7.03.2009

Pemerintah Getol Menukar Utang dengan Konservasi (Pemerintah melakukan pengalihan utang luar negeri ke proyek kehutanan)

KONTAN, Nasional, 01 Juli 2009

JAKARTA. Pemerintah terus mengerahkan berbagai cara untuk memangkas utang. Salah satunya, melalui pengalihan utang pada berbagai proyek di Indonesia alias debt swap. Yang terbaru, Pemerintah sedang negosiasi dengan sejumlah negara kreditur agar mengalihkan utang untuk menjalankan proyek-proyek kehutanan, terutama konservasi alam (debt for nature).

Salah satunya, Pemerintah sedang berusaha menghapus utang dari Pemerintah Jerman senilai € 20 juta atau sekitar Rp 287 miliar (kurs Rp 14.350 per euro).
Mahendra Siregar, Deputi Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Kerjasama Internasional berharap, proses negosiasi ini bisa selesai akhir 2009. "Sekarang masih dibahas kawasan mana yang akan dikonservasi. Program ini bertujuan melindungi spesies langka," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (30/6).

Pemerintah juga bernegosiasi dengan Australia. Nilai total utang yang akan ditukar dengan proyek konservasi hutan mencapai AU$ 75 juta atau sekitar Rp 622,5 miliar (Rp 8.300 per dolar Australia). Mahendra pun berharap, debt swap dengan Negeri Kanguru ini beres tahun ini juga.

Selain Australia dan Jerman, Indonesia juga menegosiasi kan penukaran utang dengan Pemerintah Italia. Pemerintah RI berutang pada negara itu saat proses rekonsiliasi Aceh dan Nias pasca-tsunami.

Nah, utang ini bakal dialihkan untuk proyek pelestarian kehutanan. Tapi, Mahendra mengaku tak ingat jumlahnya. "Negosiasi debt swap masih menunggu rekonsiliasi Aceh dan Nias selesai," kata dia.

Pemerintah memang tengah getol melakukan penukaran utang dengan proyek konservasi kehutanan. Sebelumnya, Pemerintah Indonesia juga meneken debt for nature di sektor kehutanan senilai € 70 juta bersama Pemerintah Jerman. Utang sebesar itu kemudian dialihkan buat membangun Kawasan Taman Nasional Barisan Selatan dan Taman Nasional Leuser.

Tak mengurangi APBN

Usaha Pemerintah tak berhenti sampai di situ. Kemarin, Pemerintah juga meneken debt swap dengan Pemerintah Amerika Serikat senilai US$ 29,91 juta atau sekitar Rp 305,1 miliar (kurs Rp 10.200 per US$). Sebenarnya, utang pokok Pemerintah kepada Negeri Paman Sam ini cuma US$ 26,1 juta. Tapi, jumlahnya kemudian membengkak akibat akumulasi bunga selama delapan tahun.

Pemerintah kedua negara sepakat menukarkan utang tersebut dengan proyek konservasi hutan seluas tujuh juta hektare di Sumatra.

Menurut Menteri Kehutanan Malam Sambat Kaban, berdasarkan kesepakatan awal, pembayaran utang dari Pemerintah Indonesia akan ditransfer dalam rekening trust fund yang dikelola HSBC. Nah, dana ini nantinya akan dipakai buat mendanai konservasi tersebut hutan tersebut.

Kendati program debt swap untuk konservasi alam, Sekretaris Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan Haryadi Himawan memastikan lembaganya tidak akan menghilangkan jatah konservasi dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2009. Dephut bahkan akan menggabungkan dana dari debt swap dengan dana APBN.
Menurut Haryadi, Indonesia masih memiliki banyak potensi taman nasional yang bisa ditukar dengan program penghapusan utang.

Dephut mencatat, jumlah hutan nasional mencapai 23,8 juta hektare. Selain di Sumatra, taman nasional yang memerlukan dana konservasi juga tersebar di Kalimantan.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto mengklaim, skema debt swap bisa menguntungkan Pemerintah Indonesia. Sebab, selain mendapatkan penghapusan utang, Indonesia juga bisa melakukan konservasi alam. "Kita terus membuka setiap negara yang ingin menawarkan program debt swap," terang Rahmat.

Tidak ada komentar: