2.05.2010

Love my camphus so much

Pertemuan singkat dengan teman kuliah beberapa hari lalu membawa saya kepada kenangan 7 tahun lalu saat pertama kali saya menginjakkan kaki di Universitas Jember. Meski sebentar, tetapi sedikit bisa mengobati rasa kangen saya. Karena bagaimanapun, mereka yang menemani saya selama 4 tahun.

Senang rasanya mendengar cerita teman-teman bahwa semuanya sudah meraih sukses dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang menjadi reporter sebuah tv swasta, ada yang bekerja di bank baik bank bumn maupun bank swasta besar lainnya, bahkan ada seorang teman yang mencoba mencari peruntungannya di dunia hiburan dengan cara casting di sana-sini. Bahkan banyak dari mereka yang melanjutkan sekolah S-2. Yah, apapun bentuk kerja keras mereka, saya berdoa semoga kesuksesan selalu menimpa mereka.

Saya sendiri cukup bersyukur dengan apa yang saya jalani saat ini. Meskipun, apa yang saya jalani jauh dari mimpi dan idealisme saya ketika masa kuliah. Menginjakkan kaki di kampus Fisip Unej, tekad saya cukup besar waktu itu untuk menjadi diplomat. Tapi, Tuhan belum memberikan jalan itu kepada saya. Masuk dan mengikuti tes Departemen Luar Negeri cukup sulit, sudah dua kali tes saya jalani, tapi dua kali kegagalan menimpa saya.

Selain kenangan teman-teman satu kelas, satu kampus. Kenangan lain yang saya rindukan adalah kenangan bersama teman-teman satu gank saya. Kami berdelapan, 4 cowok dan 4 cewek dengan jurusan yang berbeda-beda sering menghabiskan waktu bersama. Perkenalan pertama terjadi ketika masa-masa penataran. Dan itu terus berlanjut hingga akhir semester. Namun, masalah itu datang ketika salah seorang diantara kami jatuh cinta pada salah seorang lainnya. Apalagi ketika cinta itu bertepuk sebelah tangan. Belakangan, saya mengetahui alasan bertepuk sebelah tangan tersebut. Karena salah seorang itu jatuh cinta kepada saya. Persahabatan yang tadinya erat mulai retak karena cinta.

Apakah memang benar, laki-laki dan perempuan tidak bisa bersahabat? Saya tidak tahu persis. Karena saya juga memiliki dua sahabat laki-laki sejak SMU tapi tak ada cinta diantara kami. Namun, saya juga mempunyai sahabat laki-laki sejak SMP yang jatuh cinta kepada saya. Saat ini, saya masih berhubungan baik dengan sahabat SMU saya. Tapi tidak dengan sahabat SMP saya. Aggghhhh....karena itulah saya benci ketika ada cinta dalam persahabatan. Karena itu akan merusak segalanya.

Diantara ke-tujuh orang tersebut, saya sangat dekat dengan mama dan wika. Saya memanggilnya dengan sebutan nama mama karena dia cukup bijaksana. Kami bertiga selalu pergi bersama, kecuali ketika berkencan. Saya sangat merindukan mereka berdua. Lucunya, pernah ada yang mengira bahwa kami bertiga adalah lesbian. Bertambah lucu ketika, orang yang mengira kami adalah lesbian, kemudian menjadi pacar saya yang sekarang sudah menjadi mantan.

Kami bertiga saling mendukung satu sama lain. Bahkan ketika sama-sama skripsi kami saling membantu. Suatu ketika pernah muncul masalah yang cukup besar yang menimpa salah satu diantara kami, tapi kami bertiga masih berdiri berdampingan untuk memberi dukungan. Kami bertiga, saling memberikan bahu ketika ada yang menangis. Dan kami bertiga saling mengingatkan jika ada yang berbuat salah.

Saya merindukan itu semua, saya merindukan bahu mereka, saya merindukan canda tawa mereka. Saya merindukan saat-saat kami hunting makanan baru. Dan saya rindu berjalan-jalan dengan mereka. Sekarang, mereka sudah menikah dan punya kehidupan masing-masing. Tentunya, mereka sudah tidak sebebas dulu untuk saling berbagi dalam senang dan duka.

Satu orang lagi yang saya rindukan adalah sahabat saya satu kelas di kampus. Beberapa teman kami menyebut kami berdua adalah kembar dempet. Karena dimanapun ada saya, selalu ada eka, sahabat saya itu. Dan apakah kebetulan atau memang jodoh, kami berdua satu kelompok KKN. Padahal pemilihan kelompok KKN dipilih secara acak. Entah kenapa, diantara semua teman dan sahabat saya, Eka yang paling saya rindukan. Saat-saat senang dan sedih kami lalui bersama. Saat ketika saya mendampinginya dari ayahnya yang masuk RS hingga meninggal dunia. Sedikit darah saya tidak bisa membantu ayahnya untuk bertahan hidup.

Yang membuat saya sedih, saya lulus dan pergi dari Jember. Kemudian merantau di Jakarta. Tapi dia masih sibuk mengerjakan skripsi. Skripsi yang selama dua tahun belakangan belum kelar dia jalani. Saya sedih karena dia menolak bantuan saya untuk membantunya mengerjakan skripsi. Padahal, ketika saya skripsi, dia juga membantu saya. Kami mengambil kelas kuliah bersama, mengambil seminar pada semester yang sama dan mengerjakan skripsi pada saat yang bersamaan. Alasannya, dia tidak ingin mengganggu saya yang sedang berusaha untuk mencoba menata karir. Dialah eka, sahabat terbaik saya. Saya berharap dia bisa sembuh dari luka hatinya. Saya berharap dia bisa segera bangkit dari keterpurukan akibat ditinggalkan.

Kampus, memang tempat yang menyenangkan. Banyak kenangan-kenangan yang saya jalani semua. Dan saya ingin mengulang kenangan itu lagi. Kampus, tempat untuk menciptakan mimpi dan meraih mimpi.

2 komentar:

sendal jepit mengatakan...

pertamax is the best ! good posting. campus in memorian ..

sang petualang mengatakan...

thank yuuu...
campus is the best place, I ever had...