5.15.2009

Gustavo Cisneros, Masa Membangun Kerajaan Bisnis Media (3)

KONTAN, INVESTASI, FENOMENA

FITRI NUR ARIFENIE

Gustavo Cisneros berambisi menguasai pasar televisi Amerika Latin. Guna mewujudkan impiannya, ia gencar melakukan berbagai akuisisi. Bahkan, ia rela menjual sebagian bisnis supermarket dan perusahaannya yang lain sebagai penambah modal ekspansinya. Selain berbisnis, Cisneros juga berhubungan baik dengan Presiden Venezuela, Carlos Perez. Namun, hubungan ini menjadi bumerang ketika ekonomi Venezuela babak belur terkena hantaman krisis.

PADA era 1980-an, Gustavo mulai mengembangkan kembali bisnis media. Ia membentuk Rodven Group of Companies yang bergerak dalam bidang industri manufaktur video dan kaset.

Hasilnya, Rodven mulai memasuki pasar Amerika Serikat dan mengakuisisi 50% saham Top-Hits, salah satu produser musik berbahasa Spanyol pada tahun 1987. Berbarengan dengan ekspansi Rodven, siaran program-program televisi Venevision milik Gustavo juga menjangkau Amerika Serikat.

Di Venezuela, Gustavo juga membeli Cinemakit, sebuah perusahaan televisi dan film pada tahun 1985. Rangkaian akuisisinya terus bergulir. Tiga tahun kemudian, ia membeli produsen audiovisual Videomovil Color CA.

Selain menggeber bisnis media, Gustavo juga merambah bisnis fast food. Ia memperoleh hak eksklusif mengoperasikan Burger King dan Pizza Hut di seluruh Venezuela pada tahun 1980-an.

Namun memasuki tahun 1990-an, Cisneros lebih memperkuat lini bisnis medianya. Gustavo pun menjual sejumlah asetnya, misalnya supermarket, restoran makanan cepat saji, produsen produk bayi, alat-alat olahraga, dan es krim, agar bisa berkonsentrasi pada bisnis media.

Dari penjualan itu, ia memperoleh banyak dana untuk mengembangkan Venevision yang kemudian menjadi jaringan televisi ternama di Venezuela. Gustavo juga memiliki Venevision Internasional yang mendistribusikan program televisi di seluruh dunia. Salah satu produknya yang paling laris adalah telenovela. Dengan keberhasilan tersebut, Cisneros berambisi menguasai seluruh pasar televisi Amerika Latin.

Guna mewujudkan ambisinya, dia menggandeng seorang temannya, Emilio Azcarraga, salah seorang pemilik stasiun televisi Meksiko. Mereka berkongsi mendirikan perusahaan televisi Univision di Amerika Serikat pada tahun 1992. Gustavo menjadi pemegang saham terbesar Univision. Mereka bahu membahu membesarkan Univision di Amerika Serikat.

Univison merupakan jaringan televisi bagi kaum Hispanik di seluruh Amerika. Stasiun televisi tersebut menyiarkan aneka tayangan, dari sajian drama telenovela hingga siaran berita dari Venezuela dan Meksiko. Kini, Univision adalah jaringan televisi Amerika Latin terbesar di dunia.

Tak banyak ekspansi di luar bisnis selama era 1980-1990. Paling-paling, dia merambah bisnis properti di London Inggris. Gustavo membeli empat are lahan di Paternoster Square dan membangun kawasan bisnis.

Di luar urusan bisnis, Gustavo Cisneros dan adiknya, Ricardo Cisneros, menjalin hubungan akrab dengan para politisi dunia. Mereka sering menjamu Presiden Venezuela, Carlos Andres Perez.

Namun, situasi menjadi rumit ketika ekonomi Venezuela terpukul dan memicu krisis. Pada 1989, misalnya, para demonstran memprotes kebijakan pemerintah dan menjarah Cada Supermarket milik Gustavo. Ini terjadi karena demonstran menuduh Gustavo sebagai antek Perez. Tuduhan tersebut bukan tanpa dasar. Apalagi, ketika terjadi upaya kudeta pada 1992, Presiden Perez malah berlindung di studio televisi Venevision di Caracas.

Pada awal 1994, Banco Latino, bank terbesar kedua Venezuela kolaps. Sang adik, Ricardo Cisneros, kebetulan menjabat sebagai direktur bank itu. Ricardo pun dituduh terlibat skandal yang menyebabkan kejatuhan bank itu. Pukulan lainnya, Perez menjadi tahanan rumah selama dua tahun dengan tuduhan korupsi.

Di tengah hantaman berbagai skandal itu, Gustavo bertahan. Ia tetap menjalankan bisnis keluarganya dari Caracas. Agar bertahan, Gustavo memilih berfokus pada tiga sektor: ritel, media, dan minuman ringan. (Bersambung)

Tidak ada komentar: