, disuruh kembali ke lantai 8 sebelah kiri. Huaaa.... sayapun dengan rombongan berlari sekencang mungkin karena khawatir kami akan melewatkan sebagian konser. Dengan kondisi setengah berlari dan mendumel, kami hampir saja berantem dengan bodyguard pihak promotor.

Sebab, pihak bodyguard itu-pun mengatakan hal yang menyulutkan emosi. Si bodyguard itupun mengatakan "Mau ga dipindah? Kalau gak mau dipindah pulang aja!". Seketika itu saya berkata dengan nada keras, "Enak aja pulang. Balikin duit gw! Gw bayar koq pake duit bukan pake daun!". Salah satu teman sayapun ikut mendumel kepada bodyguard tersebut, "Lo boleh marahin gw! Tapi balikin duit gw! Jangan cuma mau duitnya aja tp gak profesional,".

Teman saya yang lain-pun menimpali, "Kalau anak lo kaya begini gimana? Dasar promotor bego! India bego!" [oke yang ini cukup rasis. Bukan jenis omelan yang saya rekomendasikan, Tapi kami-pun dalam kondisi emosi yang sudah lelah dengan kelakuan promotor di Indonesia yang seenak jidatnya sehingga saya maklumi emosi kawan saya].

Hal ini gak akan terjadi seandainya pihak promotor memberikan pemberitahuan seperti, "Konsernya belum mulai. Penonton festival diharapkan pindah ke sebelah kiri karena festival sebelah kanan sudah penuh,". Padahal ya, saya lihat banyak orang dari pihak promotor berseliweran di lantai 8 tapi tampaknya mereka tidak cepat tanggap.

Di lantai 8 sisi kiri, kamipun harus mengantri lagi untuk mendapatkan gelang. Gelang itu adalah id khusus untuk masuk ke lokasi sesuai kelasnya. Karena, saya di kelas festival, sayapun menggunakan gelang berwarna biru. Tepat pukul 19.40 WIB, saya dan teman-teman lainnya masuk ke lokasi festival. Rasa lega menyelimuti kami ketika konser belum mulai dan festival sebelah kiri masih banyak ruang.

8.19.2011

Mari Belajar dari Korea

Awalnya, saya tidak ingin menulis soal ini. Namun, saya lelah dengan pertanyaan ataupun pernyataan banyak orang "Kenapa kamu suka cowok korea? Mereka kan banci?" atau ada juga yang bilang "Ih, cowok homo model seperti itu koq suka sih. amit-amit deh,". okelah, saya menganggap pernyataan atau pertanyaan orang tersebut karena tidak terlalu mengenal budaya Korea. Saya kurang setuju dengan orang yang mengunderestimate kesukaan seseorang terhadap budaya Korea dan mensuperiorkan budaya Hollywood. Apa ukuran orang yang menyukai Hollywood rasnya atau statusnya lebih tinggi ketimbang orang yang menyukai budaya Kpop? Apakah karena harga? Atau karena AS adalah negara superpower sehingga mereka adalah terbaik dalam segala hal termasuk industrinya. Well, mungkin Hollywood sudah tidak perlu diragukan lagi soal industri musik dan film. Tapi Korea, adalah negara kecil di Asia. Dia mampu menciptakan gelombang budaya Korea lewat industri musik dan film tidak hanya di Asia, tetapi juga di Eropa, Afrika, Amerika bahkan negara-negara Arab sekalipun. Seharusnya kita belajar dari mereka, karena mereka mampu menciptakan pasar bukan menjadi pasar. Sementara di Indonesia, saat ini kita hanya mampu menjadi pasar.

Soal streotipe cowok Korea suka berdandan, banyak yang bilang mereka homo. Menurut saya, ini hanya karena kita selama ini selalu terjebak dengan definisi laki-laki ala barat. Kalau kita lihat, artis seperti brad pitt, tom cruise dan lain-lain mereka juga berdandan dan bermake up. Lantas kenapa mereka tidak dikatakan banci atau homo? karena make up mereka lebih macho ketimbang cowok Korea yang hobi menggunakan warna pink, kuning dan merah? Sedangkan cowok Korea yang suka menggunakan warna pink dan motif bunga-bunga dianggap terlalu feminim. Sekali lagi, itu hanya definisi yang sudah diciptakan. Seperti, kenapa itu namanya meja dan kenapa itu kursi karena sudah dari dulu itu didefinisikan sebagai meja dan kursi. Coba kita lihat artis Ricky Martin dengan konsep Hollywood, Lance N'SYNC, Neil Patrik Haris, Kemudian George Michael yang didefinisikan macho justru terbukti bahwa mereka homo. Sementara cowok-cowok Korea yang feminim belum tentu mereka homo dan banci.

Bukti lainnya, ketika melihat acara "dream team" yang pernah ditayangkan di wisata malam trans tv. Ketika itu aktor Fauzi Badila dan Kinaryosih bersama dengan artis Asia lainnya melawan artis Korea dalam permainan fisik. Ketika itu yang menjadi lawannya adalah Anak-anak Super Junior, Shinee dan Jungmo "The Trax". Dalam adu fisik tersebut, Fauzi Badila yang katanya macho justru tidak mampu menyelesaikan tantangan fisik. Malahan Taemin "Shinee" dan Eunhyuk "Super Junior" yang dibilang banci itu justru mampu menyelesaikan tantangan. Padahal, kalau melihat definisi lelaki macho seharusnya Fauzi Badila yang mampu menyelesaikan tantangan itu. Jangan melihat segala sesuatunya hanya dari luar. Luar itu bungkus, mari kita coba menengok ke dalam apa sih sebenarnya yang mau dicapai oleh Korea. Korea ingin dikenal sebagai negara pusat budaya selain Jepang. Nah, untuk membedakan dengan yang lain mereka tentunya harus berbeda dengan yang lain. Makanya mereka mengambil konsep "cowok cantik" dan "cewek barbie".

Korea mampu menciptakan konsep. Mereka bahkan berani menabrak dan mampu mengubah definisi yang sudah ada. Cowok Korea seperti itu karena itu adalah ciri khas mereka. Ciri khas yang bisa dikenali dan dibedakan dengan Hollywood. Menurut saya, Korea mampu meruntuhkan konsep warna yang identik dengan gender. Misalnya warna pink dan kuning hanya bisa dipakai oleh wanita, sedangkan warna biru dipakai oleh pria. Di Korea, warna pink bukan warna gender. Baik pria dan wanita bisa memakainya. Inilah yang saya sebut menciptakan definisi tersendiri.

Indonesia, saat ini sedang ikut-ikutan budaya Korea. Awalnya, mengadopsi cerita sinetron dari drama Korea yang walaupun pada akhirnya jadi amburadul karena terlalu panjang. Lalu, ada film-film FTV yang juga mengadopsi drama Korea tapi karena lemah di skenario akhirnya terlalu dipaksakan. Kemudian yang terbaru adalah musik di tanah air yang mulai ikut-ikutan Korea. Seperti smash, 7icon, Hits, NSG, Cherybell. Boyband itu mencoba mencontoh konsep boy band dan girls band Korea seperti Super Junior dan SNSD (meski tidak diakui secara langsung). Sayang, kelemahannya karena kita mengadopsi secara persis dan kurang persiapan (secara instan), jadinya kurang berkembang. Persiapan yang kurang mengakibatkan performa panggung juga kurang bagus. Kalau dibandingkan Smash dan SuJu tentunya kalah jauh. Anggota Smash hanya menyanyi beberapa lagu sambil dance, nafasnya sudah tersengal-sengal. Beda dengan SuJu. Ketika melihat aksi panggungnya secara langsung di Jakarta tanggal 4 Juni lalu, mereka mampu menyanyi tanpa lip sync sambil dance. Itu kan susah. Pasti mereka berlatih secara keras. Saya pernah memiliki group dance modern, dan menciptakan gerak tari loncat-loncat, membentuk formasi itu cukup sulit. Si penari harus benar-benar mengatur nafasnya supaya tidak kelelahan ketika menari.

Rata-rata, kelompok vokal di Korea seperti Super Junior, Big Bang, TVXQ/DBSK, 2AM, 2PM, SNSD, 2NEI, MBLAQ, BEAST, Miss A digembleng habis-habisan oleh manajemen yang bersangkutan. Penggemblenganpun dilakukan tidak dalam hitungan bulan, bahkan hitungan tahun. Latihan yang ketat, usaha keras tiap hari. Para kelompok vokal itu tidak secara instan. Kalau kelompok vokal di Indonesia, hanya sekedar modal tampang cakep bisa orbit. Contoh, leeteuk, leader Super Junior ini bahkan harus melewati training selama kurang lebih 5 tahun sebelum benar-benar akhirnya debut. Kemudian kalau kita lihat Daesung Big Bang. Dia tidak cakep tapi karena suaranya bagus dan kemampuan vokalnya oke, dia direkrut menjadi anggota Big Bang. Daesung hanya sekedar memoles dalam fashion, diapun bisa menjadi bintang. Bahkan, kelebihannya melucu menjadikan dia juga dikenal meski tampang tidak mendukung. Hehehehehe.

Ketika training, para manajemenpun menselektif secara ketat. Ada yang mati-matian berlatih, tapi gagal dalam debut. Bahkan ada juga yang latihannya lebih dulu tapi karena masih kurang siap akhirnya trainingnya diperpanjang. Seperti Yoochun (ex DBSK sekarang membentuk anggota JYJ) dan Junsu (ex DBSK yang tergabung dalam JYJ) lebih cepat. Mereka debutnya bareng, namun Junsu trainingnya lebih lama daripada Yoochun. Di dalam training itu, para calon artis akan diajari cara/teknik bernyanyi, menari, dan akting. Masing-masing akan diasah sesuai dengan bakatnya.

Kalau melihat music video Korea, penonton tidak hanya disuguhi musik dan dance tetapi juga fashion yang menarik. Koreografi yang menarik dan kostum yang bermacam-macam membuat kita seperti menghadiri parade fashion. Karena biasanya kostum dan baju yang mereka pakai menjadi acuan untuk fashion. Tidak hanya gerakan tari, kostumpun juga disiapkan secara matang. Mereka memiliki designer sendiri setiap video klip. Dan kostum itu harus disesuaikan dengan konsep album si Artis.

Dari segi manajemen artispun tidak sembarangan. Para manajemen itu tidak berani mengeluarkan album abal-abal alias sembarang. Konsep Marketingpun diperhatikan secara baik sehingga setiap kali album keluar, selalu saja membuat orang penasaran. Untuk memasarkan album dan membuat terkenal, manajemenpun menghindari cara skandal dan lebih memasarkan lagu. Beda halnya di Indonesia, memasarkan album selalu dibumbui dengan gosip untuk membuat artis itu tenar. Blak-blakan saja, Anang dan Ashanti. Saya lebih tau soal hubungan mereka berdua ketimbang lagu apa yang mereka bawakan.

Ketika album Mr.Simple resmi diluncurkan, SuJupun siap-siap untuk menghadiri seabrek jadwal untuk membuat lagu mereka menduduki peringkat no. satu. Mulai dari tampil di Music Bank, kemudian besoknya secara berturut-turut tampil di Music Core, Inkigayo dan Mnet. Manajemen SuJu cenderung untuk tidak memblow up kehidupan pribadi member-member SuJu. Yang dikenalkan benar-benar musik Mr.Simple. Kemudian, anak-anak SuJu promosi lewat radio, acara reality show, lewat jejaring sosial. SuJu tak perlu menciptakan skandal untuk membuat albumnya laku. Belum lagi, mereka harus terbang ke Beijing demi kepentingan promosi. Benar-benar kerja keras untuk mencapai puncak popularitas.

Para manajemen artis itu tidak menyerah dan menyalahkan pembajakan. Karena mereka sadar, kecanggihan teknologi internet tidak bisa menghindarkan itu semua. Bahkan merekapun secara kreatif untuk memerangi pembajakan itu. Ada satu bukti, kekuatan pembajakan lewat internet itu benar-benar kejam. Ketika album digital Super Junior yang bertajuk Mr.Simple keluar jam 23.00 WIB, jam 01.00 WIB sudah keluar 3 lagu yang bisa diunduh dengan bebas meski kita tak membeli album digital tersebut. Esoknya, jam 09.00 WIB, 13 lagu track Super Junior di album Mr.Simple sudah bisa diunduh semua. Tak lebih dari 24 jam, album bajakan sudah bisa diunduh secara gratis. Secara jujur, sayapun mengunduh lagu bajakan tersebut. Namun, saya membeli CD asli dari Korea, sayang CD tersebut masih belum sampai di tangan. Karena tak sabar mendengar lagu-lagu Super Junior, sayapun tergoda untuk mengunduh lagu-lagu tersebut secara utuh.

Pemilik SM Entertainment (Manajemen yang menaungi beberapa artis seperti Super Junior, Shinee, TVXQ/DBSK dan SNSD), Lee Soo Man mengatakan mereka punya cara sendiri untuk melawan pembajakan itu. Salah satu caranya adalah dengan menelurkan album digital, menjualnya lewat ITunes, Saribada, ataupun Melon sambil mereka tetap mensosialisasikan kepada fans untuk membeli anti bajakan. Setidaknya, dengan cara ini si artis bisa sedikit mengambil keuntungan. Kemudian untuk penjualan album CD fisiknya, Super Junior menawarkan poster dan tambahan lainnya. Sehingga fans, tidak lagi mengincar lagu-lagu karena sudah bisa diunduh di internet, Namun mereka mengincar poster dan tambahan lainnya itu. Terbukti, meski sudah keluar unduhannya, album Mr.Simple Super Junior dalam minggu pertama di Korea sudah terjual 100.000 keping. Dan pembeli album tersebut tidak hanya di Korea, melainkan dari seluruh dunia. Untuk mempopulerkan artisnya, SM Entertainment menggunakan fasilitas youtube yang bisa dinikmati gratis oleh seluruh dunia. Lewat You Tube, dunia mengetahui SuJu.

Menurut saya ini cara yang kreatif untuk menarik pembeli. Karena, ada hal lain yang ditawarkan. Dan sebagai fans, tentunya mereka akan mengkoleksi barang-barang official (resmi) dari Super Junior. SM Entertainmentpun tidak hanya menjual CD Album, tetapi mereka juga menjual handuk SuJu, Light Stick SuJu, Kaos Kaki SuJu, Photo bucket SuJu, mug SuJu, Kaos SuJu, Pin SuJu dan lain-lain. Nah, marchandise ini juga menjadi pemasukan tambahan buat si Artis. Sayangnya, konsep ini belum saya temukan di musik tanah air. Mereka terlalu sibuk menyalahkan pembajakan ketimbang mencari cara kreatif untuk mengalahkan pembajakan itu.

Untuk lebih mendongkrak penjualan album, biasanya SuJu akan mengeluarkan satu album dengan tiga cover yang berbeda yakni versi A, B dan C. Setelah Cover A keluar, akan ada cover lainnya yang keluar. Tentunya hal ini membuat penggemar selalu memburu album suju. Uniknya, dalam penjualan album Mr.Simple ini, cover albumnya tidak semua anggota SuJu tapi satu anggota SuJu dan para fans yang membeli lewat pesanan sulit untuk memilih langsung cover anggota siapa yang mereka inginkan. Misalnya, para fans yang menyukai Donghae tapi mendapatkan cover Yesung mungkin akan membeli album kembali hingga ia memperoleh cover dengan gambar Yesung. Karena, kekuatan fans untuk mengkoleksi album si Artis cukup besar. Tak peduli seberapa besar uang yang ia hamburkan demi memuaskan nafsunya.

Selain Musik, Gelombang budaya Korea, menyerbu berbagai produk kebudayaan seperti film, serial drama, video game bahkan kartun atau animasi Korea yang dikenal dengan Manhwa. Saya pernah chatting dengan pria asal Kanada, dan saya katakan dia straight tidak homo tetapi dia menyukai drama Korea. Kami ngobrol pada awalnya karena sama-sama menyukai drama Princess Hours "Goong". Pria Kanada bercerita mengenal Korea karena serial tersebut. Dia kagum dengan budaya kerajaan Korea. Ia juga menyukai drama seperti Quensendok, Jang Geum. Drama favorit lainnya adalah My Sassy Girl Choon Hyang yang menggabungkan unsur drama dan cerita legenda suatu wilayah tertentu di Korea Selatan. Tapi ketika saya bertanya tentang Indonesia, pria Kanada itu tahu dan mengenal Indonesia. Sayangnya kesan yang didapat oleh pria Kanada terhadap Indonesia berbeda dengan kesan yang ia dapatkan terhadap Korea.

Pria Kanada itu mengira Indonesia seperti Afghanistan atau Irak yang tiap hari berperang. Bahkan, ia bertanya kepada saya, "Bagaimana rasanya hidup di negara perang dan banyak teroris seperti itu?" Awalnya saya cukup terkejut. Saya jelaskan kepada dia, meski saya belum pernah ke Afghanistan atau Irak, kondisi di Indonesia tidak seburuk itu. Saya bisa berbelanja dengan bebas tanpa takut ditembak. Saya bisa bekerja tanpa takut akan ada bom bunuh diri. Sebenarnya pria Kanada itu tidak salah, karena ia selalu mendengar hal-hal negatif tentang Indonesia. Bahkan, pemerintah yang selalu mengklaim pertumbuhan ekonomi di Indonesia hampir menyamai China dan India juga tidak terdengar oleh pria Kanada. Pria Kanada itu hanya tau Indonesia=negara teroris. Well, sungguh miris. Padahal, Korea Selatan yang berbatasan langsung dengan Korea Utara, dan sewaktu-waktu bisa perang, ia tak pernah mendengar sedikitpun sentimen negatif soal Korea Selatan.

Pria Kanada itu berkata, "Someday, I'm going to Korea. I think it's nice place!". Ada hal lainnya, yakni terkait dengan karakter. Pria Kanada itu karena melihat budaya sopan santun di drama Korea, ia mengatakan orang Korea cukup baik. Berbeda dengan kesan orang Indonesia yang cukup temperamen, emosi. Yah, secara mudahnya, ia hanya melihat yang jelek-jelek di Indonesia termasuk soal budaya korupsi, tiap hari ada demonstrasi secara ugal-ugalan dengan aksi pembakaran bendera negara lain. Kalau Korea, yang ia kenal adalah budaya nasionalisme cinta negara (karena ada wajib militer) dan sopan santun. Dari pria Kanada itulah, saya ingin suatu saat Indonesia harus dikenal lebih seperti itu. Saya ingin Indonesia lebih dikenal dengan budaya, ramah tamah dan toleransi ketimbang teroris, kekerasan dan perkelahian.

Saya pernah membaca suatu majalah (Fortune), ada salah satu pengamat Korea mengatakan alasan kenapa Kpop mulai mendunia. Karena, Departemen Pariwisata, Departemen Budaya dan Departemen Perdagangan sepakat untuk mengekspor budaya Korea ini. Kalau Indonesia, cuma bisa ekspor kelapa sawit dan batubara, Korea bisa mengekspor budaya. Ekspor budaya lebih susah ketimbang ekspor kelapa sawit ataupun batubara. Karena kelapa sawit dan batubara pasti dibutuhkan oleh negara lain sehingga dibeli. Tapi kalau ekspor budaya, ini tentunya agak lain daripada yang lain. Kalau tidak dilakukan secara betul, tentunya budaya Korea sulit untuk diterima oleh negara lain.

Ekspor budaya Korea ini tidak dilakukan secara instan. Korea sudah mulai menjajaki untuk ekspor budaya dan industri hiburan sejak akhir 1990-an. Awalnya, serial drama tv Korea mulai disiarkan di beberapa stasiun tv di China, Jepang, Taiwan dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya termasuk Indonesia. Kalau dirunut ke belakang, awalnya saya menyukai drama Korea sejak Indosiar menayangkan Winter Sonata, Endless Love dan Hotelier. Dari ketiga serial drama ini, saya mulai kecanduan oleh drama Korea. Drama itu booming ketika saya masih SMP. Jadi keberhasilan Korean Wave (gelombang korea) saat ini didapat dari hasil kerja keras selama bertahun-tahun. Sudah seharusnya Indonesia untuk memulai. Karena kalau tidak mulai melakukan cara yang kreatif, industri hiburan tanah air akan segera tergantikan oleh negara lain. Daripada nonton bioskop dengan film pocong perawan atau kuntilanak kesurupan dan lain-lain, saya tentu lebih memilih nonton Secret Garden di kosan. Atau daripada nonton sinetron putri yang tertukar, saya lebih memilih untuk nonton Family Outing atau Star King. Karena dengan kecanggihan teknologi, siaran-siaran di Korea bisa kita dapatkan di internet dengan gratis.

Budaya Kpop yang sudah mendunia ini tampaknya coba dipatahkan oleh dunia barat. Beberapa media dunia barat meremehkan budaya Korea dan tidak bisa mensejajarkan Kpop dengan Hollywood. Lagi-lagi barat mengingkari fakta yang ada. Barat tidak ingin Asia menjadi macan dunia. Setelah China mengambil alih ekonomi, Barat tentunya tidak ingin budaya Asia lebih mendominasi daripada budaya barat. Di AS, hak siar serial City Hunter yang diperankan oleh Lee Min Ho bahkan sudah diincar ketika serial ini masih tayang di Korea. Belum lama ini, SM Town (artis-artis yang dibawah naungan SM Entertainment) melakukan konser di Paris yang disebut dengan SM Town Paris 2011.

SM Town Paris digelar selama dua hari yakni tanggal 10 Juni 2011 dan 11 Juni 2011, hanya seminggu setelah SuJu konser di Indonesia. Saya iri dengan Paris, karena konser SM Town ini tidak hanya digelar selama sehari melainkan dua hari. Asal tau saja, konser selama dua hari di Le Zenith de Paris itu atas permintaan fans. Karena animonya cukup tinggi, hanya dalam 10 menit ribuan tiket ludes (kalau KIMCHI dalam waktu 15 menit tiket ludes). Para fans di Eropa membuat petisi supaya konser diperpanjang dua hari. Bahkan mereka juga menggelar demonstrasi menuntut hal yang sama di Musem Louvre.

Penikmat SM Town Paris 2011 itu tak hanya berasal dari kelompok Korea, melainkan juga kaum laki-laki dan perempuan Eropa dari beberapa negara seperti Jerman, Italia, Spanyol, Belgia, Belanda dan lain-lain. Konser yang dikunjungi lebih dari 8.000 penonton itu, hanya 2% merupakan orang Korea. Sisanya adalah penggemar dari belahan dunia lainnya. Konser SM Town Paris ini tentunya mengulang kesuksesan konser SM Town di Los Angeles, Amerika Serikat pada September 2010. Konser tersebut digelar bersamaan dengan Justin Bieber tapi pada faktanya pengunjung konser Justin Bieber lebih sedikit ketimbang konser SM Town. Hal ini tentu saja membuktikan bahwa animo Kpop di AS diterima dengan baik. Sedikitnya 15.000 penonton di LA menikmati aksi panggung Kangta, BoA, TVXQ/DBSK, SNSD, Shinee, f(x), Trax dan Zhang Li Yin. Setelah SM Town Paris, SM Entertainment telah memastikan akan menggelar konser SM Town di New York pada tahun ini. Pasti animonya tak kalah hebohnya dari yang lain.

Lee Soo Man sebagai salah satu tokoh penting dalam gelombang budaya Kpop ini mengatakan teknologi kebudayaan Korea akan dikembangkan dalam tiga tahapan. Pertama, mengekspor produk budaya Korea ke Luar Negeri. Kedua, memperluas jangkauan pasar melalui berbagai kerjasama dengan lembaga luar negeri. Dan terakhir adalah melokalisasi Kpop serta berbagai nilai tambah. Keunggulan konten Korea, ini selain harganya yang relatif murah juga berkualitas ketimbang konten dengan produk yang sama dari Barat (Harga untuk memiliki hak siar drama Korea lebih miring ketimbang serial barat). Tahun ini, Korea berambisi untuk mendapatkan pendapatan dari ekspor budaya Korea sebesar US$ 3,8 miliar (Rp 32,5 triliun). Jumlah ini lebih besar daripada nilai ekspor budaya Korea tahun 2007 sebesar US$ 1,4 miliar (Rp 12 triliun). Hanya dalam waktu lima tahun, nilai ekspor budaya Korea bisa tumbuh 170%.

Nilai itu, hanya sekedar berasal dari pendapatan ekspor budaya Korea. Budaya Kpop ini juga mampu mendatangkan pendapatan dari sektor wisata. Karena, dikenalnya budaya Kpop, banyak wisatawan dari berbagai negara berbondong-bondong ke Korea. Bahkan, harga tiket pesawat ke Korea tiap tahunnya naik 20%. Ini bukti bahwa permintaan pariwisata ke negara tersebut cukup tinggi. Bahkan untuk menarik wisatawan, Korea menggunakan 2PM untuk menyanyikan lagu "fly to seoul" sebagai jingle lagu pariwisata. Para penggemar yang suka dengan 2PM tentunya ada keinginan untuk berwisata ke Korea. Begitupun juga, setiap konser SMTown di manapun, selalu ada tema "visit korea year". Terbaru, Pemerintah Korea menunjuk Super Junior sebagai duta pariwisata. Suguhan terbaik Korea adalah Jeju. Indonesia memiliki berbagai tempat pariwisata yang lebih menarik dari Jeju , namun karena kurang dikembangkan menjadi sektor pariwisata kurang dilirik. Kalau saja, sektor pariwisata ini dikembangkan, infrastruktur dibenahi, Indonesia mampu mengandalkan pendapatan dari sektor pariwisata tanpa harus menggantungkan diri pada penerimaan migas sementara produksi minyak terus menurun.

Industri hiburan dan pariwisata di Korea sangat berkaitan erat. Lewat industri hiburan, Korea mengenalkan pariwisata. Lewat artisnya, Korea mampu mengeruk keuntungan dari sektor pariwisata. Beberapa kawan yang sudah pergi ke Korea, mereka ingin datang ke Korea ingin mengunjungi SBS, Inkigayo dan lain-lain. Memang, kalau kita melihat di industri hiburan di Korea, yang diperlihatkan adalah yang bagus-bagus. Apa salahnya? Bukankah bagus dan positif itu akan menjadi daya tarik sendiri.

Indonesia lebih memilih reality show yang memperlihatkan kelemahan orang lain dan terlalu termenyek-menyek. Sementara reality show Korea selalu memperlihatkan tempat-tempat bagus sehingga membuat kita ingin ke sana. Contoh misalnya running man. Terlepas dari reality show tersebut lucu, running man selalu mengambil settingan tempat yang memperlihatkan keindahan kota Seoul dan beberapa tempat lainnya. Misalnya di beberapa episode lokasi tempat yang diambil oleh Running Man adalah Times Square, Suwon World Cup Stadion, Gwacheon National Science Museum, Sejong Center for the Performing Arts, Seoul Museum History Gyeonghui Palace, Lotte World (tempat syuting Stairway to Heaven), Bahkan Seoul Central Post Office (kantor pos). Di Indonesia, reality shownya pasti memperlihatkan tempat-tempat yang membuat kita tidak ingin ke sana. Mungkin, saya memang bosan dengan industri hiburan tanah air yang cuma bisa memperlihatkan sedih, kejam, skandal, dan kekerasan. Aktivitas saya sudah berat, saya tidak butuh hiburan semacam itu yang akan membuat saya sakit kepala.

Setiap episode Running Man selalu menyuguhkan tempat bagus dan bersejarah serta berbeda. Padahal episode Running Man ini lebih dari 45 episode, ini berarti, ada lebih dari 45 tempat bagus di Korea. Bahkan lewat Running Man ini saya baru tau ada tempat di Korea Selatan yang bernama Petite France. Wilayah ini mengambil suasana seperti di Eropa abad pertengahan. Jadi buat yang belum pernah ke Eropa, bisa mampir ke tempat ini untuk melihat struktur bangunan yang hampir serupa. Di acara tersebut, juga ada mengambil setting di Seoul Metro Subway Yard memperlihatkan bagaimana teraturnya transportasi di Korea. Tanpa ada kemacetan seperti Jakarta, orang-orang Korea mampu menikmati transportasi publik yang aman dan nyaman. Mereka tidak perlu khawatir terlambat karena transportasi. Korea tidak hanya memiliki Sejong Center for the Performing Arts, Korea juga memiliki bangunan megah untuk pertunjukan opera dan lain-lain yang bernama Seoul Arts Center. Apalagi kalau melihat bandaranya, Incheon International Airport (Running Man episode 33), Bandara Soekarno Hatta kalah jauh dengan bandara Korea.

Bukan saya lebih mengelu-elukan Korea ketimbang Indonesia, saya ingin Indonesia belajar dari Korea. Belajar bagaimana infrastruktur dan fasilitas publik benar-benar dikelola dengan baik. Belajar tentang mencintai budaya sendiri dan tidak menganggap budaya barat adalah budaya superior. Belajar tentang bagaimana dari negara kecil di Asia mampu mewujudkan ambisinya menjadi negara dengan pusat kebudayaan. Padahal Indonesia kan memiliki keanekaragaman budaya dan pariwisata yang potensinya bisa dimanfaatkan. Negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura sudah berbenah soal pariwisata, kenapa Indonesia masih jalan di tempat. Pemerintah hanya sibuk mengurus subsidi bbm, listrik dan pertumbuhan ekonomi. Karena komoditas inilah yang bisa dijadikan komoditas politik untuk memperoleh kekuasaan. TDL tidak naik, harga bbm tidak naik dan kemiskinan berkurang. Tapi pariwisata terpinggirkan.

Uraian tersebut dari segi industri hiburan. Dari segi investasi, bisnis dan infrastruktur, Korea sudah mulai meniru Jepang. Saat ini, banyak perusahaan-perusahaan Korea untuk berekspansi di luar Korea. Karena mereka melihat pasar dalam negeri sudah penuh. Salah satu tujuan pasarnya adalah Indonesia. Banyak para chaebol Korea mulai melakukan investasi di Indonesia. Ekspatriat yang ada di Indonesia paling besar berasal dari Korea Selatan. Para ekspatriat ini datang ke Indonesia untuk berbisnis. Sekali lagi saya katakan, Indonesia menjadi pasar dan Korea menciptakan pasar. Kenapa kita tidak bisa sebaliknya. Di sisi ritel, Lotte Mart asal Korea juga mulai berekspansi menambah jumlah gerainya. Di dekat kosan saya di sekitar Fatmawati, dulunya bernama D'best sekarang sedang mulai dalam tahap renovasi menjadi Lotte Mart. Tahun ini, Lotte Mart ingin menambah empat gerai baru. Sehingga total yang dimiliki Lotte Mart sebanyak 23 gerai. Lotte Mart tidak hanya tersedia di Jakarta, melainkan di Sidoarjo, Bali dan Medan.

Dari sisi setrum, banyak perusahaan Korea yang ingin menjadi perusahaan EPC pembangkit setrum di Indonesia. Sebelumnya, Indonesia pasti menggunakan Jepang. Namun, Korea tampaknya juga ingin mengambil alih karena di Korea Selatan sudah penuh pasarnya. Proyek Cirebon Electric Power (pembangkit dengan kapasitas 2x660 mw), terdapat perusahaan Korea yang terlibat di dalamnya yakni Korea Midland Power Co. EPCnya juga berasal dari Korea yakni PT Doosan Heavy Industries. Direktur Perencanaan Teknologi PLN, Nasri Sebayang pernah mengatakan kualitas Korea tidak kalah bagus dari Jepang. Bahkan, PLN cukup terbuka untuk bekerja sama dengan perusahaan Korea.

Makin saya tahu Korea, makin saya kagum dengan negara kecil itu. Mungkin saya beralih untuk mengambil S2 di Seoul dari sebelumnya Eropa. Karena saya ingin belajar lebih banyak dari negara itu. Sudah waktunya Asia untuk unjuk gigi, bukan hanya AS dan Eropa. Asia bukan lagi macan ompong melainkan macan yang memiliki taring.

7.15.2011

Dream Come True

Enam bulan sudah terlewati pada tahun ini. Tak ada yang spesial kecuali tanggal 4 Juni 2011 dan 27 Juni 2011. Di bulan yang sama ketika usia saya menginjak 26 tahun, Tuhan memberikan kado yang indah. Tak di sangka-sangka,saya bisa bertemu dan melihat secara langsung aksi panggung Super Junior. Padahal sebelumnya, saya sudah putus asa tidak dapat melihat aksi panggung mereka sebab sudah kehabisan tiket. Namun, mendadak seminggu sebelum hari H ada kabar bahagia yang membuat saya bisa lihat aksi panggung secara live.

Saya baru menyukai Super Junior awal tahun ini, tetapi saya beruntung tidak perlu lama menunggu untuk bertemu dan bertatap muka langsung dengan Super Junior terutama Lee Donghae. Sementara, salah satu teman harus menunggu mereka lima tahun karena dia menyukai super junior sejak lima tahun lalu.

Konser dibuka dengan lagu "Bonamana" Teriakan histeris penonton di Istora Senayan Jakartapun mulai terdengar. Mendadak ruangan di Istora Senayan berubah menjadi biru sappire. Light stick warna biru sappire menghiasi Istora. Blue sappire adalah warna khusus untuk SuJu. Warna kesukaan saya dari awal adalah biru (ah, saya berjodoh dengan SuJu). LOL.

Ribuan penonton meneriakkan nama Super Junior tak terkecuali saya. Saking terharunya dan terbawa emosi, sayapun sedikit menitikkan air mata. "Tuhan terima kasih atas nikmatMu ini".

Lagu Bonamana memiliki arti tersendiri karena dari lagu ini sayapun mulai mengenal dan menyukai entitas Super Junior. Saya jatuh cinta kepada cara mereka menari. Lagu Bonamana cukup unik dan enak didengar ditelinga. Penontonpun ikut larut bernyanyi dengan Super Junior. Meski tanpa kapten Choi Siwon yang absen malam itu, Super Junior mampu membuata penonton malam itu histeris.

Lagu berikutnya yang dinyanyikan oleh Super Junior adalah No Other. Saya juga menyukai lagu ini. Meski temponya tidak secepat Bonamana, No Other cukup ramah di telinga. Di video klip No Other inilah pertama kalinya saya berpindah haluan dari Siwon kepada Donghae. Hummm.... Meski tak setampan Siwon, Donghae memiliki sorot mata sendu seperti anak kucing. Hehehe

Lewat video klip No Other inilah saya mampu membedakan antara Yesung dan Leeteuk. Maklum, saya butuh 3 hari 2 malam untuk menghafalkan ke-13 member Super Junior. Meski sudah pandai membedakan Yesung dan leetuk, saya masih kesulitan untuk mengenali Sungmin dan Heechul.

Di tengah lagu No Other, tiba-tiba Park Jung Su alias leeteuk menyapa penonton dengan mengucapkan "Assalammualaikum". Para penonton wanitapun histeris dan berteriak kencang. Sang leader mengucapkan salam bahasa arab dengan fasih. Duh, penggemar leeteuk pasti makin jatuh cinta. Leeteuk memang salah satu leader yang terkenal humble, ceria dan baik hati. Malam itu, Park Jung Su mampu membius penoton dengan pesonanya.

Setelah dua lagu itu, ada sedikit jeda waktu ketika personil Super Junior memperkenalkan diri. Malam itu yang hadir adalah Leeteuk, Heechul, Sungmin, Yesung, Donghae, Eunhyuk, Shindong, Kyuhun, dan Ryeowook. Selain itu ditambah lagi dengan anggota SuJu M yakni Henry dan Zhaoumi. Secara berurutan para anggota Super Junior memperkenalkan dirinya masing-masing.

Para ELF (Everlasting Friend/sebutan nama fans yang menyukai Super Junior) menyambut dengan antusiasi perkenalan tersebut. Diawali dengan Shindong kemudian Kyuhun. Beberapa member menyapa dengan menggunakan bahasa Indonesia "Apa kabar?".

Euhnyuk alias Lee Hyukjae, menyapa penonton dengan menggunakan bahasa inggris. "I'm georgous, you are so gergous,". Oh... So sweet. Si rapper ini paling kesulitan menggunakan bahasa inggris tapi khusus untuk malam itu, dia berusaha menghibur penonton dengan bahasa inggrisnya yang terbatas.

Tak lupa sang pujaan "Donghae" juga ikut membuat para ELF khususnya wanita single seperti saya klepek-klepek. Walaupun dengan susunan kata bahasa Indonesia yang kurang benar, Princes Fishy ini mampu membuat saya leleh. "Saya suka Indonesia gadis" kata Donghae. Alamak! Donghae abis ini ke KUA yukkk.... Kita kawin!!!! LOL

Diantara 12 anggota SuJu, harus saya akui kalau malam itu yang menjadi bintang adalah @Special1004. Setelah konser malam itu, penggemar abang leeteuk pasti akan bertambah. Abang leeteuk mampu menunjukkan dirinya sebagai kapasitas pemimpin yang cukup oke. Bagian paling favorit adalah ketika dia meneriakkan "assalammualaikum". Dalam khayalan, saya akan mengajari Park Jung Su baca syahadat dan diajak lari ke KUA. Hahahaha

Setelah sesi perkenalan, giliran SuJu M yang beranggotakan Donghae, Ryeowok, Sungmin, Eunhyuk, Kyuhun, Henry dan Zhoumi membawakan lagu "Super Girl" Suara kapten Siwon digantikan oleh suara Donghae.

Yuppp Super Girl, I'm really like that song! Diantara gaya rambut Donghae, saya paling suka di video klip Super Girl. Dengan rambut gondrong menggelombang, Saya bertekuk lutut padanya. hahahaha (lebay.com). Paling ga suka ketika Donghae ngecat rambutnya dengan warna blonde. Well, jujur saja: oppa kamu tidak cocok dengan rambut itu.

Setelah jingkrak-jingkrak dengan lagu Super girl, SuJu M menghibur penonton dengan single terbaru mereka yakni "Perfection". Untuk lagu ini, saya suka tapi bukan favorit, mungkin karena menggunakan bahasa mandarin. Saya lebih menyukai lagu SuJu M versi Korea bukan versi mandarin.

Setelah SuJu M, Kini giliran SuJu Trot hadir membawakan lagu "Rokugo". Berbeda konsepnya dengan SuJu M, untuk SuJu Trot ini, konsepnya adalah lucu. Untuk SuJu M, konsepnya adalah pria-pria dandy dan rapi. Di SuJu Trot, yang menjadi anggotanya adalah personil Suju yang lucu seperti Shindong, leeteuk, dan Eunhyuk.

Kemudian, lagu keenam atau lagu terakhir SuJu membawakan lagu Sorry-Sorry. Lagu ini adalah salah satu lagu terbaik SuJu. Tidak hanya berhasil memecahkan rekor dalam penjualan album, tarian Sorry-Sorry juga menjadi ciri khas. Aduh, sungguh gak terasa kalo pertunjukkan SuJupun berakhir. Sepertinya enam lagu masih kurang memuaskan dahaga para ELF. Tapi acara malam itu bukan konser tunggal SuJu. SuJu hanyalah bintang tamu pada acara KIMCHI 2011.

Pada tahun depan, Indonesia akan masuk menjadi daftar negara tujuan konser SuJu (Super Show 4/SS4). Aih, senangnya! Untuk pertama kalinya Indonesia masuk dalam daftar konser super show. Tahun depan, saya mau lihat mereka lagi!! Semoga ketika itu terjadi, saya masih bisa melihat Park Jung Su dan Kim Heechul. Sebab, kedua personil tersebut dalam waktu dekat harus menjalani wajib militer. Super Junior, I'm really like you a lot!!!

NB: udah pengen nulis dari waktu lama tapi masih belum ada kesempatan. Untuk mengusir rasa bosan, saya mencoba untuk melakukan hal lain.




6.20.2011

berdamai dengan perubahan

Sudah lama saya tidak mengupdate blog ini setelah tulisan terakhir tentang KIMCHI. Alasannya cukup sederhana karena kesibukan pekerjaan dan pekerjaan tambahan membuat saya tidak memiliki waktu untuk menulis yang lain selain berita. Kali ini saya ingin bercerita soal perubahan yang terjadi dalam kehidupan saya.

Ibarat drama korea yang memiliki puluhan episode, begitupun juga dengan kehidupan saya. Setiap tahun selalu saja terjadi perubahan, setiap tahun selalu penuh dengan babak baru. Dan setiap episode kehidupan selalu memiliki cerita dan makna tersendiri. Bedanya, kalau drama korea saya tahu kapan episode akan berakhir. Dalam kehidupan sebenarnya, saya tidak tahu kapan episode akan memasuki tahap akhir.

Memasuki tahun 2011, saya cukup optimis bisa melalui tahun ini dengan catatan Tuhan masih memberikan saya kesempatan untuk hidup. Kegagalan pada tahun sebelumnya sudah saya tinggalkan sebagai kenangan dan pelajaran. No regrets! karena waktu itu terus maju. Umur terus bertambah dan saya tidak mau terjebak dalam kenangan kosong yang semu. Sementara keberhasilan pada tahun sebelumnya membuat saya lebih mawas diri untuk tidak bersikap sombong. Obsesi dan ambisi tahun-tahun sebelumnya membawa saya ke tahun ini supaya bisa berbuat lebih baik lagi. Do the best! :D

Yang menjadi catatan saya, tahun 2011 terjadi fase perubahan yang signifikan dalam diri saya. Namun, perubahan-perubahan itu yang membuat hidup saya selama enam bulan pertama tahun ini lebih menarik daripada bayangan saya. Yup, saya sedang bosan dengan rutinitas selama ini. Libur dan cuti tak mampu menyembuhkan semuanya. Justru perubahan ini yang membuat kehidupan saya tidak bosan lagi.

Mulai dari keluarga. Menurut saya, terjadi perubahan dalam hubungan saya dengan keluarga. Saya sedikit menjauh dari ayah dan ibu. Ada alasan yang tidak bisa saya bagi, yang membuat saya sedikit menghindari mereka. Kalau dulu, saya selalu bercerita kepada ibu, untuk tahun ini volume percakapan itu jarang terjadi.

Namun, saya mulai tidak bertengkar dengan kedua adik saya. Kalau dulu saya selalu menganggap adik-adik saya adalah anak kecil yang harus diatur supaya tidak salah langkah. Kali ini saya ingin memberikan kepercayaan untuk mereka melangkah dan menjalani kehidupan. Saya ingin mereka memilih apa yang sesuai untuk mereka. Meski begitu, pilihan itu adalah pilihan dengan jalan kebenaran dan bukan jalan kesesatan.

Hubungan kami bertigapun lebih membaik dari hubungan-hubungan sebelumnya. Saya selalu bilang kepada mereka untuk pendidikan no satu, pacaran no terakhir. Karena masa depan mereka masih panjang. Saya ingin mereka bermimpi dan meraih mimpi tersebut. Saya mungkin keras dan disiplin terhadap mereka berdua, tapi saya ingin mereka lebih berhasil dari saya, memiliki karir dan kehidupan yang sukses. Dengan begitu, saya tidak perlu khwatir dengan mereka lagi.

Padahal, kalau diingat ke belakang, hubungan kami bertiga tidak pernah harmonis. Selalu bertengkar dan bertengkar. Rumahpun tidak pernah sepi. Kalau salah satu menangis, pasti salah satu berteriak. Bahkan, saya pernah merasa sungguh tidak enak memiliki adik, karena hanya menganggu. Untunglah, ibu saya cukup sabar menghadapi ulah kami bertiga. Sedangkan ayah saya selalu sibuk di kantor. Yah, maklum sebagai karyawan PLN yang selalu dicaci ketika byar pet membuat ayah saya sering kali di kantor ketimbang bersama keluarga. Ada gangguan sedikit saja, bisa-bisa semalaman ayah saya tidak pulang untuk memperbaiki kerusakan. Kadang, saya suka kesal dengan mereka yang memaki PLN. Setrum byar pet karena memang daya-nya tidak cukup, mau investasi PLN tidak punya uang karena tarif listrik yang murah meriah. Saya sebagai keluarga PLN merasa tidak enak memiliki ayah yang bekerja di perusahaan setrum plat merah. Kami jarang berlibur karena cuti cukup sulit, bahkan kadang ketika lebaran kami terpaksa tidak pulang kampung merayakan lebaran bersama keluarga besar karena ayah tidak mendapatkan jatah cuti alias kena giliran piket untuk membuat listrik menyala terus.

Hubungan saya dengan adik-adik saya mulai berubah ketika saya memasuki kuliah. Ketika SMApun saya masih bermusuhan dengan adik-adik saya. Jika diingat ke belakang, saya adalah kakak yang selalu bersikap egois dan menang sendiri. Maklum, anak pertama dan selama lima tahun pertama saya selalu dimanja. Apapun yang saya inginkan, pasti selalu dikabulkan oleh orang tua saya. Ketika saya memiliki adik pertama, sikap saya benar-benar memusuhi keluarga saya. Apalagi ketika itu, saya tiba-tiba dibuatkan kamar sendiri dan lebih sering bersama dengan pembantu. Sedangkan ayah sibuk bekerja dan ibu saya sibuk dengan bayinya. Begitupun juga dengan perhatian keluarga yang lain lebih kepada adik saya. Sedangkan saya selalu merasa terpinggirkan. *lebay.com*

Kondisi ini masih belum berubah, ketika saya mulai dewasa. Bahkan rasa iri saya makin bertambah. Karena orang tua selalu bersikap tidak adil. Hanya karena kondisi fisik adik saya yang lemah membuat orang tua saya selalu menuruti apa yang dia inginkan. Sedangkan untuk saya, saya harus berprestasi bagus lebih dahulu di sekolah baru diberikan hadiah. Orang tua lebih bersikap keras mendidik saya ketimbang kedua adik saya. Karena mereka beranggapan saya adalah anak pertama yang harus bisa menjadi panutan dan pemimpin untuk kedua adik saya.

Meski saya bersikap kejam terhadap adik saya, mereka berduapun kadang menerima. Bahkan mereka masih bisa bersikap baik terhadap saya. Aghhh...bukan masa-masa yang indah. Saya selalu merasa bersalah ketika mengingat hal itu terjadi. I'm not a good sister! Untungnya, orang tua saya tidak pernah menyerah dalam mendekatkan kami. Orang tua saya selalu mencari cara untuk membuat saya dekat dengan mereka. Entah itu selalu membelikan baju kembar, berbagai kamar atau menugasi saya untuk menjaga adik-adik saya ketika orang tua saya pergi. Fiuh, menjadi anak pertama dan kakak itu sulit.

Di ingkungan pekerjaan. Terjadi perubahan yang cukup besar buat saya. Well, desk saya masih tetap kompartemen energi dan ngepos di energi. Namun, pada awal tahun ini, banyak karyawan-karyawan dan teman-teman saya yang keluar berjamaah dan eksodus ke koran tetangga karena tidak puas dengan kebijakan kantor. Salah satunya adalah teman tandeman saya di energi, redaktur saya yang paling cerewet namun mengajari saya banyak hal dan juga teman nongkrong sekaligus redaktur saya.

Ketiga orang itulah yang membuat perubahan besar buat pekerjaan saya. Pertama, teman tandeman di energi membuat saya mengenal lingkungan baru. Saya lebih banyak berinteraksi di energi ketimbang di kementrian BUMN. Kalau dulu, saya cover berita energi berdua dengan dia, saat ini saya sendirian. Tak ada teman curhat dan teman berbagi ketika mendapat tugas-tugas aneh bin ajaib. Well, kadang kala saya merindukan kerjasama tersebut.

Kemudian redaktur saya. Memang ia adalah orang yang paling cerewet dan paling detail. Kadang sayapun dibuat kesal oleh pertanyaan-pertanyaannya. Tetapi justru dari dialah saya belajar banyak hal mulai dari cara memilih angel yang benar, melontarkan pertanyaan yang tepat kepada narasumber dan menembus narasumber. Dia termasuk redaktur yang memberikan solusi ketika menemui jalan buntu bukan tipe redaktur yang lepas tangan. Dulu, ketika saya masih bersama dia di desk nasional, dia mampu membuat saya sebal. Bagaimana tidak, dalam sehari saya harus menempuh perjalanan Dephut-DPR-KPPU (Juanda)-Deptan (Ragunan) dan kantor (Kebayoran Lama) --> rute yang bisa bikin orang stres apalagi ketika itu saya masih memakai transportasi umum. Membelah jalanan jakarta dengan transportasi umum bisa memperpendek umur.

Yang membuat saya paling shock adalah teman nongkrong sekaligus redaktur saya juga memutuskan untuk keluar dari kantor dan pindah ke salah satu wire asing. Saya sedih dengan kepergiannya, tapi apa boleh buat. Setiap orang itu memiliki pilihan. Bagaimanapun saya harus belajar untuk beradaptasi dengan perubahan. Hingga suatu saat sayapun bilang kepada diri saya sendiri: So what kalau berubah? Pilihannya adalah berjalan maju atau jalan di tempat. Dan sayapun memilih untuk berjalan maju. Melawan perubahan hanya akan menghabiskan waktu.

Kemudian untuk urusan asmara, perubahan paling nyata adalah saya bisa berdamai dengan luka. Setelah membutuhkan waktu bertahun-tahun, akhirnya sayapun menyerah. Saya setuju dengan anggapan bahwa waktu akan menyembuhkan segalanya. Bagi saya seorang cancer selalu membutuhkan waktu lama untuk sembuh jika menyangkut urusan hati. Karena kami kaum cancer selalu lebih menggunakan hati daripada logika. Dan ketika tersakiti, seperti kepiting, cancer akan mencapit dan membuat pertahanan diri meski benda asing itu tidak bermaksud menyakiti.

Perubahan paling menarik dan paling tak disangka adalah saya sangat addicted dengan pria-pria Korea. Entah sejak kapan, tapi bukan hanya kepincut dengan drama, saya mulai menyukai kpop. Sejak dulu, saya menyukai drama korea. Pertama kali melihat winter sonata dan endless love, saya sangat menyukai drama korea. Meski saya juga menyukai beberapa drama Jepang (khususnya yang main om takuya kimura dan mas hideaki takizawa). Saya menyukai drama korea dan jepang sejak kelas 1 es-em-pe.

Dengan berkolaborasi dua wartawan penggila drama korea lainnya, sayapun dengan mereka mulai mengunduh drama korea terbaru setiap episodenya. Setiap hari, dimanapun asal ada wi-fi pasti episode-episode drama korea selalu bisa terkumpul. Paling menyenangkan ketika di DPR, karena saya setiap harinya bisa terkumpul minimal 3 episode. Sambil mendengarkan rapat yang membosankan, saya memulai aktivitas yang menyenangkan. Bahkan, saking kencengnya wifi saya mampu mendengarkan radio streaming korea yang memutar lagu-lagu korea terbaru.

Aliran musik saya juga sudah mulai berubah. Tadinya penyuka lagu barat, kini laptop, mp3 semuanya penuh dengan koreanpop. Setiap waktu dan setiap saat, saya selalu mendengarkan musik-musik korea. Selera saya terhadap beberapa lagu barat sudah hilang. Diantara penyanyi Korea yang seabrek saya paling menyukai Super Junior, TVXQ/DBSK dan Big Bang. Super Junior adalah pertama kali saya jatuh cinta dengan koreanpop. Karena merekalah, saya memutuskan untuk membuat twitter. Setiap member Super Junior memiliki twitter mereka sendiri. Aih, alasan yang konyol mengingat sebelumnya saya adalah orang yang anti twitter.

Puber kedua mungkin itu istilah yang paling tepat buat saya saat ini. Kenapa puber kedua, karena ngefans dengan artis, menggilai tiap lagunya bahkan ingin mengkoleksi poster dan marchandisenya adalah hal yang saya tinggalkan sejak beberapa tahun lalu. Saya berhenti ketika memasuki bangku kuliah. Sudah tidak ada lagi poster Backstreet Boys dan Raul Gonzales yang bertengger di dinding kamar saya. Bahkan, saat ini saya tidak tahu kemana semua barang koleksi saya mulai cassette, CD, poster, foto, dan majalah-majalah yang memuat story soal mereka. Terakhir, saya menemukan tumpukan poster itu di gudang (lima tahun lalu/2005).

Dan paling parahnya, saya merasa enjoy dan tidak malu memberitahu kepada semua orang saya menyukai pria-pria itu. Padahal, streotipe pria-pria korea seperti manekin atau terkesan melambai karena suka dandan dan oplas. Setidaknya saya tidak bersikap fake. Ah, apapun itu, saya tetap menyukai mereka. Selain musik, drama, sayapun mulai merambah ke acara-acara reality show di korea, mulai dari star king, family outing, star king, we've got married, intimates notes, mystery six, idol army, dll. Youtube dan modem adalah teman setia saya ketika mengumpulkan kepingan demi kepingan korea tersebut. Bahkan, saya termasuk beruntung, karena mimpi sayapun terwujud. Tidak perlu menunggu tahun depan dan di negara tetangga untuk melihat aksi panggung Super Junior. Tepat pada tanggal 4 Juni 2011, saya bisa menyaksikan aksi live mereka.

Hobi baru saya ini membuat saya menambah teman, tentunya mereka-mereka yang juga penyuka Korea. Ah, di komunitas korea itulah saya belajar soal loyality, kesungguhan dan fokus. Saya benar-benar kagum dengan kesungguhan mereka para fans untuk artis. Meski kadang beberapa tindakan mereka menurut saya terlalu ekstrem. Saya beruntung karena sahabat-sahabat terdekat saya mendukung saya. Mereka tidak mengolok-olok saya menyukai pria-pria hanguk ini. Tidak seperti ada beberapa orang yang menganggap saya aneh, karena menyukai pria seperti mereka. Ah, suara-suara sumbang yang tidak saya pedulikan.

Saya menyukai perubahan ini. Dengan berdamai dengan perubahan, saya akan menikmati hidup, Seperti kata seorang teman: untuk sekali seumur hidup kadang kala berbuat sesuatu yang lain itu menyenangkan. Kalau hidup kita flat, mungkin udah saatnya untuk membuat space dan perubahan. Buat kalian sahabat-sahabat tersayangku, semoga kalian juga mengalami perubahan yang sama sepertiku. Perubahan untuk menuju yang lebih baik. Jangan pernah lelah ataupun menyerah! Kalau hidup sudah membosankan, carilah cara untuk membuat hidup itu menyenangkan. Jaga kesehatan ya neng!

4.24.2011

Reuni Kecil

Sabtu pagi yang cerah, saya pergi mengunjungi rumah mba Nani. Jalanan Jakarta yang lengang membuat saya mampu menempuh jarak Fatmawati-Setu Babakan hanya dalam waktu 15 menit. Asik, kalau saja Jakarta seperti ini setiap hari. Ini kan long weekend, pasti para penghuni Jakarta yang sudah sibuk lelah dengan aktivitas kantor pergi berlibur dengan keluarga ke Puncak. Bisa saya bayangkan antrian jalan ke Puncak. Status TMC Polda pasti jalanan menuju puncak adalah padat merayap.

Yah, sudah lama saya tidak bertemu dengan mba Nani. Semenjak kepergiannya ke Jerman untuk menuntut ilmu. Padahal, dulu hampir tiap hari kami selalu bertemu karena kami teman satu lapangan peliputan.

Hwa, ternyata sampai di rumah mba Nani, saya harus menunggu karena mba Nani dengan pria perancisnya [mas emilio] pergi untuk berbelanja. Fiuh, untung hanya menunggu 15 menit di depan teras rumahnya. Tapi buat saya, 15 menit itu cukup lama karena panas, berdebu dan tidak ada pria ganteng satupun yang lewat atau nangkring di depan rumah Mba Nani. Well, lain kali kalau menyuruh saya menunggu, jangan lupa menyediakan pria ganteng tinggi dan berkulit putih. Setelah itu, pasti emilio bakal berkata, "Di Glodok atau Mangga dua banyak stok tuh cowok kaya gitu!"

Sekilas tentang mba Nani. Saya mengenalnya (lupa kapan persisnya) ketika saya masih di desk nasional. Saya kenal dengan dia karena kami pernah sama-sama meliput di gedung yang katanya rumah rakyat itu dan kementrian plat merah. Buat saya, dia adalah wartawan senior yang patut dikagumi. Semangat '45-nya harus ditiru oleh wartawan-wartawan muda saat ini. Buat saya, dia bukan hanya seorang teman dan sahabat. Tetapi dia seperti seorang kakak yang tidak pernah saya miliki ataupun seorang ibu yang sering mengomeli saya, "Cepat kawin phen! Kawin itu enak. Jangan ntar-ntar, keburu tua lo! Sana cari pacar!". Omelan yang sama dengan ibu kandung saya.

Saya ingat, ketika saya masih menjadi carep di salah satu koran ekonomi kami selalu pulang ke kantor bersama. Dengan menggunakan kopaja 502 dan angkutan M09 [tanah abang-kebayoran lama]. Maklum, karena kami sama-sama satu liputan dan satu grup [kantor yang berdekatan] membuat kami selalu pulang bersama. Dia adalah teman seperjuangan saya dalam menikmati macetnya kawasan tanah abang hingga palmerah. Masa di mana saya belum menggunakan motor dan masih mengandalkan transportasi umum.

"Phen, hari ini kita masak sop ya pake jamur, ayam dan telur puyuh," kata Mba Nani.

Hummm...nyummmy pasti terasa enak. Apalagi dengan kondisi perut lapar belum sarapan. hehehe... Telur puyuh dan jamur, sound is good. Saya sangat menyukai telur puyuh dan jamur. Di dapur miliknya, kami bercerita banyak. Mulai dari kisah saya hingga kisah dia ketika di Jerman. Alih-alih membantu mba Nani masak di dapur, saya justru ngemil telur puyuh matang yang seharusnya buat sop. Sementara mas emilio mengulek lombok, mba Nani meracik bumbu, saya hanya melihat dan mengganggu mereka [Dasar tamu yang tidak sopan!]. Wah, saya sungguh iri dengan kekompakan mba Nani dengan pria perancisnya. Kalau saya menikah, saya ingin seperti mereka.

Topik yang sama muncul kembali. "Phen, cepet kawin! cari pacar!," Tapiiii kali ini bukan mba Nani yang menyuruh saya untuk cepat-cepat menikah. Mas Emilio ikut-ikutan menyuruh saya untuk cepat-cepat menikah. "Menikah itu enak koq!" kata mas emilio. Sayapun menjawab, "Nanti kalau ada pria yang tepat mas. Pria yang gak repot, enak diajak sebagai partner,".

Kemudian, sop ala mba Nani sudah matang. Hummm...nyummmyyyy perut saya sudah lapar. Tapi dua makhluk lain yang saya tunggu belum muncul juga. Mereka adalah Nana dan Vega. Hari Sabtu [24/4] kami bertiga sepakat untuk berkunjung ke rumah Mba Nani. Ternyata mereka masih menunggu kereta. Karena menunggu mereka lama, kami bertiga pun (saya, mba Nani dan mas Emilio) makan duluan.

Tak lama kemudian, ternyata Nana dan Vega sudah di stasiun UI Depok. Saya dengan mas Emilio menjemput putri-putri ayu itu di stasiun. Saya membonceng vega sedangkan mas emilio membonceng Nana. "Wah, mestinya gw yang dibonceng ama emilio jadi kaya bapak dan anak," kata Vega. (Jadi maksudnya apa nih neng, kalo Nana dibonceng ama emilio???)

Akhirnya, kami berempat bisa berkumpul kembali. Sepertinya sudah lama sekali kami tidak berkumpul seperti ini. Bahkan, saya juga jarang bertemu dengan nana atau vega. Dulu, kami berempat satu desk tapi saat ini kami berbeda desk. Kesibukan bekerja membuat kami sulit untuk menentukan kecocokan waktu untuk bertemu.
Saya sangat merindukan kebersamaan ini. Kamipun bercerita, bercanda dan saling meledek satu sama lain. Hahahaha...

Hingga suatu waktu mba Nani berceletuk, "Wah, kalian ini harus dipisah! Kalau ga gitu kalian bakal selamanya single. Masa bertiga sama-sama jomblo!,". Duh, gagasan yang cukup aneh sebenarnya. Apa hubungannya jomblo dengan pertemanan kami bertiga??

Di rumah, kami menonton dvd hingga gosip. Tak disangka ternyata vega selain update soal kilang migas, dia juga update soal gosip selebriti. Parahnya, ternyata vega tau jadwal Ariel Peter Pan muncul di salah satu acara di salah satu stasiun teve swasta. ck...ck...ck... salut buat neng Vega. Pembicaraan kamipun melebar soal KD hamil 4 bulan, kawin lari tommy kurniawan hingga kasus arumi bachsin. "Sudah cukup senin-Jumat membaca kontan online mba. Sabtu dan Minggu adalah gosip," kata Vega.
Bosan dengan tayangan telivisi, kami berjalan ke arah belakang rumah mba Nani. Kamipun berjalan kaki. Kemudian Nana membawa tas kecilnya yang berisi payung. Namun, ada sedikit konflik terkait dengan tas kecil itu.

"Lo bawa apaan sih Na?" kata Vega

"Payung, takut ntar kalau hujan!" jawab Nana.

"Duh, Payung aja. Sini gw bawa payungnya, ngapain pake tas. udah kaya debt collector aja!"

Hahahahaha ---> meski kemudian, Nana masih membawa tas debt collectornya.

"Eh, sekarang ***IB*** udah ga pake debt collector tapi pake santet," celetuk mba Nani.

"Hah, seriusan mba Nan?" ---> Bodohnya kami bertiga mempercayai cerita mba Nani.

"Iya, kan kemarin gw abis liputan itu. Jadi kalau lo ga bisa bayar langsung di santet,".

OMG!!

Di belakang rumah, ternyata sudah disulap menjadi danau dan ada jembatan. Padahal tadinya, itu adalah jalanan yang dipenuhi dengan sampah. Pemandangannya cukup bagus, kamipun mengambil foto di jembatan itu. Idih, Norak ya! Tapi gak apa-apa, hasil fotonya bagus koq, bisa dipajang di facebook. Lumayan buat ganti foto profil.
Awalnya, saya tak mau bergabung dengan Nana dan Vega untuk berfoto di atas jembatan. Melihatnya saja sudah ngeri! "Ga mau ah, Tuh lihat jembatannya goyang-goyang. Gw udah takut ketinggian, dibawahnya masih ada air. Gw kan ga bisa renang mba, kalau jembatannya putus gimana?" kata saya parno!

Namun, melihat mereka berdua asyik berfoto, sayapun ingin ikut juga! ---> dasar labil!Kamipun foto bertiga di jembatan itu meski saya dengan perasaan takut. Ketika saya mengambil foto sendiri, si abege labil alias vega dengan ulahnya menggoyang tali jembatan sehingga jembatan itu semakin bergoyang.

"Neng!!! awas lo! Eh, gw turun deh!" kata saya. Bukannya kasihan dengan rasa takut saya, neng Vegapun semakin menjadi menggoyang tali jembatannya. Duh, dasar abege labil.

Ga terasa, waktu sudah semakin sore. Neng Vegapun harus kembali ke Bogor. Kemudian, saya kembali mengantarnya ke stasiun UI depok. Selepas magrib, Saya bersama Nana, pulang ke arah Jakarta dengan motor. Mengantarkan nana ke kosannya di Kebon Sirih baru kembali pulang ke arah Fatmawati. Dalam perjalanan saya dari Kebon Sirih-Fatmawati, ketika di Senayan hujan (tidak deras juga tidak gerimis). Haduh, padahal tinggal bentar lagi! Alhasil, saya basah kuyup. Yah, meskipun saya basah kuyup kehujanan, saya sangat menikmati hari ini. Karena, basah kuyup kehujanan tidak sebanding dengan tawa yang saya dapatkan pada hari ini. Terima kasih ya Mba Nani dan Mas Emilio yang bersedia kami obrak abrik rumahnya. Terima kasih kepada Nana dan Vega yang bersedia meluangkan waktunya untuk berkumpul bersama. Kapan nih ada kaya begini lagi????