4.12.2009

Jumlah Investor Ritel Bursa Merosot Drastis

KONTAN, Investasi, 06 April 2009

JAKARTA. Pasar modal Indonesia semakin sepi. Gara-gara krisis keuangan global, nilai transaksi di bursa saham turun. Bukan cuma itu, jumlah investor ritel alias investor perorangan juga berkurang.

Penurunannya cukup besar, mencapai 41,67%. "Oktober 2008, jumlah investor ritel 300.000 orang. Maret lalu, jumlah investor ritel menyusut jadi 175.000 orang," beber Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan, Jumat (3/4).

Pasar saham yang masih bergejolak menjadi pendorong investor ritel hengkang dari pasar modal. Mereka beralih mencari keranjang investasi yang lebih aman atau memegang uang kontan.

Selain faktor tadi, jumlah investor ritel berkurang akibat kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia makin tipis. Maklum, belakangan meletup banyak kasus yang merugikan investor. Belum lagi, ada kesan otoritas bursa lebih banyak melindungi kepentingan emiten dan pemodal besar ketimbang melindungi investor kecil.

Otoritas bursa mestinya lebih tegas menegakkan aturan guna memulihkan kepercayaan. "Broker sudah aktif, sayang tidak ditopang regulasi yang jelas," keluh Haryajid.

Memang, kontribusi investor ritel terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cuma 25% dan sisanya sumbangan pemodal institusi kelas kakap. Toh, berkurangnya investor ritel ini tetap menekan IHSG dan mengurangi likuiditas pasar.

Agar hal ini tidak berlarut-larut, Direktur Utama Bhakti Securities Agustinus Wishnu Handoyo menyarankan Bursa Efek Indonesia (BEI) mendiversifikasi produk. Saat ini, hampir 90% nilai transaksi pasar modal ditopang perdagangan saham. Jika ada diversifikasi produk, investor akan masuk lagi ke pasar modal.

Fitri Nur Arifenie, Sholla Taufiq

Tidak ada komentar: