3.09.2009

Laba Singtel Turun Akibat Pendapatan Telkomsel Turun

KONTAN, Investasi, 11 Februari 2009

JAKARTA. Perusahaan telekomunikasi terbesar di Asia, Singapore Telecommunications Ltd membukukan laba terendah dalam 3,5 tahun terakhir. Perusahaan yang populer dengan sebutan Singtel ini menyatakan, laba mereka turun karena pendapatan Telkomsel, anak usahanya di Indonesia turun.

Telkomsel adalah perusahaan patungan Singtel dan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk (TLKM). Telkom memiliki 65% saham Telkomsel, dan sebanyak 35% milik Singtel.
Kontribusi Telkomsel pada kinerja Singtel merosot karena penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, serta penurunan tarif telepon Telkomsel. Menurut Singtel, kontribusi Telkomsel terhadap laba Singtel turun 51% menjadi hanya S$ 110 juta.
Alhasil, laba bersih Singtel di kuartal empat susut 16% jadi S$ 799 juta (setara US$ 533 juta). Di periode yang sama 2007, laba bersih Singtel mencapai S$ 952 juta. Penjualan 2008 juga susut 3,2% menjadi cuma S$ 3,7 miliar.

Secara umum, keuntungan dari bisnis Singtel di luar negeri merosot 25%. Penurunan terbesar berasal dari penurunan setoran laba Telkomsel. "Kami telah melihat perlambatan ekonomi global berimbas kepada bisnis kami," tutur Chief Executive Officer Chua Sock Koong kepada Bloomberg, kemarin.

Jika klaim Singtel benar, bisa jadi kinerja Telkom akan terpengaruh. Sebab selama ini, Telkomsel menyumbang lebih dari 70% pendapatan Telkom. Sebagai contoh, per September 2008, laba bersih TLKM jadi Rp 8,9 triliun, turun 9,16% dari periode sama 2007.

Penurunan laba bersih TLKM tak lepas dari penurunan laba bersih Telkomsel. Per kuartal ketiga 2008, laba bersih Telkomsel tercatat Rp 9,08 triliun, turun 7% ketimbang periode sama 2007.

Namun ketika KONTAN mengonfirmasi kabar tersebut, Manajer Komunikasi Korporat Telkomsel Suryo Hadiyanto membantah pendapatan Telkomsel pada 2008 turun. Suryo malah bilang kinerja Telkomsel sangat baik, bahkan pertumbuhannya di atas rata-rata industri.

Cuma, Suryo tutup mulut rapat-rapat soal pendapatannya. "Masih diaudit, lagipula yang akan mengeluarkan laporan keuangan adalah Telkom, induk usaha Telkomsel," elak Suryo.
Catatan saja, Singtel beroperasi di tujuh negara di luar Singapura. Saat ini, laba bersih perusahaan yang masih terafiliasi Singtel di Asia longsor 24% menjadi US$ 374 juta. Artinya, penurunan sudah terjadi selama tiga kuartal berturut-turut.

Selama ini, Australia jadi pasar terbesar Singtel. Tapi, pendapatan Singtel di Australia sudah tergerus. Pada kuartal tiga 2008, laba bersih Singtel Optus, anak usaha Singtel di Australia, bertahan di A$ 143 juta. Tapi, penjualannya naik 10% menjadi A$ 2,2 miliar. "Ini masa yang sulit bagi Singtel," kata Theo Maas, Manajer Investasi dari Fortis Investment di Sidney.

Fitri Nur Arifenie

Tidak ada komentar: