3.09.2009

Pasar Obligasi Korporasi Mulai Membaik

KONTAN, Investasi, 26 Februari 2009

JAKARTA. Pasar obligasi korporasi mulai bergairah. Sampai saat ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menerima permohonan penerbitan obligasi senilai Rp 1,9 triliun.
Semua obligasi tersebut bakal terbit di semester satu 2009. BEI pun optimistis target penerbitan obligasi sepanjang 2009 sebesar Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun bakal tercapai. "Kami berharap penjualan obligasi bisa meningkat pada semester dua 2009," ujar Direktur Fixed Income, Derivatif, Keanggotaan, dan Partisipan BEI Guntur Pasaribu, kemarin (25/02).

Guntur bilang, ada empat perusahaan yang sudah mendaftarkan penerbitan obligasi mereka. Di antaranya adalah PT Danareksa (Persero) yang akan melego obligasi Rp 300 miliar. Perusahaan sekuritas milik negara ini akan menggunakan dana obligasi itu untuk menambah modalnya.

Setelah itu, ada PT Astra Sedaya Finance yang berniat menerbitkan obligasi sebesar Rp 600 miliar. Dananya akan digunakan untuk meningkatkan pembiayaan otomotif.
Berikutnya, ada PT Indomobil Finance Indonesia yang akan menerbitkan obligasi senilai Rp 500 miliar. Indomobil akan memakai dana itu untuk modal kerja, pembiayaan konsumen, dan pembiayaan kembali pinjaman bank.

Selanjutnya, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) akan menjual obligasi Rp 500 miliar. Perusahaan ritel ini berniat menggunakan duit obligasi untuk membayar utangnya atau refinancing.

Berkah bunga turun

Guntur yakin penerbitan obligasi korporasi akan makin marak, terutama pada semester ke dua 2009. Alasannya, BI Rate yang kini telah 8,25 % masih bisa turun lagi.
Head of Debt Capital Market BNI Securities Sukartono mengatakan, tren suku bunga yang menurun ini membuat korporasi punya kesempatan mendapatkan pembiayaan dengan lebih murah. "Apalagi kalau emiten blue chips," timpal Sukartono.

Selain itu, emiten cenderung memilih menerbitkan obligasi untuk mencari pendanaan, ketimbang memakai instrumen lainnya. Apalagi, saat ini masih banyak perusahaan yang kesulitan mencari pinjaman dari perbankan.

Padahal, banyak obligasi perusahaan yang akan jatuh tempo tahun ini. "Nilai obligasi yang jatuh tempo tahun ini sebesar Rp 10 triliun sampai Rp 11 triliun," papar Presiden Direktur Fitch Ratings Indonesia Baradita Katoppo.

Tapi, Baradita enggan berspekulasi apakah pasar bakal menyerap obligasi tersebut. Menurutnya, minat pasar akan tergantung pada imbal hasil alias yield yang ditawarkan penerbit obligasi. Selain itu, investor tentu akan melihat tingkat risiko obligasi tersebut, serta kemampuan emiten memenuhi ongkos pendanaan untuk membayar imbal hasil.

Tapi, Sukartono cukup yakin penyerapan obligasi di pasar akan membaik. Maklum saja, ada indikasi saat ini di pasar terjadi kelebihan likuiditas. Ia mencontohkan hasil penerbitan sukuk ritel yang permintaannya berlebih.

Sukartono pun menilai, target penerbitan obligasi korporasi tahun ini versi BEI yang sebesar Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun masih bisa tercapai. "Siapa tahu nanti pertengahan tahun banyak yang menerbitkan," imbuhnya.

Fitri Nur Arifenie, Wahyu Tri Rahmawati

Tidak ada komentar: