6.17.2008

Glasnot dan Parestroika


Secara etimologi Perestroika berasal dari akar kata kerja “Stroit“ ( membangun / mendirikan) yang mengalami pembendaan menjadi “Stroika“ ( bangunan/ struktur) dan awalan “Pere” yang artinya “re-“ atau kembali. Dengan demikian secara harfiah perestroika berarti restrukturisasi. Perestroika adalah sebuah restrukturisasi untuk mengantisipasi proses stagnasi ( zastoy ) dan kelumpujan total dengan meciptakan mekanisme percepatan ( uskoroine ) yang efektif bertumpu pada kinerja dan karya nyata masyarakat pada perkembangan demokrasi dan perluasan keterbukaan.

Pada gilirannya Perestroika menjadi istilah asli Rusia sebagai ganti kata asing yang juga lazim digunakan seperti Reformatsiya ( gerakan reformasi eropa ) atau reforma ( reformasi ). Dipakainya istilah perestroika untuk memberikan penekanan khusus pada reformasi ala Rusia di satu sisi dan untuk membedakannya dengan berbagai reformasi yang dilakukan pada masa-masa sebelumnya.

Pada dasarnya Perestroika adalah proses yang ditujukan untuk memperbaiki dan memperbarui struktur pemerintahan dan masyarakat Soviet yang pada akhirnya ditujukan untuk memperkuat system sosialisme. Tujuan akhir dari langkah reformis ini adalah untuk memperbaiki masyarakat secara politik, ekonomi, dan moral. Sedangkan Glasnot ( keterbukaan ) berasal dari kata “ golos “ yang artinya suara. Hal ini mengisyaratkan bahwa pembungkaman yang tersistemasi selama beberapa dasawarsa terakhir telah mengakibatkan tidak terakomodasinya partisipasi public dalam proses kehidupan politik dan social. Keterbukaan memperbolehkan suara yang selama ini dibatasi dan dibungkam untuk muncul ke permukaan. Secara umun dampak kebijakan Glasnot dan perestroika dapat dikelompokkan menjadi :

v Bidang Ekonomi

Pada bidang ekonomi, pemerintah melakukan perluasan independensi perusahaan-perusahaan negara serta memperkuat perkembangan sector koperasi. Pemangkasan system birokrasi untuk meningkatkan hasil produksi. Pada siding pleno komite sentral tahun 1987 diungkapkan reformasi ekonomi secara radikal yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi kerja, tingkat hidup masyarakat dan peningkatan produksi yang menjadi kebutuhan rakyat dan penjaminan keadaan kaum pekerja sebagai tuan dalam proses produksi dan masyarakat.

Sejak musim panas tahun 1990 pemerintah memperbolehkan system kepemilikan pribadi yang mana sebelumnya hal ini dilarang dan privatisasi. Sehingga dimulailah apa yang kemudian dikenal dengan “Ekonomi Pasar“ di mana salah satu program yang cukup terkenal “program 500 hari “. Program ini adalah upaya untuk menuju “ ekonomi pasar” dalam waktu 500hari dengan cara memindahkan perusahaan perdagangan dan industri (milik negara) kepada pemilikan pribadi yang diikuti dengan perubahan kebijakan keuangan, pengenalan harga bebas (ditentukan oleh pasar). Namun, sayangnya langkah tersebut justru menimbulkan berbagai gejala social seperi meningkatnya pemogokan dan kriminalitas. Hal ini dikarenakan Rusia sedang ada dalam masa transisi yakni menuju demokrasi.

Meskipun program 500 hari itu tidak berhasil tetapi system perekonomian yang baru ini lebih memberikan pilihan dan alternative yang baik daripada system sebelumnya yang desentralistik, karena pihak swasta di beri kesempatan untuk berkemabng. System perekonomian baru yang menganut system kompetisi pasar telah meningkatkan efisiensi produk dari Rusia. Pada akhirnya nanti, system ini akan memunculkan suatu suatu bentuk tatanan yang baru, meskipun lambat tetapi system ini dapat meningkatkan perekonomian Rusia. Contoh : para pengusaha kecil telah menyumbangkan 12 % dari pendapatan domestic rusia (GDP).

v Bidang Budaya

Pertengahan tahun 1980-an merupakan awal tahapan baru perkemabngan masyarakat Uni Soviet yang didasarkan pada pembaharuan seluruh bidang kehidupan. Perubahan revolutif yang dimulai sejak April 1985 dalam seluruh kehidupan masyarakat telah menciptakan kondisi baru bagi perkembangan budaya baik bagi masyarakat secara umum maupun individu secara terpisah. Terciptalah iklim baru yang menyentuh bidang budaya.

Glasnost telah membawa perunahan yang berarti nagi kehidupan intelektual dan perkemabngan ilmu pengetahuan, seni dan budaya. Dihapuskannya sensorship terhadap pers yang bersifat ideologis yang selama ini mengekang kebebasan berpikir dan berekspresi. Masyarakat pada akhirnya diperbolehkan memikirkan ulang proses sejarah nagsa yang selama ini didominasi oleh satu pendapat dominan yang berujung pada selera elite partai. Dengan dibukanya arsip yang sebelumnya dirahasiakan, sejarah hitam yang menyelimuti proses kelahiran dan perjalanan Uni Soviet menjadi terungkap. Data-data tentang korban perang saudara, perang dunia II dan beberapa jumlah tahanan yang mendekam di Gulag masa Stalin, merupakan contoh kecil mengenai hal-hal yang selama ini disengaja ditutupi dan dilupakan.

Tradisi kesusastraan Rusia menempati posisi terhormat dan memberikan sumbangan besar tak hanya bagi kebudayaan Rusia tetapi juga pada perkembangan sastra dunia,dengan runtuhnya rezim Uni Soviet membewa dampak pada hubungan yang harmonis antara pemerintah dengan karya sastra. Hilangnya dikte penguasa terhadap karya sastra di satu sisi disertai hilangnya pemesan tunggal yang pasti, membawa karya kepada kebebasan penuh dan terkadang dihadapkan pada permintaan dan selera pasar.

Kehidupan spiritual keagamaan merupakan salah satu yang tersentuh angina keterbukaan yang dihembuskan Glasnot dan Perestroika. Dimulailah berbagai restorasi tempat-tempat beribadah dan tempat-tempat suci agama. Pada tahun 1988 bahkan diadakan peringatan secara besar-besaran 1000 tahun diadopsinya Kristen ortodoks ke Rusia. Budaya gereja Ortodoks, ritual-ritual dan perayaan hari besar keagamaan dikembalikan pada kehidupan masyarakat.

Selain kebeasan menjalankan aktivitas ritual. Kehidupan kegamaan juga didorong dengan diperbolehkannya kegiatan politik para kelompok-kelompok beragama. Dari tahun 1990 hingga 1998 tercatat peningkatan signifikan jumlah organisasi massa yang berbasis agama. Keberadaan organisasi ini mendorong upaya pengenalan kembali agama dalam kehidupan masyarakat Rusia. Uapya ini membawa dampak positif bagi revitalisasi beragama di Rusia.

v Bidang Politik

Perestroika tidak mungkin terwujud tanpa demokratisasi masyarakat dan perkembangan perikehidupan social. Perestroika yang terdiri dari serangkaian reformasi serius semua system pengendalian, dimaksudkan untuk merombak semua system yang telah terbentuk yang telah terbentuk sejak tahun 30-an dan 70-an yang tidak memberikan yang tidak memberikan ruang gerak bagi inisiatif pribadi. Glasnost memungkinkan masyarakat mengetahui tidak hanya sisi baik, tetapi juga sisi buruk masyarakat Soviet semenjakl revolusi Bolshevik yang diharapkan membawa mereka kepada masyarakat sosialis dan komunis yang dicita-citakan.

Langkah pembaharuan dilakukan juga pada struktur politik negara. Pada Desember 1988 Dewan Tertinggi Uni Soviet memasukkan amandemen Konstitusi untuk upaya reformasi system politik. Beberapa perubahan pokok menyangkut: prosedur pemilihan umum yang baru, Sidang Deputat (Wakil) Rakyat sebagai lembaga tertinggi negara dan Dewan Tinggi sebagai organ pelaksana tetap yang terdiri dari 2 kamar.

Begitu angin keterbukaan dihembuskan, aspirasi politik yang biasanya hanya boleh disalurkan lewat partai komunis, kini boleh disuarakan oleh keuatan politik lain. Tercatat sejak tahun 1989 hingga 1993 muncul sedikitnya 36 partai politik dan organisasi massa yang siap menjadi corong aspirasi masyarakat Rusia. Dalam system pemerintahan Rusia pasca pemerintahan Uni Soviet adalah sebuah negara yang berbentuk federasi yaitu terdiri daro 89 subjek federasi. Kekuasaan pemerintahan da;am lingkup negara dipegang oleh Presiden, Dewan Federasi, Pemerintah dan Kehakiman. Sedangkan dalam ruang lingkup subjek Federasi Rusia adalah oleh organ kekuasaan setempat.

Sebelum tahun 1989 badan legislatif tertinggi Uni Sovyet disebut Sovyet Tertinggi. Sovyet artinya majelis, jadi Sovyet Tertinggi berarti Majelis Tertinggi. Untuk melaksanakan tugas pada saat Sovyet Tertinggi tidak bersidang dipilih satu presidium yang terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua satu dan 15 wakil ketua dari 15 republik Sovyet, ditambah sejumlah anggota dan seorang sekretaris. Ketua Presidium inilah yang sering disebut sebagai presiden Uni Sovyet. Untuk menjalankan tugas eksekutif, Sovyet Tertinggi mengangkat sebuah Dewan Menteri atau kabinet yang beranggota sekitar 80 orang, yang dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Walaupun resminya Sovyet Tertinggi merupakan pemegang wewenang tertinggi di Uni Sovyet, namun dalam praktek, yang lebih berkuasa adalah Polit Biro dan Komite Sentral Partai Komunis. Komite Sentral bersidang sebelum sidang Sovyet Tertinggi, dan disinilah diolah segala perundang-undangan serta calon-calon yang akan menempati kedudukan kedudukan penting. Pada saat Sovyet Tertinggi bersidang para anggotanya hanya tinggal menyetujui saja dengan suara bulat rancangan yang sudah disiapkan komite sentral partai itu. Jadi walaupun resminya keputusan diambil Sovyet Tertinggi namun badan itu sebenarnya hanya tukang stempel. Begitupun dalam hal pemilihan pejabat-pejabat penting. Untuk mengendalikan kebijaksanaan negara, Komite Sentral Partai Komunis mengangkat sebuah Polit Biro yang beranggota antara 10 dan 12 orang ditambah sejumlah anggota kandidat, yang umumnya memegang posisi-posisi penting seperti kepala dinas rahasia KGB dan menteri pertahanan. Polit Biro yang dipimpin sekretaris jenderal partai melakukan pertemuan sekali seminggu, dan apa yang dibicarakan jarang diketahui umum.

Pada tahun 1989, dalam semangat glasnost dan perestroika, sistem ketatanegaraan Sovyet mengalami perombakan. Pemilihan umum dengan multi-calon diselenggarakan untuk memilih Kongres Wakil-Wakil Rakyat yang beranggota 2250 orang. Sepertiga dipilih oleh Partai Komunis dan berbagai organisasi kemasyarakatan lain, sepertiga lainnya dipilih langsung oleh rakyat melalui sistem distrik, dan sepertiga lagi dipilih oleh berbagai republik yang tergabung dalam Uni Sovyet. Hasilnya mengejutkan. Calon-calon non-komunis terpilih dimana-mana. Kongres Wakil-Wakil Rakyat bersidang memilih anggota Sovyet Tertinggi yang terdiri dari dua dewan. Di Sovyet Tertinggi yang baru keputusan tidak lagi diambil dengan suara bulat melainkan dengan pemungutan suara.

v Pers

Tamatnya pemerintahan komunis di USSR yang diikuti dengan pecahnya Uni Sovyet telah mendatangkan kehancuran dan penyusunan kembali hampir semua elemen dasar yang ada di negara tersbut. Sebagian dari proses itu disumbangkan oleh mass media, yang membawa kejatuhan dari sistem pers dan penyiaran yang lama. Glasnot, yang aslinya merupakan kebijakan resmi Partai Komunis, menurut konsepnya, seharusnya diarahkan untuk membuka diskusi kritis mengenai masa lalu negeri tersebut dan mengenai cara-cara untuk memperbaiki sosialisme di USSR,telah mematahkan belenggu sensor dan berkembang melewati semua batasan-batasan yang ada dan mengarah kepada kemerdekaan berbicara dan kemerdekaan pers. Perestroika , bertujuan untuk menyusun kembali ekonomi dan masyarakat Soviet yang berlangsung antara 1985 dan 1991, telah menciptakan lingkungan- lingkungan material yang baru menciptakan fondasi untuk perkembangan pers dan penyiaran.

Tahun 1992 sampai 1994 merupakan masa yang paling tak stabil bagi Rusia, yang akan membuat setiap penelitian terancam menjadi basi Sampai akhir-akhir ini, media masa Soviet tidak mempunyai dasar hukum. Aktivitas mereka di atur oleh keputusan yang dibuat oleh badan-badan dan fungsinalis Partai Komunis. Surat keputusan tersebut mengenalkan "cara-cara sementara dan luar biasa untuk menghentikan aliran kotoran dan fitnah" dan tak pernah dicabut selama tujuh dasa warga pemerintahan Soviet. "Kebebasan penuh dalam batasan tanggung jawab di depan pengadilan" yang dijanjikan dalam teksnya, yang akan direalisir oleh "perundangan yang luas dan progresif" muncul melalui Undang-undang Pers dan Media lain di USSR (1 Agustus 1990) dan Undang-undang Federasi Rusia mengenai Media Masa (8 Februari, 1992). Kebebasan informasi masa dalam hukum Rusia bersifat tak terbatas (kecuali dengan legilasi) untuk mencari, mendapatkan dan membuat serta menyebarkan informasi; kebebasan untuk mendirikan outlet media masa dan memilikinya, menggunakannya serta mengaturnya; dan kebebasan untuk mempersiapkan,memperoleh dan mengoperasikan peralatan dan perlengkapan teknis, bahan-bahan mentah serta materi yang diperuntukkan bagi produksi dan distribusi produk-produk media masa.

Sampai sekitar 1990, koran-koran di USSR mempunyai struktur piramida yang stabil. Di puncaknya bertengger "pers pusat": berlokasi di Moskow, koran atau majalah yang mempunyai distribusi nasional yang menampilkan kebijakan resmi Partai Komunis, pemerintah, dan berbagai badan pusat, baik milik negara atau milik masyarakat. Meskipun jumlah perusahaan pers pusat ini hanya 3% dari jumlah perusahaan koran, akan tetapi sirkulasinya sebesar 73% dati keseluruhan sirkulasi media masa di Uni Sovyet. Meskipun tidak ada hubungan antara publikasi-publikasi lokal dengan publikasi-publikasi pusat, akan tetapi jalur komando antara badan-badan yang mengaturnya seakan-akan menggambarkan hubungan seperti antara tuan dan budaknya. Meskipun puncak piramida mempunyai jumlah koran majalah yang sedikit, penerbitan nasional ini merupakan penerbitan yang paling populer di pedalaman. Koran-koran ini isinya hampir sama, seringkali pula dengan opini editorial yang sama yang bukan cuma menjelaskan pandangan partai mengenai isu-isu politik tertentu akan tetapi juga bertindak, dalam tradisi Leninis yang terbaik, sebagai "kolektif propagandis, kolektif agitator dan

kolektif organisatoris". Majalah mempunyai kebebasan sebagai "press kelas dua", karenanya mereka dapat membuat variasi gaya dan rasio propaganda mereka dalam bentuk cerita-cerita, hiburan. Dari tahun 1986 sampai 1988 Mikhael Gorbachev menanamkan orang-orang yang secara politis setia kepadanya sebagai editor-editor disurat kabar besar, sehingga peran pers pusat menjadi penting untuk meningkatkan reformasinya.

Sebagaimana yang bisa dibaca di mana-mana penerbitan nasional dapat dipakai untuk berhubungan dengan masyarakat tanpa harus melewati hambatan oposisi. Kolom surat-surat pada redaksi mereka menjadi jalan yang siap untuk menampung partisipasi mereka dalam Perestroika . Prestise dan kebebasan yang diberikan oleh Kremlin pada para jurnalis membuat mereka ini menjadi sekutu alami. Tiba-tiba datang kejadian yang tidak diharapkan oleh para birokrat. Undang- undang mengenai Pers dan Media Masa lain dari USSR mengharuskan semua penerbitan di daftarkan secara resmi dengan badan-badan negara. Pada dasarnya, prosedur ini memberi kesempatan bagi star redaksi untuk mencari dan mendaftarkan "pendiri" yang mungkin berbeda dari majikan lama mereka, atau bahkan mungkin mendaftarkan koran-koran itu atas nama mereka sendiri. Tindakan ini menciptakan ancaman nyata pertama kali atas piramida tersebut dengan cara memisahkan outlet- outlet yang baru bebas dari garis komando yang lama. Pada saat yang bersamaan, para redaktur yang berani dan orang-orang kaya baru mulai mengisi kekosongan kekosongan ini.

Tahun 1989 dan 1990 merupakan puncak popularitas bagi media masa pada tahun-tahun setelah Perestroika dimulai. Saat itu merupakan saat masyarakat

mempunyai harapan-harapan politik tertinggi: saat Kongres Pembantu-pembantu Rakyat diamati langsung di televisi dan didengarkan di radio dengan perhatian yang begitu tinggi sehingga penurunan tajam angka-angka produksi industri dicatat selama hari-hari tersebut. Dapat dikatakan itulah masa "keracunan" dengan Glasnost. Tiga tahun berikutnya terlihat pertumbuhan ketidak percayaan media terhadap kemunduran apatisme politik umum dan krisis ekonomi yang serius Faktor terakhir ini menyebabkan keluarga tradisional untuk mengurangi langganan penerbitan mereka dari lima atau enam menjadi hanya satu penerbitan saja. Media tidak lagi dipandang oleh masyarakat sebagai sumber bantuan dan harapan atau sarana untuk mengutarakan pendapat mereka. Pada tahun 1988 mulai ada kecenderungan untuk lebih menyukai pers lokal dibandingkan dengan pers pusat.

Pers di USSR dimiliki oleh Soviets, aparat negara, dan organisasi umum (semuanya dikendalikan oleh Partai Komunis), atau langsung oleh partai, atau oleh kombinasi dari ketiganya. Dengan tumbangnya penguasa komunis, Soviet dan lembaga-lembaga negara menjadi pemilik utama, terutama pada tingkatan lokal. Pada tahun 1993 ada sebanyak 200 koran partai, 12 diantaranya diterbitkan di Moskow dan 18 di St. Petersburg. Kebanyakan partai-partai tersebut berhasil. menerbitkan hanya beberapa edisi dari koran atau buletin mereka sebelum kemudian rontok. Evaluasi kasar dari struktur kepernilikan pers Rusia menunjukkan bahwa 29% koran nasional dimiliki pemerintah federal, 30% menjadi milik organisasi publik dan partai, dan 41 % milik swasta; 21 % koran regional yang dimiliki pemerintah federal sementara 22% dimiliki swasta; sedangkan pers tingkat kota, 85% dimiliki olehpemerintah kota sedang sisanya dimiliki oleh swasta atau umum. Dari semua koranyang tercatat di Rusia pada tahun 1993, 57,1% merupakan milik pribadi, 23,1% milik negara (5.8% milik pemerintah kota), dan19,8% milik organisasi umum dan partai politik (Bekker & Gurevich, 1993).

Finansial dari pers terhadap negara memberikan dasar yang penting untuk mempertanyakan independensi media, obyektifitas dan keseimbangan pelaporan. Di sisi lain, beberapa pihak mengatakan bahwa pers dan penyiaran, apabila diperhatikan, bukan hanya berupa alat politis atau usaha komersial saja akan tetapi juga merupakan lembaga yang memberikan keuntungan kultural dan pendidikan bagi masyarakat yang harus menikmati perlindungan dari negara. Idealnya prioritas bantuan diberikan pada surat kabar-surat kabar yang ditujukan untuk anak-anak dan pemuda, orang cacat, kelompok minoritas dan majalah-majalah sastra dankebudayaan. Bersamaan dengan itu, berdasarkan keputusan-keputusan terpisah dari pemerintah, donasi yang besar diberikan kepada koran-koran dengan sirkulasi besar yang bekerja untuk apa yang dinamakan "ruang informasi bersama" di bekas Uni Sovyet, seperti Trud dan Komsomolskaya pravda.

Tidak ada komentar: