3.23.2009

Obligasi, Amankah??

Pasar Obligasi korporasi pada tahun kerbau ini sangat bergairah. Buktinya, hingga kuartal I/2009, total nilai obligasi yang diterbitkan oleh korporasi mencapai Rp 4,25 triliun. Padahal target Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009 ini sekitar Rp 10 triliun hingga Rp 15 Triliun. Pada kuartal I/2009, ada 8 perusahaan yang berencana untuk menerbitkan obligasi.

PT Astra Sedaya Finance berencana untuk menerbitkan obligasi Rp 600 miliar dan PT Matahari Putra Prima Tbk sebesar Rp 500 miliar. Selain itu, ada PT Federal International Finance sebesar Rp 600 miliar dan PT Indomobil Finance sebesar Rp 500 miliar. Kemudian ada PT Danareksa Sekuritas (Perseroan) sebesar Rp 300 miliar. Masih ada tiga perusahaan lagi yang berencana untuk menerbitkan obligasi sebesar Rp 1,75 trilun.

Ketiga perusahaan itu adalah PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) yang berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp 750 miliar, PT Summit Oto Finance (Rp 500 miliar), dan PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (Rp 500 miliar). Ini masih belum obligasi Bank Ekspor yang akan diterbitkan sebesar Rp 2 triliun ataupun rencana PT Indofood Sukses Makmur dan juga PT PLN (Persero) yang juga berniat menerbitkan obligasi.

Tampaknya perusahaan memang lebih memilih untuk mengeluarkan obligasi daripada melakukan pinjaman ke bank di situasi dan kondisi seperti ini. Perusahaan juga melihat, banyak investor yang lari dari saham dan memilih obligasi.Apalagi imbal hasil (yield) obligasi sangat tinggi sehingga menarik minat investor untuk berinvestasi di jenis ini.

Lalu bagaimana dengan prospek investasi jenis ini bagi investor. Secara keseluruhan prospek investasi di instrumen masih sangat menjanjikan. Dengan BI rate yang cenderung turun dan target inflansi yang diperkirakan single digit di kisaran 7 hingga 8 persen membuat investasi jenis ini masih menjadi pilihan utama.

Meskipun pada tahun depan ada kemungkinan harga obligasi akan semakin naik dan imbal hasil menurun, tapi investasi jenis ini cenderung lebih aman ketimbang investasi dalam bidang saham. Karena situasi di pasar modal yang tak menentu dan masih belum bisa dipastikan kapan situasi global akan membaik. Bagi investor yang tidak berani mengambil resiko, investasi ini jenis ini menjadi alternatif yang menarik.

Tapi, investasi jenis ini juga ada resikonya. Pertama, bagi investor harus mengantisipasi adanya resiko gagal bayar (default risk) seperti yang menerpa pada obligasi Mobile-8 (fren). Fren tidak mampu membayar bunga obligasi karena kesulitan keuangan yang menerpa Fren. JIka hal ini terjadi, tentunya investor-lah yang akan merugi. Untuk itu, sebaiknya investor melihat peringkat obligasi yang diterbitkan oleh pefindo.

Resiko Kedua adalah pembelian kembali (call risk). Ada beberapa jenis obligai yang memiliki feature call, di mana perusahaan penerbit memiliki hak untuk membeli kembali (buy back) obligasi yang Anda pegang atau Anda miliki pada harga tertentu (call price), sebelum obligasi tersebut jatuh tempo. Hal ini biasa dilakukan oleh perusahaan penerbit saat tingkat suku bunga di pasar turun menjadi lebih rendah dari tingkat pembayaran kupon (coupon rate). Selanjutnya perusahaan penerbit akan menggantikan obligasi baru dengan tingkat kupon yang lebih rendah dari obligasi yang telah ditarik (call).

Keempat, risiko nilai tukar mata uang (exchange rate risk). Nilai kupon atau arus kas yang Anda terima akan sangat berpengaruh dengan perubahan nilai tukar rupiah. Masih ada beberapa risiko yang berkaitan dengan obligasi seperti risiko likuiditas. Dalam hal ini kesulitan untuk menjual kembali obligai pada harga pasar mungkin saja terjadi. Bila Anda tiba-tiba membutuhkan dana dalam jangka pendek maka tingkat likuiditas atau risiko likuiditas ini dapat menghambat Anda untuk memperoleh dana dalam waktu singkat.

Nah, bagi anda yang ingin berinvestasi di jenis ini lebih baik anda pertimbangkan dulu secara matang. Meskipun tergolong aman, tapi investasi obligasi harus dilihat secara keseluruhan. Anda harus teliti dalam memilih obligasi perusahaan. Karena kondisi keuangan perusahaan juga ikut memberikan pengaruh bisa tidaknya mereka membayar obligasi.

Jadi, selamat mencoba....

Tidak ada komentar: